Kisah Istana Binarong yang Kini Hilang Tak Berbekas di Cirebon, Dulu Jadi Bangunan Termegah dengan Pilar Cantik
Dulunya Istana Binarong memiliki desain yang megah, dengan pilar-pilar yang cantik. Sayangnya bangunan itu kini sudah hilang tak berbekas.
Dulunya Istana Binarong memiliki desain yang megah, dengan pilar-pilar yang cantik. Sayangnya bangunan itu kini sudah hilang tak berbekas.
Kisah Istana Binarong yang Kini Hilang Tak Berbekas di Cirebon, Dulu Jadi Bangunan Termegah dengan Pilar Cantik
Siapa sangka jika di masa silam Cirebon merupakan wilayah yang telah maju.
Ini dibuktikan lewat berdirinya sebuah bangunan megah bernama Istana Binarong yang dulu merupakan gedung termegah di sana.
Bentuknya melebar dan memiliki satu menara di atapnya. Pilar-pilarnya juga indah, dengan pintu dan jendela yang menjulang khas awal abad ke-20.
Rumah juga dipercantik dengan adanya taman beraneka tumbuhan hijau.
-
Apa yang dilakukan Sunan Kalijaga di Cirebon? Ketika itu dirinya menjadikan Cirebon sebagai pusat ajaran Islam dan dijalankan bersama Sunan Gunung Jati. Di sini, ia bersama Sunan Gunung Jati mengenalkan cara berdakwah melalui kesenian yang ketika itu digandrungi masyarakat.
-
Kapan Gedung Balai Kota Cirebon dibangun? Mengutip laman Kemdikbud, peletakan pertama pondasi bangunan ini dilakukan pada 1926.
-
Siapa yang memimpin pasukan kerajaan Pajajaran untuk menyelidiki Cirebon? Pasukan ini dipimpin oleh Tumenggung Jagabayan untuk menyelidiki mengapa Cirebon sudah tak mengirim upeti dan melantik Syarif Hidayatullah secara sepihak.
-
Kapan Sunan Kalijaga mendirikan petilasan di Cirebon? Di masa silam Sunan Kalijaga pernah aktif berdakwah di Cirebon dan meninggalkan petilasan sekitar 1 kilometer dari terminal Harjamukti.
-
Bagaimana kesenian Tayuban Cirebon dipertunjukkan? Pertunjukkan Tayuban Dalam pementasannya, kesenian ini dilakukan oleh seorang penari yang disebut ronggeng dan diiringi pemusik karawitan seperti kendang, goong, kenong, gamelan, kecrek dan suling. Musiknya cenderung dinamis, namun didominasi tempo lambat. Penarinya juga menggunakan selendang yang akan diberikan kepada tamu yang disambut untuk ikut menari.
-
Kapan Istana Siak Sri Indrapura dibangun? Mengutip dari beberapa sumber, tempat kediaman resmi Sultan Siak itu dulunya dibangun pada tahun 1889 saat pemerintahan dipegang oleh Sultan Assayaidis Syarief Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin yang menjadi Sultan ke-11.
Namun, istana tersebut kini telah hilang tak berbekas.
Area tersebut belakangan berubah menjadi kawasan semak belukar, serta tidak menampakkan bahwa di sana pernah berdiri sebuah bangunan megah.
Tempat yang diduga sebagai bekas berdirinya istana saat ini juga dimanfaatkan warga sebagai area kebun.
Kira-kira bagaimana kisah Istana Binarong di masa silam? Yuk ikuti ceritanya berikut ini.
Foto: Cirebon History
Diduga Dibangun Tahun 1800-an
Mengutip laman Cirebon History, bangunan tersebut rupanya milik seorang Tionghoa yang punya pengaruh luar biasa di Cirebon.
Tionghoa yang bernama Tan Tjin Kie itu, dulunya seorang saudagar serta kalangan militer yang memiliki karir cemerlang.
Sejak 1800-an, ia mengembangkan sejumlah usaha termasuk pabrik gula Leuwi Gadjah atau Luwung Gadjah yang terletak di Kecamatan Jatiseeng, Ciledug, Cirebon.
Kala itu, usaha gula tengah digenjot oleh pemerintah kolonial Belanda, sehingga usahanya manufakturingnya ini terbilang maju dan mampu menghasilkan pundi-pundi kekayaan bagi Tan Tjin Kie beserta keluarganya.
Dari sana, ia memiliki banyak rumah besar, salah satunya Istana Binarong yang juga terletak di wilayah Ciledug dengan arsitektur modern pada saat itu.
- Bikin Heboh Sekecamatan, Pria Miskin Ini Punya Istri Dua Hidup Satu Atap di Rumah Sederhana
- Kesaksian Kuli Bangunan di Malam Pembunuhan Vina Cirebon, Pegi Setiawan Makan Sate dan Tidur di Bedeng Proyek
- Terang Benderang, Ini Pengakuan Para Tukang Bangunan Teman Pegi Setiawan Terkait Kasus Vina Cirebon
- Kisah Gereja Tua Kaliceret, Bangunan Kayu Tanpa Paku yang Telah Berusia Ratusan Tahun
Sang Pendiri Punya Kepedulian Sosial Tinggi
Kala itu, sang pemilik rumah juga disebut memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kemanusiaan.
Penghasilannya tak serta merta ia gunakan sendiri, melainkan sebagian ia sumbangkan bagi kalangan membutuhkan.
Mengutip Liputan6, penghasilan tersebut kabarnya juga digunakan untuk mendirikan rumah sakit Oranje yang masih bertahan sampai saat ini dan berganti nama menjadi RS Gunung Jati, lalu sekolah bagi warga Tionghoa dan Vihara Winaon.
Interior Istana Binarong, Cirebon
Ketika itu, dirinya merupakan seorang Mayor dan Kapiten, sejak 1893 selama beberapa tahun karena kebijaksanaannya di kalangan warga Tionghoa.
Kapitan sendiri merupakan gelar yang disematkan kepada seseorang yang dianggap berpengaruh bagi warga keturunan Tionghoa di Indonesia.
Hilang Tak Berbekas
Di laman Cirebon Heritage West Java, bangunan istana sendiri masih berdiri sampai awal 1919. Bangunannya masih megah, dan dirawat dengan baik oleh keluarga beserta orang kepercayaannya.
Di tahun itu, Tan Tjin Kie dikabarkan meninggal dunia. Ratusan ribu orang datang melayat, termasuk dari negeri tirai bambu. Kematiannya dihadiri oleh warga di seisi kota, karena jasanya yang luar biasa.
Sayangnya, sepeninggal Tan Tjin Kie, tidak diketahui lagi siapa penerus yang menempati bangunan tersebut. Bahkan bangunan sendiri telah rata dengan tanah, tanpa diketahui kapan dihancurkan dan oleh siapa.
Bangunan pun sudah tidak tampak, karena kawasan tersebut sudah menjadi tanah warga dan difungsikan sebagai kebun serta sebagian terdiri dari semak belukar.
Jadi Destinasi Sejarah
Karena pengaruhnya di masa silam dan menjadi rumah paling megah, lokasi berdirinya Istana Binarong kini banyak dikunjungi sebagai destinasi sejarah.
Para pegiat masa silam sering berkelompok dan melakukan kunjungan, sembari membacakan kisah tentang masa silam.
Rumah ini jadi salah satu bukti bahwa Cirebon pernah menjadi daerah terpandang, dengan sosok Tan Tjin Kie yang punya pengaruh besar.
Mayor Tan Tjin Kie dan sang istri