Kisah Pilu Kakek Sanusi di Lebak yang Butuh Bantuan, Hidup Sebatang Kara di Gubuk Tak Layak dan Alami Kelumpuhan
Kakek Sanusi kini hanya mengandalkan pemberian tetangga untuk sekedar makan dan bertahan hidup.
Kakek Sanusi (75) asal Kampung Leuwibuleud, Desa Jaya Sari, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten, harus merasakan kondisi pilu di masa tuanya. Ia kini tinggal di sebuah gubuk tak layak setelah berpisah dengan istri dan anak-anaknya.
Kondisinya kian memprihatinkan, lantaran mengalami sakit lumpuh sehingga tidak bisa beraktivitas. Sudah sekitar setahun, dirinya hanya bisa berbaring di tempat tidur dan tidak ada yang mengurusnya.
-
Kapan warga Kampung Adat Lebak Bitung menumbuk padi? Menariknya, padi yang ditumbuk adalah yang disimpan di leuit berusia empat sampai enam tahun dan masih sangat baik untuk dikonsumsi.
-
Apa yang dilakukan oleh Pemkab Banyuwangi untuk mengatasi banjir di kawasan Kampung Lebak? “Rumah pompa dibangun untuk mengantisipasi banjir. Harapannya, ketika hujan deras, warga di sini tidak kebanjiran,” ungkapnya.
-
Bagaimana warga Lebak memelihara kerbau mereka? Warga di Kabupaten Lebak sendiri memiliki cara yang unik dalam beternak kerbau. Mereka hanya melepaskannya saja di tanah lapang yang luas. Konsep ini merupakan cara tradisional untuk membudidaya kerbau, karena hewan tersebut bisa leluasa mencari makan.
-
Kapan Dewan Banteng resmi dibentuk? Sebanyak 612 anggota aktif dan pensiunan menyetujui pembentukan Dewan Banteng ini yang dipimpin oleh Letkol Ahmad Husein. Dewan Banteng resmi terbentuk pada tanggal 25 November 1956.
-
Kapan Hari Lebah Sedunia diperingati? Setiap tahun pada tanggal 20 Mei, dunia merayakan Hari Lebah Sedunia, sebuah peringatan yang mengingatkan kita semua tentang makhluk kecil yang memiliki peran besar dalam kelangsungan hidup planet kita.
-
Mengapa warga Kampung Adat Lebak Bitung menyimpan padi di Leuit? Tak jarang, warga menyimpan padi di Leuit untuk disimpan selama bertahun-tahun sebagai antisipasi kondisi paceklik seperti gagal panen, bencana alam ataupun wabah yang menyulitkan masyarakat untuk mencari makan.
Kakek Sanusi kini hanya mengandalkan pemberian tetangga untuk sekedar makan dan bertahan hidup. Dirinya sangat menanti uluran tangan pemerintah setempat maupun pihak terkait agar kondisinya membaik.
“Kondisinya sudah begini, kurang lebih satu tahun,” kata Sanusi, mengutip kanal YouTube SCTV Banten, Rabu (28/8).
Kondisi Rumah Tak Layak Huni
Adapun kondisi rumah kakek Sanusi amat memprihatinkan karena terbuat dari bilik bambu dan kayu. Keadaannya rapuh, dan rawan ambruk.
Atap dan dindingnya mengalami berlubang di banyak tempat, sehingga tidak mampu melindunginya dari cuaca panas dan dingin.
Tempat berbaring Sanusi juga tidak layak, karena kasur tipis yang ditempati sudah lusuh dan lapuk. Keadaannya benar-benar tak layak huni.
- Nasib Pilu Kakak Beradik Tinggal Sebatang Kara Ditinggal Ortu, Hidup Berdua di Gubuk Tak Layak Huni
- Kisah Kakek 10 Tahun Tinggal Sebatang Kara di Pos Kamling, Tidur Beralas Bantal Kayu Tiba-Tiba Orang Baik Hati Bertamu
- Kakek Ini Jualan Sapu Lidi Tapi Tak Laku, Tubuh Gemetar Minta Dagangannya Ditukar dengan Sebungkus Nasi
- Kisah Kakek Tukang Becak yang Penghasilannya Tak Sampai Rp50 Ribu Sebulan, Bikin Haru
Tinggal Seorang Diri Setelah Berpisah dengan Keluarga
Diungkapkan Sanusi, dirinya merasa sedih lantaran kini ia hidup seorang diri. Sebelumnya sang istri memilih berpisah dan disusul oleh anak-anaknya.
Karena mengalami sakit, Sanusi tak mampu mengurus dirinya sendiri. Kepedulian tetangga, membuatnya masih bisa bertahan hidup sampai sekarang.
“Anak-anak sudah pada jauh-jauh, kalau sama istri sudah pisah,” katanya menceritakan.
Kondisi Rumah Lusuh dan Berantakan
Seharusnya, Sanusi bisa tinggal di rumah yang lebih layak. Nyatanya justru sebaliknya, karena tempat bernaungnya dalam keadaan tak layak juga berantakan.
Banyak pakaian yang bergantung di mana-mana, belum lagi perabotan dapur yang tidak tersimpan di tempatnya. Ia pun hanya bisa berbaring, sambil sesekali duduk untuk menyantap makan.
“Biasanya makan dari tetangga,” tambah Sanusi.
Baru Sekali Mendapat Bantuan Pemerintah
Menurut penuturannya, ia jarang mendapat bantuan pemerintah. Kalaupun ada, sudah beberapa waktu lalu dan cukup lama.
Warga sekitar, Sumi, mengaku dirinya sangat prihatin dengan keadaan Sanusi. Pasalnya, pria lansia itu sudah tidak ada yang mengurus dan hanya para tetangga secara bergantian.
“Biasanya makan dari tetangga, saya kasihan betul karena tidak ada yang mengurus,” terang Sumi.
Berharap Dapat Bantuan Layak
Sumi berharap agar Sanusi bisa hidup lebih layak di masa tuanya. Ia merasa kasihan, karena tidak bisa beraktivitas seperti sedia kala.
Beruntung, tetangga masih peduli untuk menjaga dan merawat Sanusi sebisanya. Warga berharap pihak terkait peduli dengan kondisi warga yang hidup dalam segala keterbatasan seperti Sanusi.
“Saya mah ya Allah, kasihan terutama dari kesehatannya. Saya berharapnya ada bantuan gitu, karena sudah tidak ada yang mengurusnya,” tambah Sumi.