Kisah Tarian Keurseus, Ajarkan Sopan Santun Ala Bangsawan Sunda Zaman Dulu
Tarian ini mengajarkan sopan santun ala bangsawan Sunda.
Tarian ini mengajarkan sopan santun ala bangsawan Sunda.
Kisah Tarian Keurseus, Ajarkan Sopan Santun Ala Bangsawan Sunda Zaman Dulu
Tari keurseus jadi salah satu seni gerak tubuh yang lahir di Jawa Barat. Tarian ini unik, karena dilakukan secara luwes oleh laki-laki dan perempuan.
Di zaman dulu, tari keurseus dijadikan media untuk mengajarkan sopan santun oleh bangsawan Sunda.
Mengutip kanal YouTube Solihin Ahmed, tari keurseus sendiri akan diawali oleh laki-laki yang menari. Gerakan dimulai dengan menaikan tangan, lalu berjalan perlahan menuju tengah-tengah panggung.
-
Apa yang digambarkan dalam Tari Kretek Kudus? Tari Kretek merupakan sebuah tari kolosal yang menceritakan keseharian para buruh rokok di Kudus.
-
Apa yang menjadi ciri khas Tari Cepet? Jika diamati dalam pementasan tari Cepet di era sekarang, turut ditampilkan kesenian kuda lumping yang sebelumnya juga populer di Jawa Tengah.
-
Apa yang digambarkan oleh Tari Kridhajati? Jika memperhatikan gerakannya, tarian ini menggambarkan proses kinerja kerajinan ukir mulai dari pencarian kayu di hutan, menggambar objek di kayu, menatah, hingga diplitur dengan warna-warni yang memukau.
-
Apa yang menjadi ciri khas gerakan Tari Rentak Kudo? Tarian ini memiliki gerakan spesifik yaitu menghentak-hentak layaknya kuda. Tak hanya itu, tarian ini juga dibawakan dengan sakral sehingga memberikan sensasi pertunjukan kolosal yang memukau.
-
Kapan Hari Sirkus Sedunia diperingati? Hari Sirkus Sedunia yang diperingati setiap tanggal 17 April, adalah sebuah perayaan internasional yang didedikasikan untuk menghormati dan mengapresiasi seni pertunjukan sirkus serta para pemain dan seniman yang terlibat di dalamnya.
-
Apa yang menjadi ciri khas gerakan Tari Kain? Keunikan dari Tari Kain ini adalah gerakannya yang mirip dengan silek (bahasa Minang) atau silat. Secara fisik, memang tarian ini masih ada kaitannya dengan makna dari silat.
Penari pria memakai pakaian tradisional serupa jas, lengkap dengan bendo (blangkon Sunda). Untuk bawahan, digunakan kain batik semacam sarung untuk menggambarkan sisi kelembutan dari tari keurseus. Menariknya, penari pria juga mengenakan selendang yang diikatkan di pinggang sebagai pelengkap tarian.
Sejarahnya Dimulai Pada 1915
Menurut sejarahnya, tari keurseus sudah ada sejak zaman Belanda. Ketika itu susunan tari dilakukan bertahap oleh Lurah Rancaekek Bandung R. Sambas Wirakoesoemah pada 1915-1920 & 1926-1935.
Wirakoesoemah mencoba melakukan pembaharuan terhadap Tari Tayub yang sudah berkembang pada saat itu sebagai tari pergaulan kalangan menak.
Ia ingin menghilangkan beberapa unsur yang dianggap kurang pantas, sehingga mengubah stigma tarian ini yang awalnya identik dengan mabuk dan pelecehan terhadap ronggeng (penari perempuan), menjadi tarian kesopanan.
Munculkan Sisi Kesopanan dari Bangsawan Sunda
Dikarenakan Tari Tayub banyak dipentaskan dan dilakukan oleh kalangan bangsawan Sunda, Wirakoesoemah turut ingin menjadikan penemuannya sebagai tarian serupa.
Namun tarian ini ia modifikasi, agar memunculkan sisi sopan santun dan kelembutan dari para bangsawan Sunda agar tetap terhormat. Untuk mengenalkan ini, Ia lantas mendirikan sanggar pada 1920 dan diberi nama Wirahmasari.
Karena sosoknya yang merupakan putra dari wedana dan berkerabat dengan petinggi di Bogor dan para seniman tayub, Tarian Keurseus ini kemudian mudah diterima dan disebarluaskan. Gerakannya juga lebih variatif dari segi ngibing (gerakan tangan dan kaki), juga musik gamelan yang makin berwarna.
- Kisah Sunan Drajat Membuat Preman Sakti Mandraguna Menyerah Hanya Dengan Menggunakan Tembang Pangkur
- Tarian Khas Sukabumi Ini Dulunya Digunakan untuk Usir Hewan Buas, Begini Kisahnya
- Sosok Ulama di Antara Para Baret Kopassus, Berdiri Gagah Naik Rantis
- Perhatian! Ini Titik Rawan Kemacetan Saat Arus Balik Lebaran
Asal Usul Penamaan Keurseus
Penamaan keurseus sendiri berasal dari proses latihan yang harus dilakukan satu per satu, dan terstruktur.
Beberapa orang Belanda menyebut jika pola berurutan dalam latihan menari ini disebut Cursus atau berlatih dengan keras.
Kata cursus ini kemudian dialihbahasakan ke dalam penyebutan orang Sunda hingga menjadi Keurseus.
Sampai saat ini, nama itu masih digunakan dalam setiap pertunjukan tarinya, walau berasal dari pengembangan tari tayub.
Gerakan dalam Tari Keurseus
Adapun tarian ini memiliki banyak gerakan seperti Sila Mando, Jengkeng, Adeg-adeg, Gedut, Gedig, Selut, Lontang, Jangkun Ilo, Mincid dan Tindak tilu lengkah opat.
Lalu ada pula, engkeg gigir, laraskonda, baksarai, mamandapan dan sebagainya, yang seluruhnya telah diajarkan di sekolah menak sebagai bekal kehormatan calon bangsawan. Bangsawan Sunda saat itu dituntut untuk bisa menari agar dipandang terhormat.
Untuk pakaian yang biasa digunakan adalah baju dengan model takwa tutup, prangwadana atau jas buka. Untuk bawahan digunakan kain batik Garutan atau priangan.
Disebarkan ke Seluruh Tanah Sunda
Agar makin dikenal, Wirakoesoemah juga meminat murid-murid dan rekan sesama senimah untuk menyebarkan tarian ini.
Beberapa pelaku tari keurseus saat itu di antaranya R. Ranoeatmadja (Garut), R. Nataamidjaja (Cianjur dan Ciamis), R. Kosasih Sastrawinata (Jakarta), R. Muslihat Natabradja (Sukabumu dan Ciamis), R. E Hasboelah Natabradja (Subang, Garut, Dayeuhkolot) dan R. Roebama Natabradja.