Kuncen Makam Hadang Jenazah Pakai Golok, Intip Uniknya Tradisi Kematian di Subang yang Viral
Rombongan penggotong keranda diharuskan meyakinkan juru kunci yang membawa golok agar diizinkan masuk makam
Rombongan penggotong keranda diharuskan meyakinkan juru kunci yang membawa golok agar diizinkan masuk makam
Kuncen Makam Hadang Jenazah Pakai Golok, Intip Uniknya Tradisi Kematian di Subang yang Viral
Rombongan penggotong keranda diharuskan meyakinkan juru kunci yang membawa golok agar diizinkan masuk makam. Tradisi ini terjadi jika jenazah meninggal di hari tertentu. Unik, tradisi di pemakaman Buyut Kuntul, Desa Patimban, Kecamatan Pusakanagara ini pun viral di media sosial.
-
Di mana tradisi Ruwat Jagat Mapag Hujan di Subang dilakukan? Untuk tahun ini, kegiatan utamanya yakni merawat mata air dengan menanam pohon di sekitar Kaki Gunung Sunda, Desa Sukamandi, Kecamatan Sagalaherang, Subang.
-
Kapan tradisi Ruwat Jagat Mapag Hujan di Subang dilaksanakan? Dikutip dari ANTARA, Senin (30/10), dalam perhelatan Ruwat Jagat Mapag Hujan tahun ini tema yang diusung ialah 'Seba Tangkal Muru Cai'.
-
Apa tujuan utama dari tradisi Ruwat Jagat Mapag Hujan di Subang? Tujuan dari dilaksanakannya kegiatan ini adalah untuk mempersiapkan sarana dan prasarana desa saat musim basah (hujan).
-
Kapan Tradisi Mantu Kucing dimulai? Tradisi Mantu Kucing dilakukan oleh masyarakat di Dusun Njati, Pacitan, Jawa Timur sejak 1960-an.
-
Di mana tradisi sungkem diperkirakan berasal? Diperkirakan Berasal dari Solo Praktik tradisi sungkeman di Solo Dianggap Sebagai Praktik Terselubung Melawan Penjajah
-
Bagaimana tradisi Kawin Tangkap di Sumba Barat Daya dilakukan? Pelaksanaan kawin tangkap merupakan perkawinan yang terjadi tanpa persetujuan salah satu pihak.Tradisi ini terjadi bukan atas dasar cinta, tetapi karena kesepakatan antara orang tua laki-laki dan perempuan, tanpa sepengetahuan perempuan.
Tradisi kematian warga Patimban, Subang
Dikutip dari akun TikTok @odaykoday, Kamis (22/6) mulanya terlihat rombongan penggotong keranda hendak menguburkannya di Situs Buyut Kuntul. Kemudian juru kunci yang mengenakan kopiah putih dan baju hitam tiba-tiba mendatangi rombongan sembari mengacungkan golok.
Usut punya usut, motif juru kunci adalah untuk memastikan jika jenazah yang meninggal tidak meminta teman atau orang terdekatnya. Mereka meyakini ketika ada yang meninggal di Selasa atau Sabtu akan meminta teman yang menyebabkan orang terdekat meninggal dunia.
Meyakinkan juru kunci
Berdasarkan pantauan di unggahan, juru kunci harus diyakini oleh anggota keluarga maupun warga yang membawa jenazah almarhum tidak meminta teman dari lingkungan sekitar.
Di sana sang juru kunci berusaha menghadang, dan berteriak dengan lantang kepada salah satu warga yang menggotong jenazah tersebut.
“Stop, sudah izin sama bapak kunci?, ” kata juru kunci di sana
Di beberapa menit tradisi itu berlangsung, terdapat negosasi, sampai akhirnya jenazah diizinkan untuk dimakamkan di lokasi.
Juru kunci menghadang rombongan
Selama pihak keluarga atau warga yang mengantar tidak bisa meyakinkan juru kunci, maka jenazah tidak diperbolehkan lewat ke area makam.
“Bawa apa?,” kata juru kunci.
“Mayat, pak, nggak bawa teman ini, pak, ” sahut warga
“Benar?” kata juru kunci
“Benar!,” kata warga
Setelah juru kunci berhasil diyakinkan, maka rombongan diperbolehkan masuk untuk segera memakamkan jenazah. Terlihat juru kunci juga mengantar rombongan tersebut ke area makam.
Tradisi Leluhur
Terlihat tidak ada warga yang membantah juru kunci itu, karena hal ini merupakan tradisi leluhur saat menghantar jenazah. Ini turut didukung oleh keterangan di unggahan video tersebut.
“Adat yang meninggal hari Selasa / Sabtu, dihadang dulu sama kuncen biar yg meninggal gak bawa temen nyusul” kata pengunggah.
Dia pun menambahkan bahwa ini merupakan tradisi leluhur, dan warga sekitar hanya melestarikannya saja.
“BTW ini hanya tradisi leluhur ya guys, kita hnya melestarikan aja, “ kata pengguna.
Kearifan lokal warga Patimban
Saat dihubungi Merdeka, pemilik akun bernama Dinda Elang itu menyebut jika ini juga jadi tradisi di kawasan makam leluhur Buyut Kuntul.
Menurut Dinda, saat itu Mbah Buyut dan warga sekitar dikejar oleh pasukan Belanda, dan lari ke kawasan pemakaman.
Saat bersembunyi tentara Belanda itu tidak sadar, dan hanya menemui sekumpulan burung bangau yang oleh warga setempat dinamai kuntul.
- Kontak Tembak, TNI Lumpuhkan Lima KST di Yahukimo Papua Pegunungan
- Tradisi Bedah Teteg Cueran di Klaten, Warga Saling Berebut Ikan di Kolam Lumpur
- Peringati Malam Satu Suro, Begini Keseruan Warga Boyolali Adakan Tradisi Sedekah Merapi
- Kakek ini Keturunan Majapahit, Tinggal di Hutan Masih Pegang Teguh Pesan Leluhur
Makam Buyut Kuntul
Berkat penyamaran ini, keduanya bisa lolos dari jeratan tentara kolonial. Semenjak itu kawasan makam dijuluki Buyut Kuntul.
“Kalau terkait nama Buyut Kuntul, cerita orang tua dulu bahwa mbah buyut sama warga di sini didatangi Belanda. Mereka lari ke lokasi pemakaman sampai tentara berhenti mengejarnya. Saat sembunyi yang terlihat oleh Belanda hanyalah sekelompok burung bangau hingga kawasan itu disebut Mbah Buyut Kuntul,” kata Dinda, kepada Merdeka.
Saat ini kawasan tersebut menjadi wisata religi, dan situs potensi cagar budaya, Buyut Kuntul. Warga sekitar pun masih menjalankan tradisi leluhur.