Melihat Bekas Gedung Perikanan Peninggalan Belanda, Kini Masih Berdiri Kokoh tapi Kondisinya Memprihatinkan
Ciri khas arsitektur lawas masih dapat dirasakan melalui dinding depan dan sisa-sisa tembok yang mengelilinginya.
Di wilayah Jalan Kerapu, Pluit, Penjaringan, Kota Jakarta Utara, terdapat bekas bangunan peninggalan Belanda yang masih kokoh berdiri. Dahulu, tempat ini pernah difungsikan sebagai gedung perikanan pada akhir abad ke-19.
Sayang, keadaan bangunannya kini memprihatinkan. Kondisinya tampak terbengkalai dan ditumbuhi akar-akar pohon besar hampir menutupi seluruh bangunan. Di bagian dalam juga dipenuhi sampah dan barang-barang milik warga.
-
Kenapa Jaka Sembung melawan Belanda? Ia juga akan meyakinkan masyarakat bahwa kolonialisme merupakan bentuk perbudakan dan akan merugikan kampung ketika sudah berhasil dikuasai.
-
Kenapa Benteng Speelwijk dibangun? “Pendirian benteng dilatari ketika Belanda ingin menguasai secara politik dan ekonomi di wilayah Kesultanan Banten,” terang Arkeolog dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VIII, Juliana.
-
Mengapa kolonial Belanda membangun jalur kereta api di Sumatera Barat? Di Sumatera Barat, wacana pembangunan rel kereta api oleh kolonial Belanda digunakan untuk distribusi kopi dari daerah pedalaman, seperti Bukittinggi, Payakumbuh, Tanah Datar, hingga Pasaman menuju ke pusat kota yaitu Padang.
-
Dimana lokasi bekas gerbang Amsterdam di Jakarta sekarang? Saat ini, lokasi bekas gerbang diketahui berada di simpang Jalan Cengkeh, Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Taman Sari, Kota Jakarta Barat.
-
Dimana letak benteng peninggalan Belanda di Sumedang? Kabupaten Sumedang di Jawa Barat menjadi salah satu daerah yang dikuasai oleh Belanda di masa kolonial silam. Bukti peninggalannya sampai sekarang masih bisa dilihat, seperti benteng di puncak Gunung Palasari.
-
Kapan Benteng Speelwijk dibangun? Pada 1682 sejumlah fasilitas penunjang kolonialisme Belanda dibangun di sana, salah satunya benteng Speelwijk.
Namun ciri khas arsitektur lawas masih dapat dirasakan melalui dinding depan bangunan, dan tembok-tembok yang mengelilinginya. Berikut informasinya.
Sisa Bangunan Asli Masih Bisa Dilihat
Dalam sebuah tayangan di kanal Youtube Candrian Attahiyyat, ditampilkan sebuah gedung tua yang terbengkalai dan kabarnya bekas bangunan tersebut milik balai perikanan.
Disebutkan bahwa usia bangunan sudah mencapai 144 tahun, setelah periode awal difungsikan pada 1880. Pada bangunan tersebut juga terdapat pintu yang bisa dimasuki orang, namun kondisinya berantakan.
Di bagian depan, dinding besar menjulang dengan pintu dan empat buah fasad yang terhubung di lantai dua. Cat bangunannya diperkirakan sudah lama tidak diperbaharui, karena terlihat kusam dengan warna putih khas bangunan kolonial.
Dulu Difungsikan sebagai Balai Perikanan
Menurut catatan yang diperoleh Candrian, gedung ini punya nama Zeevisschery Station saat masih difungsikan. Eksistensinya berlangsung sejak tahun 1880 hingga 1940-an. Kemudian setelah itu bangunan sudah tidak digunakan kembali.
- Gedung Peninggalan Belanda Ini Berada di Tengah Ruang Terbuka Hijau, Dulunya Terminal Bus
- Mengunjungi Kawasan Kota Baru, Dulunya Jadi Tempat Pemukiman Elit Zaman Belanda
- Menguak Jejak Bangunan Tua Peninggalan Belanda di Semarang, Kini Hilang Tak Berbekas
- Mencolok di Tengah Kota, Begini Kisah Menara Air Belanda di Pandeglang Peninggalan Tahun 1848
Mengutip laman Pelindo, kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa memang sudah aktif sejak tahun 1500-an. Dulunya tempat ini digunakan sebagai tempat singgah pelayaran dari beberapa kapal luar Indonesia, terutama yang mencari hasil laut dan rempah.
Seiring masuknya pemerintahan Portugis dan Belanda, keberadaannya terus dimaksimalkan dengan dibangunnya fasilitas dermaga, serta bangunan-bangunan pelabuhan tak terkecuali balai perikanan sebagai penunjang perniagaan.
Dulu Bentuknya Cantik
Dalam arsip lawas, diperlihatkan kondisi bangunan pada akhir abad ke-19. Saat itu, bentuknya benar-benar cantik dengan adanya bangunan tambahan sebagai sayap di kanan dan kirinya.
Saat itu, di depan gedung terdapat sungai yang bermuara langsung ke laut. Terlihat sungai dipenuhi perahu-perahu berukuran sedang, yang diduga merupakan perahu milik nelayan untuk menangkap ikan.
Kemudian, terlihat juga sejumlah delman yang singgah di sekitar bangunan Zeevisschery Station atau balai perikanan Belanda.
Ditinggali Warga
Sayangnya, keberadaan bangunan tersebut kini tidak terurus dan cenderung terbengkalai. Ini terlihat dari banyaknya akar-akar pohon beringin yang tumbuh di bagian dalam bangunan.
Lalu di lantai dua, kondisinya juga memprihatinkan karena bagian atap terlihat berlubang besar dan tampak hancur termakan usia. Belum lagi, bangunan bekas balai perikanan ini juga ditinggali oleh beberapa warga yang mendirikan bangunan semi permanen di sana sehingga tampak kumuh.
Perlu Diperhatikan
Dalam catatannya, Candrian merasa jika bangunan ini perlu untuk dijaga dan dilestarikan. Sebagai salah satu bangunan bersejarah, keberadaan Zeevisschery Station ini membawa kisah betapa hebatnya geliat perniagaan Batavia di masa lalu.
Selain itu, bangunan ini juga bisa menjadi salah satu bukti majunya Pelabuhan Sunda Kelapa yang berjaya di masa kolonial sebagai gerbang masuk perekonomian internasional.
“Mudah-mudahan bangunan yang terlantar ini kelak bisa dilestarikan atau dipugar,” kata Candrian di videonya.