Melihat Sisi Baik dan Buruk Manusia dalam Pertunjukan Raja Dogar Garut, Libatkan 2 “Domba Raksasa”
Kesenian Raja Dogar jadi aset budaya Garut yang harus dikenalkan dan dilestarikan.
Kesenian Raja Dogar jadi aset budaya Garut yang harus dikenalkan dan dilestarikan.
Melihat Sisi Baik dan Buruk Manusia dalam Pertunjukan Raja Dogar Garut, Libatkan 2 “Domba Raksasa”
Ada sebuah kesenian unik di Kabupaten Garut, Jawa Barat namanya Raja Dogar. Dalam setiap pertunjukannya akan dilibatkan dua ekor “domba raksasa” yang saling beradu. Konon tradisi ini menggambarkan sisi baik dan buruk manusia di kehidupannya.
Acara ini sangat menarik untuk disaksikan karena seperti melihat tradisi adu domba yang berpuluh-puluh tahun menjadi aset Garut. Namun Raja Dogar berbeda, dan menampilkan lebih banyak keunikan.
-
Apa ciri khas dari Domba Garut? Dilansir dari berbagai sumber, Domba Garut memiliki ciri khas yang terletak pada bentuk kuping dan ekor domba yang kombinasi antara kuping rumpung atau ngadaun hiris dengan ekor ngabuntut beurit atau ngabuntut bagong.
-
Kapan Doa Ganti Qunut dibaca? Doa qunut adalah doa yang dilakukan dalam salat, terutama salat subuh.
-
Bagaimana bentuk kerajinan perak Koto Gadang? Dilansir dari laman indonesiakaya.com, kerajinan perak di desa ini memiliki keunikan yang terletak pada bentuknya yang halus dan warna yang tidak terlalu berkilau. Hal ini sedikit menimbulkan kesan tidak menyolok mata saat digunakan.
-
Bagaimana bentuk Gua Kemang? Berbentuk Tidak Simetris Melansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, Gua Kemang sendiri berbeda dari gua-gua lainnya yakni memiliki bentuk yang tidak simetris.
-
Apa yang menjadi ciri khas kerajinan di daerah Karet Tengsin? Di wilayah Karet Tengsin, kerajinan yang jadi andalan adalah industri kulit dan batik Betawi.Perkembangannya mulai melesat pada 1950-an, dan ditandai dengan tingginya permintaan pasar dan hadirnya berbagai motif.
-
Kenapa Doa Sapu Jagat penting? Bukan hanya menambah pahala, doa sapu jagat juga akan meningkatkan keimanan dan dekat dengan Allah SWT.
Kesenian ini kemudian menjadi ciri khas di Kecamatan Malangbong dan kerap hadir di acara-acara seperti kebudayaan dan hajat desa. Menarik untuk mengetahui kesenian yang menceritakan tentang kehidupan manusia ini. Berikut selengkapnya.
Lahir pada 2005
Mengutip artikel yang ditulis Nunung Nurul Hikmah dari ISBI Bandung berjudul “Raja Dogar Sebuah Inovasi Seni Atas Dasar Seni Ketangkasan Adu Domba” Raja Dogar diketahui lahir pada 2005.
Ketika itu seorang seniman yang menaruh perhatian terhadap hewan domba Garut menciptakan sebuah kreasi dengan menggabungkan seni adu domba, drama, teatrikal dan karawitan.
Sampai sekarang banyak pegiat kesenian Sunda di wilayah selatan Jawa Barat itu yang melestarikan seni Raja Dogar. Kesenian ini banyak dipentaskan di Malangbong dan kawasan Cibatu.
Hadirkan 2 Ekor Domba Raksasa
Raja Dogar yang berarti raja domba Garut ini menggunakan dua ekor domba raksasa yang ukurannya dua kali lipat hewan aslinya. Tentunya ini merupakan hewan replika dan bukan sungguhan.
Domba Garut di sini dibuat dari bahan-bahan seperti kayu, kain dan lain-lain dengan desain menyerupai aslinya.
Dalam satu ekor domba raksasa diisi oleh dua orang, satu di bagian kepala dan satu lainnya di bagian ekor. Keduanya saling bekerja sama terutama saat domba hendak menyerudukkan diri ke domba lainnya.
- Melihat Pusaka Kuno Meriam Beranak di Kotawaringin Barat, Dibuat dari Darah 8 Manusia
- Diduga Stres Ditinggal Nikah Pacar, Remaja Putri di Makassar Loncat dari Lantai 3 Rusunawa
- Dorong RUU Masyarakat Hukum Adat Disahkan, Gibran: Kita Tak Ingin Tanah Adat Dirampas Pengusaha Besar
- 4 Sekeluarga Tewas Diduga Dirampok di Musi Banyuasin, Rumah Korban Jauh dari Permukiman
Mirip Kesenian Adu Domba
Secara penampilan, kesenian ini mirip adu domba yang biasa dipentaskan oleh hewan domba asli.
Bedanya, Raja Dogar lebih meriah dengan adanya pasukan yang membawa umbul-umbul dan memerankan aksi teatrikal.
Kesenian ini juga diiringi musik karawitan, dengan sesekali kedua hewan domba yang berjoget dan menampilkan sisi komedinya. Saat beraksi, riuh gelak tawa penonton seketika menggema.
Gambarkan Baik dan Buruk Manusia
Dua ekor domba raksasa yang dihadirkan harus berwarna hitam dan putih.
Jika dilihat, warna hitam dan putih ini melambangkan sisi baik dan buruk, di mana kedua warna bisa menghasilkan kekuatan tertentu.
Dasar filosofi kedua domba ini adalah “Teuneung, Ludeung, Leber ku Wawanen” yang dapat diartikan memiliki keberanian penuh untuk menjalankan kehidupan dan melawan kekuatan jahat.
Serunya Pertunjukan Raja Dogar
Dalam kanal YouTube D42N Channel ditampilkan pertunjukkan Raja Dogar di jalanan. Kesenian ini dimulai dengan datangnya dua domba yang diiringi penari berkacamata hitam.
Lalu mereka akan menari dan membawa umbul-umbul, serta menyapa para penonton yang hadir di lokasi.
Setelah beberapa saat tiba-tiba domba berwarna hitam menyeruduk domba berwarna putih yang berada di belakangnya. Alhasil pertarungan keduanya tak dapat dihidari. Sesekali domba juga menyeruduk ke penonton dan menimbulkan ketakutan.
Namun kesenian ini jadi salah satu kekayaan budaya Garut yang harus dilestarikan dan dikenal oleh kalangan generasi muda milenial.