Melihat Tradisi Mamanukan Khas Pantura Jawa Barat, Hadirkan Patung Burung Besar untuk Kendaraan Anak yang Disunat
Mamanukan akan dinanti oleh masyarakat di sepanjang wilayah pantura Jawa Barat.
Mamanukan akan dinanti oleh masyarakat di sepanjang wilayah pantura Jawa Barat.
Melihat Tradisi Mamanukan Khas Pantura Jawa Barat, Hadirkan Patung Burung Besar untuk Kendaraan Anak yang Disunat
Ada banyak tradisi pengantin sunat di Indonesia. Masing-masing daerah memiliki ciri khas yang unik, salah satunya mamanukan di wilayah pesisir utara (pantura) Jawa Barat.
Mamanukan merupakan arak-arakan patung berbentuk burung untuk menghibur pengantin sunat atau anak laki-laki yang akan dikhitan. Anak yang menaiki patung itu kemudian dibawa keliling kampung, sembari diiringi musik orkes tarling khas pantura.
-
Kapan Tradisi Mantu Kucing dimulai? Tradisi Mantu Kucing dilakukan oleh masyarakat di Dusun Njati, Pacitan, Jawa Timur sejak 1960-an.
-
Apa yang dilakukan dalam tradisi Rumpak-rumpakan di Palembang? Tradisi warisan turun-temurun masyarakat Palembang ini dilakukan cara yang unik, yaitu keliling ke rumah-rumah tetangga di sebuah kampung atau Sanjo sambil diiringi dengan alunan musik rebana dan nyanyian selawat.
-
Apa itu tradisi Paculan di Serang? Paculan konon bisa memanggil rezeki bagi pengantin setelah menikah. Ada banyak tradisi di Indonesia untuk memeriahkan hari bahagia pernikahan. Di wilayah Serang, Provinsi Banten, Paculan jadi salah satunya.
-
Apa yang dilakukan di tradisi Rampokan Macan? Tradisi Rampokan Macan hampir sama dengan pertunjukan gladiator padamasa kekaisaran Romawi. Di sini, harimau diadu dengan manusia.
-
Mengapa tradisi Nyawalan di Ciamis melibatkan berbagai kesenian tradisional? Dalam bahasa Sunda, nyawalan artinya merayakan bulan Syawal atau bulan kemenangan di Hari Raya Idulfitri. Sisi menarik dari nyawalan adalah seluruh pengisi acaranya berasal dari warga setempat dengan memakai dandanan ala masyarakat tradisional Sunda.
-
Kapan Tradisi Panah Kasumedangan menjadi tradisi perang Kerajaan Sumedang Larang? Pada abad ke-15, Panah Kasumedangan pernah populer di kalangan rakyat Sumedang yang kala itu dipimpin oleh pemerintahan Kerajaan Sumedang Larang. Rajanya, era Prabu Geusan Ulun, mengenalkan ini sebagai tradisi perang dan kehidupan sehari-hari di daerah kekuasaan kerajaan tersebut.
Acara ini biasanya menarik banyak warga sekitar, sehingga mengikuti pengantin sunat keliling. Tak jarang warga juga ikut berjoget sesuai irama lagu yang dibawakan.
Populer di wilayah Cirebon sampai Karawang
Mengutip laman Napak Jagat Pasundan, tradisi mamanukan diketahui populer di wilayah sepanjang jalur pantura, mulai dari Cirebon, Indramayu, Subang sampai Kabupaten Karawang.
Hampir semua masyarakat di sepanjang wilayah itu memiliki kebiasaan menanggap ini untuk menghibur anaknya agar mau dikhitan.
Anak-anak juga akan tertawa, melihat warga yang ikut mengantar berjoget dan bersenda gurau. Di sini terjalin tali silaturahmi untuk menguatkan ikatan antar lapisan masyarakat.
Gunakan musik tarling
Sebagai musik pengiring, digunakanlah kesenian tarling atau orkes dangdut khas pantura Cirebonan.
Biasanya terdapat pemain orkes di bagian belakang arak-arak yang diangkut menggunakan mobil truk atau pick up. Di sana terdapat nayaga yang memainkan kendang, organ, gamelan, gitar listrik, suling dan sinden yang menyanyi.
Agar audionya terdengar keras, di mobil truk itu juga mengangkut speaker besar yang terdengar hingga radius ratusan meter dari lokasi arak-arakan mamanukan.
- Tradisi Unik Turun Temurun, di Perkampungan Terpencil Ini Laki-laki Dilamar Duluan Oleh Wanita
- 40 Pantun Terlucu yang Menghibur, Senjata Andalan untuk Cairkan Suasana
- Mengenal Tradisi Andung, Ungkapan Perasaan Duka saat Upacara Kematian Ala Suku Batak Toba
- Mengenal Ngalungsur Geni, Tradisi Pembersihan Benda Pusaka di Kabupaten Garut
Suguhkan atraksi
Tak jarang empat orang yang menggotong patung burung berbahan kayu dan kain itu juga melakukan atraksi.
Biasanya mereka membentuk formasi, atau mengangkat-ngangkat patung tersebut.
Biasanya, penggotong dari burung yang lain juga menampilkan kebolehannya seperti berdiri di atas dan lain sebagainya.
Anak-anak langsung tak menolak untuk disunat
Merujuk laman budaya-indonesia.org, warga setempat mempercayai jika anak-anak yang diberi hiburan mamanukan secara tiba-tiba langsung ingin disunat. Padahal sebelumnya mereka akan menolak.
Namun di luar terdapat unsur magis atau tidak, kesenian ini jadi salah satu kearifan lokal khas masyarakat pesisir utara Jawa Barat.
Keluarga besar dari pengantin sunat juga biasanya akan hadir, dan membantu pelaksanaan prosesi hiburan.
Mamanukan merupakan perkembangan dari sisingaan
Menurut beberapa sumber, seni mamanukan merupakan perkembangan dari kesenian sisingaan yang sudah populer lebih dahulu.
Masyarakat mulai melirik mamanukan karena dirasa lebih ramai, dengan daya tarik pada iringan lagu tarling yang banyak disukai masyarakat. Anak-anak yang akan disunat juga jadi lebih terhibur.
Sedangkan sisingaan merupakan kesenian pengantin sunat yang sudah lebih dulu aja, bahkan sejak zaman penjajahan. Dulunya, warga menggunakan ini untuk menyidir pasukan kolonial dengan bahasa Sunda yang tidak dimengerti.