Mencicipi Tauco Cap Meong, Kuliner Legendaris Cianjur Telah Berusia 1 Abad
Tauco ini tercatat sudah ada sejak 1880. Pada awalnya tauco ini dijual dengan cara berkeliling
Tauco ini tercatat sudah ada sejak 1880. Pada awalnya tauco ini dijual dengan cara berkeliling.
Mencicipi Tauco Cap Meong, Kuliner Legendaris Cianjur Telah Berusia 1 Abad
Warga Cianjur, Jawa Barat, punya kuliner legendaris yang telah berusia satu abad. Kuliner itu bernama Tauco Cap Meong.
Tauco ini tercatat sudah berdiri sejak 1880. Walau telah melewati berbagai peradaban, Tauco Cap Meong tetap eksis hingga masa kini.
-
Apa sebenarnya tauco itu? Tauco jadi penyedap rasa legendaris khas warga Cianjur. Apa yang terpikirkan jika mendengar kata penyedap rasa? Pasti tidak jauh dari micin atau garam. Kedua bahan tersebut memang terkenal membuat masakan jadi semakin lezat. Tapi warga Cianjur punya alternatif lain yang lebih kaya rasa bernama tauco.
-
Apa yang dimaksud dengan Lontong Cap Go Meh? Lontong Cap Go Meh adalah hidangan khas perayaan Cap Go Meh yang memiliki makna yang mendalam.
-
Kapan Lontong Cap Go Meh dirayakan? Cap Go Meh biasanya dirayakan pada hari ke-15 bulan pertama dalam penanggalan Tionghoa.
-
Kenapa Lontong Cap Go Meh punya makna yang mendalam? Setiap lauknya memiliki makna simbolis yang melambangkan keberuntungan dan kemakmuran.
-
Kapan Cap Go Meh dirayakan? Cap Go Meh adalah malam purnama pertama pada tahun baru Imlek. Secara umum, Cap Go Meh dikenal sebagai saat puncak sekaligus penutupan tahun baru, atau penutup dari rangkaian tahun baru Imlek.
-
Apa makna dari perayaan Cap Go Meh? Cap Go Meh adalah salah satu tradisi yang berhubungan dengan perayaan tahun baru Imlek yang dirayakan beberapa hari setelah dirayakannnya tahun baru Imlek. Istilah Cap Go Meh berasal dari dialek bahasa Hokkian yang artinya malam ke-15. Secara harfiah, Cap Go Meh artinya Cap = Sepuluh, Go = Lima, Meh = Malam. Cap Go Meh adalah malam purnama pertama pada tahun baru Imlek. Secara umum, Cap Go Meh dikenal sebagai saat puncak sekaligus penutupan tahun baru, atau penutup dari rangkaian tahun baru Imlek.
Dilansir dari website Goodnewsfromindonesia, Tauco Cap Meong pertama kali dibuat oleh seorang pria Tionghoa bernama Tan Ken Hian. Pembuatan tauco itu kemudian diteruskan oleh istrinya, Tjoa Kim Nio, yang juga dikenal dengan nama Nyonya Tasma.
Kini usaha itu dilanjutkan oleh generasi keempatnya, Frans Tasma. Frans mengaku tak banyak yang ia ubah dari tauco yang sudah menjadi warisan keluarga besarnya.
“Produksinya masih tradisional. Dari dulu tak pernah berubah karena ini adalah warisan keluarga,” kata Frans.
Sejarah Tauco Cap Meong
Pada awalnya Tauco Cap Meong dijual dengan cara berkeliling. Di sisi lain Nyonya Tasma, pada waktu itu, terus berinovasi agar rasa tauconya bisa sesuai dengan lidah lokal.
Sebenarnya, baik Tan Ken Hian, maupun Nyonya Tasma, punya tauco buatan mereka masing-masing dan menjualnya sendiri-sendiri. Namun pada akhirnya tauco buatan Nyonya Tasma-lah yang sesuai dengan lidah orang Cianjur pada waktu itu.
Mereka kemudian membangun toko untuk menjual produk mereka. Toko pertama Tauco Cap Meong berlokasi di Jalan HOS Coroaminoto No. 160 Kota Cianjur. Sedangkan tempat pembuatan tauco berada di Jl. Gunung Lanjung Km 5 Cugenang, Kabupaten Cianjur.
Masih Dapat Bersaing
Meski sudah berusia 1 abad lebih, Frans mengatakan kalau usaha leluhurnya itu masih dapat bersaing di pasaran. Apalagi wisatawan dari berbagai kota sering datang ke warungnya. Mereka datang ke sana tidak sekadar untuk membeli, namun ingin melihat langsung bagaimana proses pembuatan tauco tersebut.
“Buat pariwisata bagus lah. Pengunjungnya macam-macam, ada yang dari Jakarta, Sumatra, bahkan ada juga yang dibawa ke luar negeri,” kata Frans.
- Mencicipi Godok Batinta, Kudapan Legendaris Berwarna Hitam dan Manis Khas Sumatra Barat
- Berburu Takjil Legendaris di Pasar Lama Serang, Ada Kudapan Ketan yang Disantap bersama Daging
- Mencicipi Lontong Opor Pak Pangat, Kuliner Legendaris Khas Blora dengan Cita Rasa Pedas
- Mencicipi Soto Girin, Kuliner Legendaris Khas Sragen Eksis Sejak 1953
Dalam sekali produksi, mereka bisa menghasilkan sebanyak 100 kilogram tauco dan akan dijual Rp22 ribu per botol.
Lama proses produksi itu sekitar 4 bulan. Komposisi bahannya terdiri dari kacang hijau, gula aren, gula putih, dan garam.
Tauco Cap Meong sendiri memiliki variasi produk seperti tauco kering yang tahan selama 1 tahun dan tauco basah yang tahan selama 5-7 hari.