Pulang Tanpa Bawa Tabungan, Begini Cara Mantan PMI Asal Serang Rintis Jualan Olahan Bandeng hingga Raup Omzet Ratusan Juta Rupiah
Berbekal keyakinan kuat meski dengan modal yang minim, Midah kemudian membaca peluang untuk memulai usaha kuliner ini.
Berbekal keyakinan kuat meski dengan modal yang minim, Midah kemudian membaca peluang untuk memulai usaha kuliner ini.
Pulang Tanpa Bawa Tabungan, Begini Cara Mantan PMI Asal Serang Rintis Jualan Olahan Bandeng hingga Raup Omzet Ratusan Juta Rupiah
Tak selamanya seorang pekerja migran Indonesia (PMI) bisa membawa pulang hasil jerih payahnya ke kampung halaman. Hal ini yang turut dirasakan oleh Midah Dahmalia. Perempuan asal Serang, Banten ini sempat beberapa tahun bekerja di Malaysia dan kembali ke kampung halamannya tanpa membawa tabungan pada 2001.
-
Bagaimana cara Kemnaker meningkatkan kepesertaan jaminan sosial ketenagakerjaan kepada Pekerja Migran Indonesia? Bersama BPJamsostek, Kemnaker berupaya optimal meningkatkan kepesertaan jaminan sosial ketenagakerjaan kepada calon pekerja migran Indonesia maupun pekerja migran Indonesia, khususnya di Cilacap ini, " kata Ida Fauziyah saat memberikan Sosialisasi Permenaker Nomor 4 Tahun 2023 tentang Jaminan Sosial Pekerja Migran Indonesia di Cilacap, Jawa Tengah, Senin (30/10).
-
Bagaimana Kemnaker melindungi Pekerja Migran Indonesia ? Melalui program jaminan sosial tersebut, pekerja migran Indonesia bisa mendapatkan pelindungan jaminan sosial ketenagakerjaan yang utuh mulai dari sebelum, selama, hingga setelah bekerja
-
Apa keuntungan yang diberikan kepada Pekerja Migran Indonesia dengan penerbitan rekening Taplus G to G? Sebagaimana kesepakatan BP2MI dengan BNI, penerbitan rekening taplus G to G untuk Pekerja Migran Indonesia harus memiliki beberapa keuntungan antara lain, memudahkan penyimpanan uang untuk pekerja migran tanpa biaya pemotongan setiap bulannya, rekening tidak akan hangus apabila saldo kosong. Lalu, memudahkan Calon Pekerja Migran Indonesia yang tidak lolos verifikasi ujian EPS TOPIK 2024 dalam pengembalian biaya ujian sebesar Rp. 442.754 ke rekening taplus tersebut.
-
Apa saja hasil usaha Pak Tumiran di lahan transmigrasi? Saat pertama kali sampai di sana, lahan usaha seluas satu hektare yang didapatkan ia tanami jeruk, cokelat, alpukat, dan durian. “Sekarang hasilnya paling tidak sudah bisa membantu kebutuhan di rumah,” kata Pak Tumiran dikutip dari kanal YouTube Disnaker Kabupaten Kebumen. Di lahan transmigrasi itu Pak Tumiran sudah punya delapan ekor sapi ternak. Dia juga sudah punya satu unit motor untuk transportasi sehari-hari.
-
Siapa yang bisa sukses? "Jika kamu yakin bisa, maka kamu benar-benar bisa melakukannya. Jika kamu yakin tidak bisa, maka jadi seperti itulah kamu. Persepsimu adalah realitamu."
-
Bagaimana Pemprov DKI membantu pendatang dalam mendapatkan pekerjaan? Pemprov DKI menyediakan 10 pelatihan, misalnya pelatihan tata boga, bahasa Inggris, bahasa Jepang, dan menyetir. Nantinya, pelatihan ini akan dikerjakan selama 45 hari. Para pendatang dapat mengikuti pelatihan ini melalui website PPKD
Namun, Midah tak patah semangat. Ia tak kecewa lantaran pendapatannya ia kirim seluruhnya untuk keluarga tercinta. Saat itu ia langsung putar otak, dan terpikir untuk menjadi pengusaha sate bandeng khas Banten.
Berbekal keyakinan kuat meski dengan modal yang minim, Midah kemudian membaca peluang untuk memulai usaha kuliner ini.
Siapa sangka, jerih payahnya justru membuahkan hasil karena bandengnya selalu ludes dicari wisatawan. Omzetnya kini sudah mencapai ratusan juta rupiah.
Berikut kisah inspiratif sosok Midah dari TKW jadi pengusaha bandeng bercuan besar di Kota Serang.
Berawal dari Menjadi TKW di Malaysia
Sebelum tahun baru 2000, Midah berupaya membantu perekonomian keluarganya. Dirinya kemudian memilih menjadi pekerja migran di Malaysia.
Namun karena penghasilannya selama bekerja di Malaysia sangat dibutuhkan oleh keluarganya, Midah tidak bisa menyisihkan penghasilan. Dirinya kemudian memilih untuk kembali pulang ke kampung halamannya untuk berjualan bandeng yang merupakan kuliner khas Kota Serang.
“Tahun 2001 itu saya pulang, ketika itu bekerja di Malaysia untuk membantu perekonomian keluarga. Jadinya setiap bulan uangnya saya kirim, dan saya tidak memiliki tabungan,” katanya, mengutip program Berani Berubah di Youtube Fokus Indosiar.
Membaca Peluang
Agar perekonomian keluarganya tetap berputar, Midah kemudian mencari berbagai peluang usaha. Suatu ketika, dirinya mendapat kabar tentang dibukanya Gerbang Tol Serang Timur.
Dirinya menganggap dibukanya jalur bebas hambatan ini akan membuka keran pariwisata yang masuk ke Kota Serang. Satu tahun kemudian, Midah mantap membuka usaha sate bandeng yang menjadi kuliner khas setempat.
- Kisah Mantan Manajer Bank Pilih Banting Setir Jualan Gorengan, Kini Raup Cuan Puluhan Juta Rupiah Per Hari
- Berawal dari Modal Utang Rp500.000 ke Tetangga, Bisnis Dimsum Kautsar Kini Raup Omzet Miliaran Rupiah
- Pria Ini Tak Takut Gagal Merintis Usaha Selama Masih Ada Ibu, Akhirnya Sukses Jual Makanan dengan Omzet Rp20 Juta Sebulan
- Bisnis Tambang Pasir Gagal & Terlilit Utang Rp2 Miliar, Dwi Bangkit Lewat Dagang Bakso dan Restu Orang Tua
“Tahun 2002 itu peresmian Gerbang Tol Serang Timur. Dari situ ada banyak wisatawan yang berkunjung ke Banten. Secara otomatis mereka mencari olahan bandeng khas Kota Serang baik untuk disantap maupun dijadikan oleh-oleh,” terangnya.
Beradaptasi dengan Kondisi
Berjualan sate bandeng bukan tanpa hambatan. Kala itu, dirinya masih memakai cara tradisional sehingga kesulitan saat produksi.
Namun lambat laun dirinya bisa memiliki mesin untuk menggiling daging bandeng, sehingga lebih halus. Proses produksi pun berjalan lancar hingga usahanya semakin berkembang.
“Waktu itu karena baru memulai saya masih memakai cara yang tradisional, dan belum memakai alat. Ini membuat produksinya serba terbatas, dari 5 sampai 10 kilogram saja,” katanya lagi.
Tekad Midah yang kuat, menjadi kunci keberhasilan usahanya. Ia juga memilih fokus di usaha bandeng tersebut, agar mendapat perhatian pasar.
Produksi Mencapai 100 Kilogram Lebih dengan Omzet Ratusan Juta Rupiah
Berkat keuletan ini usahanya berhasil. Angka produksi yang mulanya 5 sampai 10 kilogram, kini mencapai 100 kilogram per hari. Midah pun bisa mengantongi cuan hingga ratusan juta rupiah per bulan.
“Untuk saat ini kami sudah memproduksi minimal 100 kilogram per hari. Omzetnya saat ini rata-rata per bulan di angka Rp165 juta,” katanya.
Harga Jualnya Mulai dari Rp15 Ribu
Untuk harga jualnya sendiri, Midah membanderol harga bandengnya mulai dari Rp15 ribu sampai Rp40 ribu per ekor.
Dirinya juga memanfaatkan platform digital untuk menjual produk olahan bandengnya. Sehingga tidak hanya menjual secara offline.
“Berawal dari hal kecil, akhirnya bisa menginspirasi banyak orang. Intinya pantang menyerah, tetap berkarya dan berani berubah,” tambahnya.
Sumber Youtube Fokus Indosiar