Punya Tempurung Mirip Punggung Manusia, Kura-Kura Belawa Jadi Hewan Langka yang Hanya Ada di Cirebon
Jika ingin melihat kura-kura belawa, bisa mampir ke Desa Belawa di Lemah Abang Cirebon.
Jika ingin melihat kura-kura belawa, bisa mampir ke Desa Belawa di Lemah Abang Cirebon.
Punya Tempurung Mirip Punggung Manusia, Kura-Kura Belawa Jadi Hewan Langka yang Hanya Ada di Cirebon
Begini penampakkan kura-kura belawa yang disebut hanya ada di Cirebon. Keunikannya terletak pada tempurungnya karena mirip punggung manusia. Saat ini keberadaannya disebut terancam punah.
-
Apa saja yang bisa ditemukan di wisata Cirebon? Cirebon menawarkan berbagai macam daya tarik yang akan membuat Anda terpesona. Namun, dengan begitu banyaknya tempat wisata di Cirebon, Anda mungkin bingung harus mulai dari mana.
-
Kenapa Situ Cibulakan cocok untuk wisata keluarga di Banten? Bagi yang ingin mencari destinasi untuk libur Lebaran, lokasi ini kiranya cocok dijadikan pilihan keluarga besar.
-
Bagaimana cara menikmati wisata di Cirebon Waterland? Selain itu, ada juga wahana lain yang bisa dinikmati, seperti rumah hantu, rumah kaca, flying fox, dan mini zoo.
-
Apa yang menjadi ciri khas dari rotan Cirebon? Keunggulan dari rotan khas Cirebon ini adalah di motifnya yang beragam, dengan aneka hiasan dan warna.
-
Apa yang membuat makam jabang bayi di Cirebon ramai dikunjungi? Banyak yang punya hajat dan dipermudah jalannya setelah berdoa di sini. Situs makam jabang bayi di wilayah Kesambi, Kota Cirebon, selalu ramai didatangi para peziarah.
-
Kenapa Taman Wisata Bumi Kedaton cocok untuk wisata keluarga? Taman Wisata Bumi Kedaton adalah taman rekreasi air yang menawarkan atraksi berupa waterpark, kolam renang dan permainan air di wilayah ketinggian. Lokasinya berada tidak jauh dari pusat Kota bandar Lampung, menjadikannya salah satu tempat wisata andalan kota ini.
Dibudidayakan di Desa Belawa, Kecamatan Lemah Abang
Mengutip laman Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Cirebon, Kamis (19/10), kura-kura belawa saat ini dibudidaya di Desa Belawa, Kecamatan Lemah Abang.
Di sana terdapat taman konservasi rindang dengan beberapa kolam besar untuk ruang hidup hewan tersebut.
Selain tempat penangkaran, lokasi yang diber inama Objek Wisata Cikuya Belawa tersebut juga menjadi destinasi edukasi yang bisa didatangi oleh seluruh lapisan masyarakat.
Tempurungnya mirip punggung manusia
Hal menarik dari kura-kura belawa adalah di bagian tempurungnya yang disebut mirip punggung manusia. Ini karena teksturnya yang tidak sekeras kura-kura pada umumnya, dan bentuknya yang tidak cembung.
Tempurung kura-kura belawa akan semakin membentuk pola cekung seiring bertambahnya usia.
Untuk satu ekornya memiliki panjang sekitar satu meter, dengan bobot mencapai 20 sampai 80 kilogram. Kura-kura ini juga memiliki bentuk yang lebih gelap.
Kura-kura belawa disebut memiliki masa hidup hingga 50 tahun.
Penamaan Belawa serupa dengan nama desa tempat penangkaran
Penamaan belawa, serupa dengan nama Desa Belawa yang jadi tempat penangkaran hewan endemik itu.
Terdapat mitos kuat yang melatar belakangi lahirnya kura-kura belawa.
Konon warga atau pendatang dari luar yang membawa pulang akan mendapati musibah yang tak diinginkan.
Habitatnya ada di dua tempat yakni air dan daratan. Jika ingin bertelur, ia akan naik ke daratan dan menyembunyikannya di bawah pohon rindang.
Sempat hampir punah
Menurut informasi, kura-kura belawa pernah hampir punah di tahun 2010.
Ketika itu, didapati sekitar 300-an ekor kura-kura belawa mati secara tiba-tiba. Diduga kondisi ini diakibatkan oleh pencemaran air.
Namun beberapa tahun setelahnya warga bersama pihak berwenang berhasil membudidayakan kembali hingga populasinya kembali bertambah.
Proses penangkaran akan dilakukan melalui beberapa langkah. Pertama adalah menyelamatkan telurnya. Lalu melepaskan tukik-tukik yang sudah menetas. Terakhir memastikan kondisi kesehatan tubuhnya.
Hawanya sejuk dan teduh
Lokasi penangkarannya persis berada di kawasan pepohonan yang rimbun dan teduh. Ini bisa jadi destinasi keluarga yang nyaman dan edukatif, karena bisa melihat secara langsung kegiatan budi dayanya.
Harga tiketnya terjangkau yakni hanya Rp2.000 per orang.
Rencananya tempat wisata ini akan dikembangkan menjadi destinasi edukasi yang bisa dimanfaatkan lebih luas oleh kalangan pengajar maupun siswa dan mahasiswa sebagai pengetahuan khusus.