Sensasi Seru Jajan di Warung Kerek Bogor, Pembeli Wajib Teriak ke Penjual saat Pesan Makanan
Keharusan berteriak sendiri karena adanya jarak yang jauh, antara konsumen dan pemilik kedai yang terpisah aliran sungai.
Jika biasanya pembeli mendatangi warung untuk membeli sesuatu, lain halnya dengan tempat berjualan di wilayah Mantarena, Kelurahan Panaragan, Bogor, Jawa Barat. Di sini, pengunjung justru diharuskan berteriak jika ingin memesan makanan.
Keharusan berteriak sendiri karena adanya jarak yang jauh, antara konsumen dan pemilik kedai yang terpisah aliran sungai. Para pemilik usaha kemudian menyediakan ember yang ditarik (kerek) dengan tali untuk kegiatan jual belinya.
-
Dimana lokasi Warung Kolak viral tersebut? Baru-baru ini ramai di media sosial war kolak di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat. Sebagaimana terlihat dalam video yang tayang di akun Instagram @noonarosa, warga sudah antre sejak pukul 14:00 WIB sebelum kedainya buka.
-
Kapan warung bakso pentol tersebut viral? Dalam beberapa hari terakhir, pentol bakso di Desa Mergawati, Kroya, Kabupaten Cilacap itu sedang viral-viralnya.
-
Dimana warung kuliner ini berada? Seribu Rupiah Lontong sayur yang dapur produksi sekaligus warungnya berlokasi di Desa Sukobendu, Kecamatan Mantup, Kabupaten Lamongan itu dibanderol seharga Rp1.000 per porsi.
-
Siapa pemilik Warung Kolak Viral? Tri, penjual kolak viral tersebut mengaku saat ini sebagai penjual generasi ketiga. Sebelumnya, perintis awal sudah dilakukan sejak tahun 1990-an.
-
Dimanakah Warung Bu Wartilah berlokasi? Rumah makan Bu Wartilah di Jalan Sambipitu – Nglipar KM 7,5 Kabupaten Gunungkidul, cukup ramai pada Sabtu (2/3) siang.
-
Di mana warung Burpal berada? Adapun warung burpal ini berada di pojok Pasar Ciputat, Jalan Siliwangi, Kecamatan Ciawigebang, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Aktivitas unik ini selanjutnya mulai dikenal luas masyarakat dengan sebutan warung kerek Mantarena. Kira-kira bagaimana keunikannya? Berikut informasinya
Warung Berjajar di Bantaran Sungai
Terlihat di lokasi, tampak deretan warung yang berdiri di bantaran sungai dan dikelola oleh warga sekitar Mantarena. Para pemilik berjaga di depan kedai masing-masing, sembari menunggu pembeli.
Seluruh warung yang ada di sana, kebanyakan merupakan kedai rumahan dengan menu jualan utamanya adalah kuliner.
Bagi yang ingin memesan, seseorang tinggal memanggil pemilik warung dan menarik-menarik tali tambang yang terpasang membentang di atas sungai.
Memesan dengan Perantara Ember
Jika pembeli sudah menemukan warung yang dituju, ia tinggal mengambil ember dan menuliskan pesanan di nota. Kemudian, ember akan ditarik oleh penjual dan menyiapkan makanan yang dipesan.
- Sensasi Gonggong, Olahan Laut Andalan Masyarakat Batam yang Terbuat dari Siput
- Sensasi Menyantap Kapurut Sagu, Makanan Pokok Masyarakat Mentawai yang Gurih dan Bentuknya Unik
- Serunya Berburu Kuliner di Bojonegoro, Beli Stik Daun Kelor hingga Pentol Makin Praktis Pakai QRIS
- Jajaran Jenderal Bintang Tiga & Dua Polisi Kuliner Malam, Lahap Makan Pecel Pakai Tangan
Setelah jadi, pemilik warung akan kembali berteriak untuk membanggil pelanggan. Uang pun biasanya disiapkan pas dan dimasukkan ke dalam ember untuk diambil sang pemilik warung.
“Jadi kita serunya pas belanja itu harus sambil teriak-teriak ke pedagangnya,” kata seorang pembeli, Wati, mengutip Youtube Fokus Indosiar, Sabtu (31/8).
Jual Makanan Ringan hingga Kuliner Berat
Ada berbagai menu yang dijual di deretan warung kerek Mantarena. Beberapa di antaranya yakni mi ayam kangkung, bakso pentol mercon, mi tek-tek, nasi goreng telur, nasi goreng sosis dan nasi timbel komplit.
Untuk camilannya, warga pemilik warung juga menyediakan martabak telur, tahu walik, takoyaki, gorengan, brownis sampai pisang keju cokelat.
Semua harga makanan dibanderol dengan terjangkau dan tidak menguras kantong. Rata-rata, harganya mulai dari Rp5 ribu sampai belasan ribu rupiah saja.
“Unik sih, dan ini tempatnya sudah diatata ya jadi rapi, nyaman buat makan,” kata pembeli lain, Adel.
Penjual Senang
Salah seorang warga yang membuka usaha makanan di warung kerek mengaku senang dengan adanya kegiatan jual beli unik ini. Ia kini tak resah meski warungnya terhalang Sungai Cibalok.
Menurutnya saat hari libu, banyak warga yang berkunjung ke kampung tematik Mantarena untuk jalan-jalan dan menyantap banyak jajanan.
“Alhamdulillah saya senang dengan aktivitas warung kerek, usaha saya jadi dipermudah dan senang berjualan seperti ini,” ucap seorang pedagang warung kerek, Evi.
Sebelumnya Dikenal Semrawut
Sebelumnya, Kampung Mantarena ini dikenal kumuh dan semrawut. Kemudian, pihak terkait mulai menata lokasi dengan memindahkan para pedagang ke rumah masing-masing di bantaran Sungai Cibalok.
Dari sana, kemudian tercetus ide dengan menciptakan gaya berjualan menggunakan ember yang dikerek atau ditarik dengan tali. Alhasil, warga kini bisa kembali membuka usaha dari warung kerek yang unik.
“Sebelumnya kita coba gali, potensi apa yang bisa dikembangkan di sini, kemudian munculah ide warung kerek ini,” kata Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Kota Bogor, Jawa Barat, Juniarti Estiningsih.
Menyulap Kampung Kumuh jadi Destinasi Wisata Kota
Pihak pemkot kemudian memodali warga yang tidak memiliki pekerjaan dan berkeinginan membuka usaha. Setelahnya, geliat ekonomi semakin berkembang dengan adanya warga yang membuka stand UMKM makanan lokal di pinggir jalan dengan teratur.
Kemudian, kampung juga dihias dan dicat warna warni. Rumah tidak layak huni diperbaiki, dan pemerintah juga membantu pendirian kafe serta spot menarik di sana. Kampung Mantarena kemudian menjadi destinasi wisata tengah Kota Bogor yang ramai didatangi pengunjung.
“Ada juga kafe-kafe cantik dan kedai tepi sungai, sebagai aktivasi ekonomi warga,” tambah Juniarti.