Respons Wagub DKI soal Kabar Kepala BPPBJ Dicopot Terkait Kasus Pelecehan Seksual
Seperti yang diketahui, karena harus diperiksa oleh inspektorat, Kepala BPPBJ DKI, Blessmiyanda dinonaktifkan atau dibebastugaskan dari jabatannya itu.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan bahwa alasan digantinya Kepala Badan Pelayanan Pengadaan Barang dan Jasa (BPPBJ) DKI Jakarta tidak ada hubungannya dengan dugaan pelecehan sekskual.
"Terkait jabatan yang tidak ada periodesasinya seperti presiden, bupati, walkot, sangat memungkinkan untuk diganti walau belum 5 tahun. Jadi tidak ada aturan kepala dinas suatu Badan harus 5 tahun," kata Riza saat ditemui wartawan di Balai Kota, Kamis (25/3)
-
Kapan KM Rezki tenggelam? Peristiwa tenggelamnya KM Rezki diperkirakan terjadi sekira pukul 13.25 WITA, Sabtu, 2 Desember 2023.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Kapan Awaloedin Djamin meninggal? Awaloedin Djamin meninggal dunia pada usia 91 tahun, tepatnya pada Kamis, 31 Januari 2019 pukul 14.55 WIB.
-
Kapan Djamaluddin Adinegoro lahir? Gunakan Nama Samaran Djamaluddin Adinegoro lahir di Talawi, sebuah kecamatan di Sawahlunto, Sumatra Barat pada 14 Agustus 1904.
-
Kapan Ridwan Kamil mencoblos? Hal itu ia sampaikan usai mencoblos surar suara di TPS 45, Jalan Gunung Kencana, Ciumbuleuit, Kota Bandung, Rabu (14/2).
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
Riza menjelaskan, alasan pergantian jabatan Kepala BPPBJ itu karena kata dia, pergantian atau rotasi jabatan memang diperlukan agar kinerja suatu Badan/lembaga lebih baik lagi.
"Jadi tidak usah dipermasalahkan. Yang penting apalah nantinya pergantian ini memberikan kinerja yang lebih baik atau tidak," ungkapnya.
"Coba lihat, saat masa pimpinan Pak anies, Pak Ahok, Pak Jokowi, Bang Foke, Bang Yos, pergantian/mutasi jabatan di dinas/badan itu hasilnya seperti apa? Setiap pemimpin punya pertimbangan khusus untuk mutasi," ujarnya.
Oleh karena itu, Riza mengajak masyarakat untuk tidak berspekulasi dan selalu berprasangka baik.
"Jadi mari kita membiasakan berprasangka baik pada siapapun dan semua pergantian ini dimaksudkan baik," katanya
Selain itu, kata Riza, pemeriksaan yang dilakukan kepada kepala BPPBJ DKI, Blessmiyanda adalah hal yang biasa. Menurutnya memang sudah tugas inspektorat melakukan pemeriksaan kepada kepala BPPBJ.
"Kalau diperiksa itu biasa. Semua periksa. Seperti bagian keuangan saja yang diaudit BPK, itu kan biasa. Jadi tugas inspektorat, melakukan pemeriksaan itu biasa. Pemeriksaan jangan selalu dikonotasikan ada sesuatu yang salah atau negatif," ujarnya.
Politisi partai Gerindra itu mengaku betul-betul tidak tahu motif lain dibalik pemeriksaan yang dilakukan kepada anak buahnya itu. Hingga saat ini, kata Riza pihaknya belum menerima laporan terkait dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh Blessmiyanda.
"Saya tidak tahu, saya tidak ingin menduga-duga karena saya belum mendapat laporan secara resmi secara lisan maupun tertulis," ujarnya
Riza juga menegaskan bahwa dirinya tidak akan berkomentar jika belum hasil laporan pemeriksaan dari Inspektorat, maupun kesaksian dari Blessmiyananda sendiri. Menurutnya, kesaksian dari kedua belah pihaklah yang terbaik.
"Nanti tunggu laporannya dari inspektorat. Jadi mari kita beri kesempatan kepada yang bersangkutan dan inspektorat untuk menyampaikan dan menjelaskan," lanjutnya.
Seperti yang diketahui, karena harus diperiksa oleh inspektorat, Kepala BPPBJ DKI, Blessmiyanda dinonaktifkan atau dibebastugaskan dari jabatannya itu.
Pemeriksaan Blessmiyanda dikabarkan karena diduga melakukan pelecehan terhadap stafnya.
Baca juga:
Dinonaktifkan, Kepala BPPBJ Diperiksa Inspektorat Terkait Dugaan Pelecehan Seksual
Anies Baswedan Nonaktifkan Kepala BPPBJ Blessmiyanda
PDIP Heran Sepeda Boleh Masuk MRT Jakarta: Jadi Beban Transportasi
PDIP Yakin Formula E Bikin Rugi: Aneh Kenapa DKI Ngotot?
Dinsos DKI Tolak Usulan Kuota Penerima Bansos Pilihan DPRD
Pemprov DKI Berencana Bangun 21 Jembatan Penyeberangan Orang