RSUD Tamansari Rawat 67 Pasien DBD Sejak Januari 2024, Mayoritas Anak-Anak
RSUD Tamansari Rawat 67 Pasien DBD Sejak Januari 2024, Mayoritas Anak-Anak
Puncak kasus DBD diprediksi terjadi pada April 2024 usai puncak musim hujan berlangsung pada Maret 2024.
-
Bagaimana cara mencegah penyebaran DBD di Jakarta? "Utamanya PSN 3M plus & vaksinasi. Gencarkan G1R1J/gerakan 1 rumah 1 kader jumantik dengan menunjuk petugas PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)," ucap dia.
-
Apa yang dimaksud dengan DBD? Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi penyakit yang sering disalahpahami oleh masyarakat. Banyak yang beranggapan bahwa seseorang yang pernah terkena DBD tidak akan terinfeksi lagi karena sudah kebal terhadap virus dengue.
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Kapan kasus DBD di Jakarta mencapai puncaknya? Trend kasus DBD akan meningkat pasca El Nino dan pola kenaikan per bulannya khas pada musim penghujan dan sama dari tahun ke tahun akan mulai meningkat Desember, puncak April, lalu kembali turun," terangnya.
-
Di mana kasus DBD paling banyak ditemukan di Jakarta? Heru menyebut kasus DBD terbanyak ditemukan di Jakarta Selatan (Jaksel).
RSUD Tamansari Rawat 67 Pasien DBD Sejak Januari 2024, Mayoritas Anak-Anak
Kepala Seksi Pelayanan Medik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tamansari dr. Ngabila Salama, ada puluhan pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) yang sudah dirawat di RSUD Tamansari, Jakarta Barat sejak Januari 2024. Pasien mayoritas merupakan anak-anak.
"Total pasien sudah dirawat sejak 1 Januari 2024 sampai dengan hari ini ada 67 kasus. 70 persen kasus adalah anak-anak dan mayoritas usia SD dan SMP," kata Ngabila dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (30/3).
Ngabila menyebut, rata-rata pasien anak merupakan mereka yang masih aktif bermain dan beraktivitas pada pukul 08.00-10.00 WIB dan 15.00-17.00 WIB saat nyamuk DBD sedang sangat aktif.
Tercatat per Jumat 29 Maret 2024 pukul 20.00 WIB total masih ada 14 kasus pasien yang sedang dirawat di RSUD Tamansari. 8 kasus anak dan 6 kasus dewasa.
"1 kasus dewasa diantaranya dirawat di ICU, 5 kasus lainnya di ruang ranap biasa," ucap dia.
Ngabila menyatakan, pada pasien anak mayoritas usia SD dan SMP, semuanya dalam kondisi baik, stabil dan terkendali. Sejauh ini, tidak ada kasus kematian pada pasien anak yang mengalami DBD di RSUD Tamansari.
Pasien, ujarnya rata-rata dirawat di RSUD Tamansari 2-3 hari. Waktu sembuh DBD biasanya lebih lama pada pasien yang memiliki komorbid, yakni bisa sekitar 5 hari.
Puncak kasus DBD diprediksi terjadi pada April 2024 usai puncak musim hujan berlangsung pada Maret 2024. Oleh sebab itu, Ngabila menyarankan masyarakat menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
"Menuju puncak DBD April 2024 saya sarankan untuk cegah sakit dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan utamanya PSN 3am plus vaksinasi," ujarnya.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengatakan penyumbang kasus DBD terbanyak dari data terakhir yaitu Jakarta Barat dengan total kasus mencapai 716, disusul Jakarta Selatan.
Meski begitu, Dinkes menyebut dari lima kota dan satu kabupaten DKI Jakarta, rata-rata kasus DBD memang mengalami peningkatan baik di Jakarta Barat, Timur, Utara, Selatan, Pusat, maupun Kepulauan Seribu.
Memang, Jakarta Barat menyumbang penyebaran kasus DBD tertinggi hingga 26 Maret 2024 dengan jumlah kasus mencapai 716, disusul Jakarta Selatan 576, Jakarta Timur 562, Jakarta Utara 262 kasus, Jakarta Pusat 172 dan Kepulauan seribu 18 kasus.