10 Gejala Demam yang Berbahaya pada Bayi, Ketahui Cara Menanganinya
Terdapat beberapa gejala demam yang berbahaya pada bayi dan tidak boleh disepelekan.
Seperti diketahui, demam merupakan gejala umum yang sering terjadi ketika tubuh terserang penyakit. Bukan hanya pada orang dewasa saja, gejala ini juga bisa terjadi pada bayi. Ini adalah gejala awal yang kerap muncul ketika bayi sedang sakit.
Meski termasuk gejala umum, perlu diketahui bahwa terdapat beberapa gejala demam yang berbahaya pada bayi. Jika menemui satu dari beberapa gejala ini, Anda perlu segera membawa anak ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
-
Apa saja gejala demam pada anak? Gejala demam pada anak adalah peningkatan suhu tubuh yang mencapai 38°C atau lebih bila diukur dengan termometer. Gejala lain yang dapat menyertai demam pada anak tergantung pada penyebabnya.
-
Apa yang ditemukan pada kerangka bayi tersebut? Setelah kematiannya, bayi itu dimakamkan dengan kalung yang terbuat dari 93 manik-manik faience dan vitreous, serta enam manik-manik cornelian, sebuah temuan yang menunjukkan perawatan yang diterimanya dalam hidup dan mati.
-
Apa itu kejang demam pada anak? Kejang demam pada anak atau yang sering disebut penyakit step terjadi akibat adanya kenaikan suhu tubuh alias demam yang tinggi. Pada umumnya, demam tinggi itu disebabkan oleh adanya inveksi virus ataupun bakteri.
-
Apa yang dimaksud dengan kepala peyang pada bayi? Kepala peyang pada bayi, juga dikenal sebagai plagiocephaly, adalah kondisi di mana kepala bayi memiliki bentuk yang tidak simetris atau tidak biasa. Biasanya terjadi karena tekanan yang berlebihan atau posisi tertentu yang terus-menerus diberikan pada kepala bayi selama periode pertumbuhan yang cepat.
-
Apa saja gejala jamur pada mulut bayi? Gejala infeksi ini termasuk munculnya bercak putih pada lidah, langit-langit mulut, dan gusi bayi. Bayi yang terinfeksi jamur juga mungkin merasa tidak nyaman ketika menyusui, mengalami kesulitan makan, atau menjadi mudah marah karena rasa sakit yang disebabkan oleh infeksi.
-
Apa yang bisa digunakan untuk mengatasi demam dan nyeri pada bayi? Paracetamol dan ibuprofen untuk bayi biasanya dijual dalam bentuk cair sehingga mudah saat akan diberikan pada si keci. Mengutip dari nhs.uk, paracetamol dan ibuprofen aman saat digunakan untuk mengobati demam dan nyeri yang dirasakan bayi.
Berikut kami rangkum gejala demam yang berbahaya pada bayi yang perlu disimak.
Gejala Demam yang Berbahaya pada Bayi
Pertama, akan dijelaskan gejala demam yang berbahaya pada bayi. Demam merupakan gangguan umum yang sering muncul ketika bayi sedang sakit. Namun, terdapat beberapa gejala demam yang berbahaya pada bayi dan penting untuk diperhatikan, sebagai berikut:
- Demam tinggi dan persisten: Jika suhu tubuh bayi mencapai 39°C atau lebih, dan demam berlangsung lebih dari 48 jam, ini bisa menjadi tanda infeksi serius. Bayi yang berusia di bawah 3 bulan dengan suhu tubuh lebih dari 38°C harus segera dibawa ke dokter.
- Demam disertai kejang: Kejang demam dapat terjadi ketika suhu tubuh meningkat dengan cepat. Jika bayi mengalami kejang, terutama untuk pertama kali, segera cari bantuan medis untuk memastikan tidak ada kondisi yang lebih serius.
- Demam disertai ruam: Munculnya ruam di tubuh yang disertai demam bisa menjadi tanda infeksi serius seperti campak atau meningitis. Ruam yang tak biasa, apalagi jika meluas dengan cepat, memerlukan pemeriksaan segera.
- Demam disertai muntah dan diare: Jika bayi muntah dan diare bersamaan dengan demam, ada risiko dehidrasi yang tinggi. Tanda-tanda dehidrasi termasuk mulut kering, popok yang jarang basah, atau menangis tanpa air mata.
- Demam disertai nyeri saat menelan: Bayi yang mengalami kesulitan atau nyeri saat menelan, terutama jika disertai dengan demam, bisa mengalami infeksi tenggorokan, seperti radang amandel atau infeksi saluran pernapasan atas.
- Demam disertai batuk parah: Batuk yang parah bersama demam bisa menunjukkan adanya infeksi saluran pernapasan seperti bronkitis, pneumonia, atau infeksi paru-paru lainnya. Batuk yang sulit berhenti atau disertai bunyi mengi harus segera diperiksa.
- Demam disertai sesak napas: Jika bayi mengalami kesulitan bernapas, napas cepat, atau tarikan dinding dada yang dalam, ini bisa menandakan infeksi serius di paru-paru atau saluran napas. Ini adalah kondisi darurat medis yang membutuhkan perhatian segera.
- Demam disertai perubahan perilaku: Jika bayi menjadi sangat rewel, tidak responsif, terlalu lemas, atau sulit dibangunkan, ini adalah tanda bahaya. Perubahan drastis dalam perilaku, terutama yang disertai demam, harus segera diperiksakan ke dokter.
- Demam disertai bintik-bintik merah di kulit: Munculnya bintik-bintik merah yang tidak hilang saat ditekan bisa menandakan infeksi serius seperti meningitis. Jika ditemukan bintik-bintik semacam ini, segera bawa bayi ke rumah sakit.
- Demam disertai penurunan kesadaran: Jika bayi tampak sangat lemah, sulit dibangunkan, atau tampak kebingungan, ini bisa menjadi tanda infeksi otak atau kondisi serius lainnya. Segera cari pertolongan medis jika gejala ini muncul.
Cara Menangani Demam pada Bayi
Setelah mengetahui gejala demam yang berbahaya pada bayi, selanjutnya dijelaskan penanganannya. Saat bayi terserang demam, orang tua perlu memberikan penanganan yang baik untuk membatu menurunkan suhu tubuh anak. Berikut cara menangani demam pada bayi perlu dilakukan:
- Pantau suhu tubuh bayi secara teratur: Gunakan termometer digital untuk memantau suhu bayi secara berkala. Demam pada bayi biasanya didefinisikan sebagai suhu tubuh di atas 38°C. Segera konsultasikan ke dokter jika suhu bayi sangat tinggi atau tidak turun dalam 24-48 jam.
- Berikan ASI atau susu formula lebih sering: Jika bayi masih menyusu, berikan ASI atau susu formula lebih sering untuk menjaga bayi tetap terhidrasi. Cairan ini penting untuk mencegah dehidrasi, yang sering terjadi saat bayi demam.
- Kenakan pakaian yang ringan: Kenakan pakaian yang tipis dan ringan pada bayi untuk membantu tubuhnya melepaskan panas. Hindari membungkus bayi dengan selimut tebal atau pakaian berlapis, karena ini bisa meningkatkan suhu tubuhnya.
- Kompres hangat: Gunakan kain yang dibasahi air hangat (bukan air dingin atau es) untuk mengompres dahi, leher, atau ketiak bayi. Kompres hangat membantu menurunkan demam secara perlahan dan membuat bayi lebih nyaman.
- Jaga lingkungan tetap sejuk: Pastikan ruangan tempat bayi berada memiliki suhu yang nyaman dan sejuk. Anda bisa menggunakan kipas angin atau AC dengan suhu yang tidak terlalu dingin untuk menjaga udara segar di sekitar bayi.
- Hindari penggunaan obat penurun demam tanpa resep dokter: Jangan berikan obat penurun demam seperti parasetamol atau ibuprofen kepada bayi tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Penggunaan obat yang salah atau dosis yang tidak tepat bisa berbahaya bagi bayi.
- Perbanyak waktu istirahat: Pastikan bayi mendapatkan istirahat yang cukup. Biarkan bayi tidur lebih banyak untuk membantu tubuhnya melawan infeksi yang menyebabkan demam.
- Segera konsultasikan ke dokter jika demam tidak membaik: Jika demam bayi tidak turun dalam 24-48 jam, atau jika bayi menunjukkan tanda-tanda lain seperti kejang, sulit bernapas, muntah, atau sangat rewel, segera bawa bayi ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
- Perhatikan tanda-tanda dehidrasi: Tanda-tanda dehidrasi pada bayi termasuk mulut kering, menangis tanpa air mata, popok yang jarang basah, dan lemas. Jika bayi menunjukkan tanda-tanda ini, segera cari bantuan medis.
- Hindari memberi makanan padat jika bayi merasa tidak nyaman: Jika bayi sudah mulai mengonsumsi makanan padat, hindari memberikan makanan berat atau sulit dicerna saat bayi demam. Fokus pada cairan seperti susu atau makanan yang lebih ringan.