196 Masjid di Solo Masih Gelar Salat Tarawih Berjemaah, Tetap Jaga Protokol Kesehatan
Di Solo, tercatat 196 dari 706 masjid tetap menyelenggarakan salat tarawih, namun dengan protokol kesehatan yang ketat.
Di tengah ancaman penularan Virus Corona, beberapa masjid di Indonesia tetap menyelenggarakan ibadah salat tarawih Berjemaah. Di Solo, tercatat 196 dari 706 masjid tetap menyelenggarakan salat tarawih, namun dengan protokol kesehatan yang ketat.
“Kami bersyukur dari 706 masjid di kota Solo, sebanyak 196 masjid masih tetap menyelenggarakan kegiatan rutin salah satunya adalah salat tarawih di bulan Ramadan. Namun sudah ada perbaikan dengan menjaga protokol kesehatan,” ujar Kepala Kantor Kementerian Agama Surakarta Musta’in Ahmad dilansir ANTARA pada Rabu (6/5).
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Walau begitu, Musta’in berharap semangat untuk melakukan ibadah di rumah tetap dijaga dengan baik.
Mendengar Masukan Tokoh Ormas Agama
©2019 Merdeka.com
Menyambut bulan suci Ramadan, Musta’in mengatakan pihaknya tidak ingin ada ketegangan seperti di daerah lain agar ibadah seperti salat tarawih dapat berjalan kondusif.
Oleh karena itu dia mengadakan rapat koordinasi (rakor) dengan mendengarkan masukan dari tokoh ormas dan Dewan Masjid baik itu di tingkat kota ataupun kecamatan yang ada di Solo.
Walaupun salat tarawih pada beberapa masjid tetap dilaksanakan, pihaknya berharap para warga tetap menjaga ibadah di rumahnya.
Tetapkan Protokol Kesehatan
Dalam menjalankan salat tarawih di masjid itu, Musta’in menjelaskan pihaknya telah memberikan surat edaran kepada berbagai tempat ibadah yang ada di Surakarta.
Dalam surat edaran tersebut, dia meminta agar semua rumah ibadah tak hanya masjid agar tetap menaati protokol kesehatan yang berlaku
Protokol kesehatan itu misalnya menjaga jarak, mengurangi orang yang beribadah, dan mengimbau untuk beribadah di rumah masing-masing.
“Kami di bulan Ramadan ini lebih menekankan untuk beribadah di rumah masing-masing karena orang secara umum lebih bersemangat. Menjelang Idul Fitri ini saya harap semua orang tidak lengah dan tetap menjaga semangat untuk beribadah dari rumah,” ujar Musta’in dilansir dari ANTARA pada Rabu (6/5).
Mencari Solusi Terbaik
©2020 AFP/STR
Sementara itu Dandim 0735 Kota Surakarta Letkol (Inf) Wiyata Sempana Aji mengatakan rakor tersebut sengaja mengundang Ketua Ormas Islam dan kelembagaan keagamaan di Solo untuk memberikan masukan dan memperoleh solusi terbaik dalam rangka penanganan pandemi Virus Corona di Kota Solo.
Selain itu, Wiyata juga menginginkan ada kesamaan visi dalam menyikapi penanganan COVID-19 khususnya yang berhubungan dengan aspek agama. Menurutnya, hal tersebut harus dilakukan dengan cara bersinergi dan tidak mungkin dilakukan dengan hanya bergerak sendiri.
“Di rakor ini kami mencari solusi yang terbaik agar ibadah tetap berjalan dengan baik. Selain itu kami juga ingin percepatan penanganan pandemi ini bisa maksimal,” ujar Wiyata dilansir dari ANTARA pada Rabu (6/5).
(mdk/shr)