4 Fakta Sejarah Masjid Majasem, Jadi Saksi Penyebaran Islam di Klaten
Tak jauh dari pusat Kota Klaten, terdapat sebuah masjid tua yang cukup bersejarah. Namanya Masjid Majasem. Konon, bangunan masjid itu sudah berdiri pada tahun 1385. Masjid inipun menjadi saksi bisu penyebaran agama Islam di wilayah Klaten.
Tak jauh dari pusat Kota Klaten, terdapat sebuah masjid tua yang cukup bersejarah. Konon, bagunan masjid di sana sudah berdiri sejak tahun 1385.
Menyambangi masjid itu sesungguhnya tidak terlalu sulit. Dari pusat Kota Klaten, lokasi Masjid Majasem dapat ditempuh sekitar 13 menit menggunakan kendaraan bermotor.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Dilansir dari Jatengprov.go.id, masjid ini jadi saksi bisu penyebaran agama Islam di wilayah Klaten. Keberadaannya masih berhubungan erat dengan Kasunanan Surakarta.
Lalu bagaimana sejarah masjid tua itu? Berikut selengkapnya:
Sejarah Masjid Majasem
©jatengprov.go.id
Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Majasem, Sugimin, mengatakan bahwa di zaman dulu masjid ini adalah sebuah langgar. Namanya Langgar Kalimasada. Konon langgar ini dibangun oleh para wali pada tahun 1385 Masehi.
Setelah masa itu, langgar tersebut sempat tidak terawat. Lalu pada tahun 1780 Masehi, utusan dari Keraton Kartasura memugar langgar berukuran 10x10 meter persegi itu menjadi sebuah masjid.
Prasasti Raja Surakarta
©jatengprov.go.id
Pada dinding masjid, terpahat sebuah prasasti bertandatangan Raja Surakarta Pakubuwana XII. Lalu persis di samping pintu utama masjid, ada sebuah prasasti bertuliskan Masjid Baitul Makmur 1385 M Majasem tanggal 6 Januari 2001.
Sugimin mengaku sudah berusaha mencari bukti soal prasasti itu hingga ke Keraton Surakarta, namun bukti tertulis penanggalan itu telah musnah saat Perpustakaan Keraton Radya Pustaka terbakar.
“Setelahnya, ada sosok Pangeran Ngurawan dari Kartasura sebelum kraton pindah ke Surakarta yang diberikan hak perdikan di sini. Kemudian membangun Langgar Kalimosada jadi Masjid Majasem. Kenapa disebut Majasem, karena di sini dulu banyak tumbuh pohon maja dan pohon asem,” kata Sugimin dikutip dari Jatengprov.go.id.
Ada Makam Kuno
©jatengprov.go.id
Menurut Sugimin, dulunya bangunan asli masjid hanya 10x10 meter persegi. Di dalamnya terdapat 16 tiang penyangga yang terbuat dari kayu dan pondasinya berupa batu. Setelah zaman berkembang, dibangun pula bangunan tambahan berupa serambi dan tempat ibadah khusus putri.
Sementara itu di sebelah barat masjid, terdapat sebuah pemakaman kuno. Makam yang terdiri dari puluhan nisan itu dipercaya menjadi tempat peristirahatan Pangeran Ngurawan dan keluarganya. Pada 22 Juni 2020, bangunan masjid ini ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah.
Daya Tarik Wisata
©jatengprov.go.id
Di Bulan Ramadan ini, Masjid Majasem disemarakkan dengan berbagai kegiatan keagamaan seperti Taman Pendidikan Alquran (TPA) dan kegiatan buka puasa bersama.
Ketua Komunitas Pecinta Cagar Budaya (KPCB) Klaten Wisnu Hendrata menyebutkan pemanfaatan Masjid Majasem ini merupakan salah satu bentuk pelestarian. Cerita yang berkembang di tengah masyarakat tentang masjid ini juga disebut sebagai daya tarik wisata.
“Kami juga mengajak agar pihak terkait melakukan studi lebih lanjut terkait tahun pasti pembangunan masjid. Agar menjadi sarana edukasi bagi generasi selanjutnya,” kata Wisnu dikutip dari Jatengprov.go.id pada Jumat (8/4).
(mdk/shr)