Banyak yang Dibiarkan Menumpuk di Sembarang Tempat, Mahasiswa UGM Berhasil Sulap Sampah Plastik Jadi Produk Meja dan Kursi
Selain sampah plastik, bahan-bahan yang perlu disiapkan untuk membuat inovasi itu antara lain semen, pasir, dan oli.
Selain sampah plastik, bahan-bahan yang perlu disiapkan untuk membuat inovasi itu antara lain semen, pasir, dan oli.
Banyak yang Dibiarkan Menumpuk di Sembarang Tempat, Mahasiswa UGM Berhasil Sulap Sampah Plastik Jadi Produk Meja dan Kursi
Sampah menjadi masalah besar warga Kota Jogja. Setelah Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan tutup, pemerintah terkait seolah belum punya solusi untuk mengatasi sampah-sampah yang menumpuk di beberapa titik pembuangan. Justru permasalah ini dikembalikan lagi ke warga di mana mereka dituntut untuk bisa mengolah sampah secara mandiri.
-
Apa tujuan dari program SEB Pertamina yang digelar di SMK SMTI Kota Makassar? Program SEB bertujuan untuk mendukung keterlibatan sekolah dan generasi muda dalam keberlanjutan lingkungan (environmental sustainability). Program ini juga mendorong para siswa memberikan dampak ke masyarakat sekitar melalui edukasi dan penggunaan energi terbarukan.
-
Apa inovasi yang dibuat oleh siswa SMK Kupang? Siswa SMK di Kupang sukses membuat jemuran pintar.
-
Apa yang dilakukan mahasiswa UGM dalam KKN mereka di Sulawesi Barat? Mahasiswa adalah agen perubahan. Tak sedikit mahasiswa yang melakukan inovasi untuk memberikan perubahan di tengah masyarakat. Bentuk inovasi itu bisa dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya saat program Kuliah Kerja Nyata atau KKN. Melalui program KKN, Mahasiswa Universitas Gadjah Mada bakal memasang teknologi pemanen air hujan, tepatnya di Pulau Karampuang, Mamuju, Sulawesi Barat.
-
Bagaimana cara PKM meningkatkan mutu mahasiswa? PKM membantu meningkatkan mutu mahasiswa agar optimal saat terjun ke masyarakat.
-
Apa saja program inovatif Kementan yang meraih penghargaan Merdeka Awards? Penghargaan Program Inovatif Untuk Negeri ini diberikan atas dasar tiga penilaian, Kementan dinilai memiliki program dan terobosan seperti Taxi Alsintan, Petani Milenial, dan Aplikasi Pesan Alsintan Via Online yang dianggap memiliki kriteria sebagai Program Inovatif Kemandirian Ekonomi, Program Inovatif Bidang Pelayanan Publik, dan Program Inovatif Pendukung Digitalisasi.
-
Bagaimana anak ketiga belajar untuk menjadi kreatif? Anak ketiga sering kali dikaitkan dengan kreativitas yang tinggi. Dalam keluarga yang sudah memiliki anak lebih dulu, anak ketiga belajar menjadi mandiri dan mencari cara untuk mendapatkan perhatian dan pengakuan.Hal ini mendorong mereka untuk menjadi kreatif dalam berbagai situasi.
Untungnya ada sekelompok mahasiswa UGM yang peduli terhadap isu sampah ini. Mereka adalah Nadira Titania Efemy (Fisika), Hanif Kudusuhada (Fisika), Evandra Afif Naufal (Fisika), Muhammad Isma Maqoli Ula (Teknik Industri), dan Calviendra Reiky Laksana (Teknik Sipil).
Pada Maret 2024 lalu, mereka mendapat pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa-Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) dari Kemendikbudristek untuk melakukan pemberdayaan pada warga di Dusun Juwangen, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman.
Dalam pemberdayaan itu, mereka menciptakan inovasi berupa produk meja dan kursi yang terbuat dari sampah plastik.
Inovasi itu disebut merupakan salah satu solusi atas menumpuknya sampah plastik di Yogyakarta. Bagaimana inovasi ini dilakukan? Dan bagaimana pula hasilnya?
Selain sampah plastik, bahan-bahan yang perlu disiapkan untuk membuat inovasi itu antara lain semen, pasir, dan oli. Bahan-bahan ini berguna untuk merekatkan plastik sehingga produk yang dihasilkan memiliki tingkat kerapatan yang tinggi dan kokoh.
Dikutip dari Ugm.ac.id, pembuatan produk diawali dengan memasak oli hingga mendidih. Kemudian sampah plastik dimasukkan dan diaduk hingga plastik meleleh sepenuhnya.
Selanjutnya, campuran pasir dan semen dimasukkan sehingga tekstur adonan menjadi padat seperti adonan kue. Setelah benar-benar padat, adonan harus dimasukkan ke dalam cetakan sebelum mengeras, lalu ditekan menggunakan alat penekan hingga permukaannya rata.
Terakhir, adonan dibiarkan mengeras dengan cara merendamnya di dalam air selama 10-30 menit. Sementara gagang dan dudukan kursi dan mejanya dibuat dengan batangan dan balok kayu yang disekrup pada bagian bawah meja. Sehingga terbentuklah meja dan kursi yang kuat dan seimbang.
- Menilik Kecanggihan Kursi Roda yang Bisa Digerakkan dengan Mata, Hasil Inovasi Mahasiswa ITS untuk Manjakan Difabel
- Luar Biasa! Mahasiswa UGM Sukses Ubah Limbah Cangkang Keran Jadi Semen Ramah Lingkungan
- Mahasiswa UGM Sulap Kotoran Sapi Jadi Batako, Begini Caranya
- Inovasi Mahasiswa UGM saat KKN di Sulawesi Barat, Pasang Alat Pemanen Hujan dan Penerangan Jalan Bertenaga Surya
Ketua organisasi relawan pengelolaan sampah Dusun Juwangen, Sapto, sangat mengapresiasi inovasi para mahasiswa UGM itu. Ia mengatakan kalau program pengabdian masyarakat itu memberikan dampak positif pada masyarakat. Apalagi setelah penutupan TPST Piyungan warga menjadi kesulitan dalam mengelola sampah terutama sampah plastik.
“Program ini sangat memberikan dampak positif bagi kami. Sebelumnya kami hanya membakar sampah plastik agar tidak terjadi penimbunan. Tapi cara ini juga menyebabkan polusi udara dan gangguan pernapasan. Kami berharap program ini dapat terus berkembang. Tak hanya di desa kami, tetapi juga di desa-desa lainnya,”
pungkas Sapto dikutip dari Ugm.ac.id.