Berawal dari Sepedaan Bareng, Ibu-Ibu di Wonogiri Ini Sulap Lahan Tidur jadi Kebun Sayur
Terbentuknya kelompok itu berawal dari para ibu-ibu yang ingin punya kebun sayur sendiri
Terbentuknya kelompok itu berawal dari para ibu-ibu yang ingin punya kebun sayur sendiri
Berawal dari Sepedaan Bareng, Ibu-Ibu di Wonogiri Ini Sulap Lahan Tidur jadi Kebun Sayur
Pada masa pandemi COVID-19, masyarakat harus berpikir keras bagaimana agar mereka tetap bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari di tengah krisis ekonomi. Hal inilah yang mendorong kelompok wanita tani (KWT) Srikandi untuk membuat kebun sayur sendiri.
Dikutip dari kanal YouTube Cap Capung, KWT Srikandi beralamat di Dusun Pule, Desa Pule, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri.
-
Kenapa KWT Srikandi dibentuk? Mengatasi Masalah Kenaikan Harga Pangan KWT Srikandi dibentuk pada awal tahun 2023 lalu. Saat itu, peruntukannya adalah membantu mengatasi kenaikan harga pangan dan memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.
-
Siapa yang memimpin KWT Srikandi? Di bawah kepemimpinan KWT oleh Mimin Suminar, sebanyak 15 emak-emak di sana berhasil menanam hampir 100 tanaman meliputi pakcoy, kangkung, daun singkong, jahe, lengkuas, cabai, terong, dan berbagai jenis buah-buahan.
-
Dimana KWT Srikandi berada? Kelompok emak-emak di sana bergerak bersama menyulap lahan kosong untuk ditanami sayur. Para anggota KWT Srikandi di RT 02, RW 08 ini berhasil membudidayakan sejumlah jenis sayuran yang mudah diolah.
-
Bagaimana KWT Srikandi membantu ketahanan pangan warga? Setiap akhir pekan kami selalu membagikan hasil panen yang ada di sini kepada masyarakat secara gratis. Biasanya kami bagikan selepas kegiatan senam bersama yang dilaksanakan di halaman KWT Srikandi tak hanya dari RW 08, namun juga warga sekitar,” lanjut Erwin.
-
Apa yang dilakukan oleh KWT Srikandi di Kelurahan Nusa Jaya? Para anggota KWT Srikandi di RT 02, RW 08 ini berhasil membudidayakan sejumlah jenis sayuran yang mudah diolah.
-
Bagaimana KRT Wiroguno menciptakan notasi andha? Saat menjabat di sekolah tari Krida Beksa Wirama, KRT Wiroguno dititahkan untuk mendokumentasikan gending-gending gagrak Yogyakarta. Untuk keperluan itulah ia menciptakan sistem notasi khusus, yaitu notasi andha.
Nunik Dwi Maryati, Ketua KWT Srikandi, bercerita bahwa kelompok itu terbentuk pada tahun 2021. Terbentuknya kelompok itu berawal dari para ibu-ibu yang rajin bersepeda bersama setiap pagi.
Saat bersepeda itu mereka menemukan banyak tanaman yang bagus-bagus di lahan-lahan kosong. Dari sanalah muncul keinginan mereka untuk melakukan hal serupa.
“Terus kita berkumpul, kita bincang-bincang. Terus kita cari lahan dulu. Lalu kita menghimpun kira-kira delapan orang,” kata Nunik dikutip dari kanal YouTube Cap Capung.
Setelah lahan diperoleh, mereka mengelola lahan itu dengan ditanami cabai sebanyak 300 batang. Setelah itu mereka membeli bibit antara lain terong, timun, tomat, sawi, ceme, gambas, labu madu, kangkong, bayam, kol, dan kembang kol.
Singkat cerita, tanaman-tanaman itu tumbuh dari berbuah. Dari hasil panen sayuran tersebut uangnya digunakan untuk membeli bibit ayam sebanyak 20 ekor dan bibit lele sebanyak 2.000 ekor.
“Pemerintah desa memberi kami dana sebanyak Rp10 juta dan dana itu dialokasikan ke lele juga,” kata Nunik.
Untuk saat ini, anggota KWT Srikandi ada 30 orang. Setiap hari, ada enam orang yang piket. Setiap anggota piket bertugas untuk menyirami tanaman, menyiangi, dan melayani pembeli.
Banyak masyarakat sekitar yang membeli sayuran di KWT Srikandi. Sayuran yang dihasilkan pun lebih segar dan harganya lebih murah.
“Hasil penjualan kita catat dan uangnya untuk operasional. Misalnya untuk beli makan waktu kerja bakti,” ujar Nunik.
Mayoritas warga di Dusun Pule berprofesi sebagai petani dan ibu rumah tangga. Nunik sering menawari warga, terutama yang ibu-ibu, untuk ikut bergabung di KWT Srikandi.
- Pegawai Kehutanan Temukan 10 Butir Telur Paling Langka, Mirip Batu dengan Warna Hijau Gelap
- Melihat Kehidupan Warga di Kampung Tengah Pegunungan Kapur Wonogiri, Sepi karena Banyak yang Merantau
- Diduga Bunuh Diri karena Bosan Hidup, Kakek 90 Tahun Ditemukan Tewas di Bak Kamar Mandi
- 4 Sekeluarga Tewas Diduga Dirampok di Musi Banyuasin, Rumah Korban Jauh dari Permukiman
Sang pemilik lahan pun senang lahannya bisa diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Ia pun berjanji pada Nunik untuk mengizinkan Nunik mengelola lahan itu selama mungkin.