Cerita Unik dari Makam Para Tokoh Pribumi di Bergota Semarang, Ada Batu Misterius Bertuliskan Huruf Tionghoa
Tak hanya sebagai pemakaman umum, di makam Bergota Semarang terdapat beberapa makam tokoh pribumi penting pada masanya.
Tak hanya sebagai pemakaman umum, di makam Bergota Semarang terdapat beberapa makam tokoh pribumi penting pada masanya.
Cerita Unik dari Makam Para Tokoh Pribumi di Bergota Semarang, Ada Batu Misterius Bertuliskan Huruf Tionghoa
Makam Bergota di Kota Semarang, tak hanya menjadi sebuah pemakaman umum yang berada di tengah permukiman penduduk. Di sana juga terdapat makam sejumlah tokoh penting.
-
Kapan Hari Brimob diperingati? Bangsa Indonesia memperingati Hari Brimob setiap tanggal 14 November.
-
Kapan Mikha Tambayong mulai bertugas? Perempuan kelahiran Jakarta 15 September 1994 ini mulai aktif berdinas sejak Mei 2023.
-
Siapa Mbah Joget? Dilansir dari kanal YouTube Tri Anaera Vloger, Mbah Joget sendiri merupakan seorang penari atau ronggeng pada masa kolonial Belanda.
-
Apa yang menjadi ciri khas Bakmi Babah Tong Matraman? Sudah eksis sejak 1978, bakmi ini menjadi pilihan para penggemar Chinese food dengan tekstur mi yang kenyal namun lembut di mulut. Menu ini juga memiliki toping irisan ayam yang lezat dan menggugah selera sehingga cocok bagi penyuka jenis mi.
-
Apa yang menjadi ciri khas dari makam Yahudi di Bergota dibandingkan dengan makam lainnya? Bentuk makam Yahudi di Bergota sangat berbeda dengan makam-makam lainnya. Kalau kebanyakan makam nisannya bertuliskan huruf latin, nisan makam Yahudi bertuliskan huruf Ibrani.
-
Siapa Eko Prawoto? Dilansir dari Wikipedia, Eko Prawoto merupakan seorang arsitek legendaris dari Indonesia. Pria kelahiran Purworejo, Agustus 1958 itu menerjuni dunia arsitektur sejak menjadi mahasiswa Universitas Gadjah Mada pada tahun 1977.
Makam Bergota Krajan, menurut warga sekitar, merupakan kompleks pemakaman paling tua di Bergota.
Di sana banyak dimakamkan para pejabat penting pada masa Kerajaan Mataram Islam dan juga para pejabat penting dari pemerintah Hindia Belanda.
Pada salah satu batu nisan makan yang diperkirakan sudah berusia tua, tertulis nama Djohar Manik. Batu nisannya menggunakan model langgam dari Kerajaan Demak.
(Foto: YouTube Tri Anaera Vloger)
Ada pula sebuah makam yang batu nisannya diukir dengan detail. Batu nisan itu terbuat dari kayu jati.
Mengutip YouTube Tri Anaera Vloger, makam itu milik pasangan suami istri dari keluarga kapiten Arab.
Di samping makam dari kapiten Arab, terdapat banyak nisan lingga dan nisan pipih yang tertanam di tanah. Dimungkinkan yang dimakamkan di situ adalah orang-orang dari komunitas Arab yang bermukim di Semarang.
Bergeser sedikit, terdapat makam yang berada di sebuah bangunan tertutup. Bagian dalamnya dibatasi dengan sebuah pagar beton bercat hijau.
Menurut Pak Yuli, salah seorang penjaga makam, yang dimakamkan di sana adalah Bupati Semarang ke-9, yaitu Surohadimenggolo I.
- Cerita Miris di Balik Video Viral Warga Tandu Orang Sakit Terjang Lumpur, Ternyata Jalan Rusak Sudah Menahun
- Kisah di Balik Situ Batu Karut Sukabumi yang Indah, Tenang Namun Misterius
- Ada Cerita Pohon Bolong dan Sosok Naga Raksasa, Ini Mitos Gunung Kerinci di Provinsi Jambi
- Menilik Sejarah Batu Hobon Pusuk Buhit, Dipercaya Jadi Tempat Peninggalan Harta Karun Raja Batak
Berikutnya ada makam Tasripin, seorang kolongmerat pribumi pada masa Hindia-Belanda akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20.
Kompleks makam keluarga Tasripin dipagari khusus. Namun ada bagian yang dibiarkan terbuka sehingga siapapun bisa masuk.
Di antara makam-makam anggota keluarga lain, makam Tasripin adalah yang paling besar di sana.
Mengutip YouTube Tri Anaera Vloger, dulu batu nisan di makam itu pernah hilang dicuri orang. Namun hanya selang beberapa hari, batu nisan itu kembali lagi ke tempatnya.
Tasripin merupakan salah satu taipan asal Kota Semarang. Konon kekayaannya mencapai 45 juta gulden.
(Foto: YouTube Tri Anaera Vloger)
Berikutnya ada makam Ki Pandanaran. Konon sebelum dipindah ke daerah Mugas, makam Ki Pandanaran berada di Bergota. Makam itu kemudian dipindah sekitar tahun 1980.
Kini bekas makam Ki Pandanaran hanya menyisakan sebuah petilasan yang tertutup rimbunan pohon. Salah satu pohon di sana bentuknya unik seperti rantai. Di bekas makamnya, terdapat sebuah batu bata yang ukurannya besar.
Tak jauh dari makam pandanaran, terdapat sebuah batu nisan misterius bertuliskan huruf Tionghoa. Konon tulisan itu dibaca “hu”, merujuk pada sebuah suku yang berada di Dataran Tinggi Tiongkok.
Mengutip YouTube Tri Anaera Vloger, batu tersebut terbuat dari andesit utuh. Beberapa makam Tionghoa memang masih bisa ditemui di Bukit Bergota tersebut.
Di sisi lain Makam Bergota Semarang, terdapat makam Pangeran Puger. Makamnya terdapat pada sebuah bangunan khusus berpagar beton hijau.
Pangeran Puger adalah seorang tokoh pada masa pergolakan Kerajaan Mataram Islam yang kemudian lari ke Semarang.
Nisan makam Pangeran Puger terbuat dari batu lintang. Ukuran batu nisan itu sangat besar.