Dulunya Chef di Hotel Berbintang, Pria Kulon Progo Ini Memilih Resign dan Sukses Jadi Pembudidaya Ikan
Awalnya ia terjun ke bidang peternakan ayam. Tapi karena adanya pandemi, ia kemudian beralih menekuni bidang perikanan.
Sebelum terjun ke dunia perikanan, Bunairianto Siswoyo, pria asal Dusun Kliripan, Kalurahan Hargorejo, Kapanewon Kokap, Kulon Progo bekerja sebagai seorang chef di hotel berbintang. Ia kemudian memutuskan resign karena ingin mengurus orang tua.
“Orang tua tinggal sendiri. Jadi adik-adik saya ini kan semua merantau. Ada yang ke luar negeri, ada yang ke luar pulau Jawa, akhirnya saya putuskan untuk stay di rumah,” kata pria yang akrab disapa Yanto itu.
-
Siapa penemu Ikan Mujair? Ikan ini di Indonesia pertama kali ditemukan oleh Pak Mujair di muara Sungai Serang pantai selatan Blitar, Jawa Timur pada tahun 1939.
-
Dimana ikan ini ditemukan? Ilmuwan dari Universitas Western Australia, menangkap rekaman ikan tersebut saat berenang di dekat Palung Izu-Ogasawara di lepas pantai Jepang.
-
Apa bukti kepunahan Ikan Pari Jawa? Hilangnya ikan pari Jawa, kerabat kecil ikan pari, merupakan kepunahan ikan laut pertama akibat ulah manusia.
-
Bagaimana cara budidaya ikan gurami di Dusun Kergan? Gunakan Kolam Bioflok Budi daya gurami yang dikembangkan Sunarto dan 35 warga di Dusun Kergan tergolong unik. Hampir 98 persen dari mereka mengembangkan budi daya itu menggunakan kolam terpal atau kolam bioflok. Di Dusun Kergan sudah ada 235 kolam bioflok yang masing-masing kolam memiliki diameter 3 meter.
-
Kenapa Ahmad Syihab Udin memilih budidaya ikan nila? Alasannya, karena budi daya nila jauh lebih murah dibandingkan dengan ayam petelur.
-
Bagaimana Ikan Pari Jawa punah? Tim melakukan pemodelan baru yang mencakup semua informasi yang tersedia tentang spesies yang mengungkapkan bahwa Ikan Stingaree Jawa telah punah.
Ia kemudian mencoba terjun ke bidang peternakan. Awalnya ia terjun ke bidang peternakan ayam. Tapi karena adanya pandemi, ia kemudian beralih menekuni bidang perikanan.
Berikut kisah selengkapnya:
Butuh Kesabaran
Menurut Yanto, budidaya ikan merupakan budidaya yang cukup menjanjikan. Pertama kali ia mencoba budidaya ikan gurami dan nila. Ikan nila panennya cepat, sementara ikan gurami pakannya sangat mudah diperoleh. Hal ini membuat budidaya itu bisa mendatangkan penghasilan secara rutin.
“Tapi ke depannya memang sangat sulit karena untuk memelihara itu prosesnya sangat panjang. Butuh kesabaran, butuh ketelatenan, karena ini makhluk hidup. Apalagi ini di budidaya perikanan, air itu sangat mempengaruhi,” kata Yanto dikutip dari kanal YouTube Cap Capung.
Selain ikan gurami dan nila, Yanto juga mengembangkan budidaya lobster air tawar. Menurutnya budidaya lobster cukup mudah dilakukan.
- Jualan Bubur Ayam usai Pulang Bertugas, Sosok Anggota Polisi Ini Curi Perhatian
- Resign dari Pekerjaan di Kapal Pesiar, Pria Asal Magelang Ini Sukses Bangun Surga Kebun Buah
- Resign di Dunia Pendidikan, Pria Ini Kini Sukses Berternak Ayam Kampung dan Buka Pelatihan
- 17 Tahun Jadi Karyawan BUMN dan Pilih Resign, Pria Desa Ini Sukses Bangun Bisnis Kayu dan Ekspor ke 17 Negara
Tips Merawat Ikan
Yanto mengatakan, yang terpenting dari budidaya ikan adalah kebersihan lingkungan dan kebersihan air. Untuk pakannya, Yanto mengombinasikan antara makanan pabrik dan sayuran. Makanan pabrikan masih menjadi yang utama, tapi makanan itu diolah lagi dengan diberi nutrisi tambahan.
Untuk mengatasi masalah penyakit, Yanto rutin memberi garam pada pakan ikannya setiap seminggu sekali. Menurutnya, garam bisa meningkatkan antibodi agar tidak mudah terserang penyakit.
“Setiap seminggu sekali air kita buang separuhnya dan kita tambahkan sampai batas air yang kita inginkan. Perawatan gurami sama nila relatif sama. Cuma gurami diberi pakan dedaunan. Kalau untuk lobster itu lebih mudah lagi karena segala macam pakan dimakan sama dia,” kata Yanto.
Risiko Kematian
Yanto mengakui risiko kematian dari budidaya ikan ini cukup besar. Bahkan saat mulai membudidayakan ikan gurami, ikan yang ia budidayakan mati separuhnya. Tapi dari sana ia belajar agar bisa merawat ikannya lebih baik lagi. Menurutnya, kalau seorang pembudidaya tidak bisa memelihara budidayanya dengan baik, maka hasilnya juga tidak baik.
“Dalam berbudidaya, hal paling penting yang pertama adalah rasa senang. Yang kedua adalah niat untuk berbudidaya. Dan yang ketiga adalah kita mulai dengan tanggung jawab. Dari sana kita bersinergi, dari ketiga hal tersebut kita pasti berhasil dalam budidaya apapun,” pungkas Yanto dikutip dari kanal YouTube Cap Capung.