Fakta di Balik Ledakan Bubuk Petasan di Jepara, Radius hingga 1 Km
Pada Minggu (9/4) malam, bubuk yang diduga petasan meledak hingga menyebabkan dua orang anak luka-luka dan tujuh bangunan rusak di Jepara. Kedua anak itu, Rangga Dwi (11) dan Zidan (10) mengalami luka bakar dan harus dilarikan ke rumah sakit.
Pada Bulan Ramadan, permintaan pembuatan petasan biasanya semakin banyak. Pada waktu-waktu tertentu, anak-anak kerap bermain petasan di jalan-jalan kampung bahkan di pinggir jalan raya. Maka dari itu produksi bahan peledak itu semakin meningkat.
Namun sering kali produksi petasan tidak diikuti dengan standar keamanan. Hal ini bisa menimbulkan ledakan yang berdampak cukup luas.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Pada Minggu (9/4) malam, bubuk yang diduga petasan meledak hingga menyebabkan dua orang anak luka-luka dan tujuh bangunan rusak di Jepara. Kedua anak itu, Rangga Dwi (11) dan Zidan (10) mengalami luka bakar dan harus dilarikan ke rumah sakit.
Berikut adalah fakta-fakta di balik ledakan itu:
Kronologi Kejadian
©shutterstock.com/wonderisland
Kejadian ini berawal saat tiga orang anak, Rangga Dwi, Zidan, dan Qurais hendak mencari ember bekas untuk dibuat tongtek. Kebetulan di belakang SD Negeri 1 Kedung ada sebuah ember yang di dalamnya ternyata ada bubuk bahan petasan yang dibungkus. Kemudian anak tersebut mengambil embernya. Namun, tiba-tiba saja bubuk bahan petasan itu meledak. Dua anak terluka, satu anak selamat.
Selain itu, ada lima rumah milik warga yang rusak. Kerusakan paling parah pada rumah Sunarti di mana semua kaca pintu dan jendela rusak. Rumah warga lainnya yang rusak ada pada bagian genteng dan dinding rumah yang terbuat dari kayu. Bangunan masjid dan sekolah juga mengalami kerusakan walau tidak begitu parah.
Olah TKP
©shutterstock.com/AI vision
Usai kejadian itu, Tim Gegana Polda Jateng langsung melakukan olah TKP. Dari olah TKP, polisi menyita ember tempat menyimpan petasan, kain penutup ember, sisa bubuk bahan petasan yang ada di rumah pemilik petasan, serta alat yang digunakan untuk proses peracikannya. Selanjutnya, akan dilakukan uji laboratorium untuk memastikan bahan apa yang dilakukan untuk membuat petasan itu.
Dari pemeriksaan itu, diperkirakan radius ledakan dari bubuk petasan seberat 1 kg itu mencapai 1 kilometer. Hal inilah yang kemudian membuat sejumlah rumah rusak.
“Diduga ada salah satu anak yang tidak sengaja menendang ember yang di dalamnya terdapat bubuk bahan pembuatan petasan. Hal inilah yang menyebabkan ledakan terjadi,” kata Kapolres Jepara, AKBP Warsono, dikutip dari ANTARA.
Motif Pelaku
©shutterstock.com/Vladimir Mucibabic
Dari pemeriksaan kasus, polisi menetapkan HM, warga Desa Kedungmalang, Jepara, sebagai tersangka. Berdasarkan keterangan pelaku, ada motif ekonomi di balik pembuatan bubuk petasan itu. Sementara itu alasan pelaku menaruh bubuk petasan di luar adalah karena saat pelaku meraciknya, terjadi reaksi panas, sehingga pelaku membawanya keluar rumah.
Hingga kini, pelaku masih dalam pemeriksaan untuk dimintai keterangan. Salah satu keterangan yang disasar adalah apa bahan baku yang digunakan serta diperoleh dari mana saja.
“Untuk informasi awal bahan berbahaya itu dijual lewan COD dan tidak saling kenal, sehingga perlu dilakukan pendalaman,” kata AKBP Warsono dikutip dari ANTARA.