Kisah Hidup Anyakrawati, Raja Mataram yang Mendapat Gelar 'Panembahan Seda Ing Krapyak'
Pada masanya, Kerajaan Mataram Islam berhasil menumpas berbagai pemberontakan dan melakukan berbagai usaha penaklukkan
Pada masanya, Kerajaan Mataram Islam berhasil menumpas berbagai pemberontakan dan melakukan berbagai usaha penaklukkan
Kisah Hidup Anyakrawati, Raja Mataram yang Mendapat Gelar "Panembahan Seda Ing Krapyak"
Anyakrawati adalah raja kedua Mataram setelah Panembahan Senopati. Ia memerintah antara tahun 1601-1613 Masehi. Sosoknya terkenal akan kepiawaiannya dalam berperang dan berburu. Karena ini ia mendapat gelar “Senapati Ing Ngalaga”.
-
Bagaimana Masjid Al Anwar Angke berperan dalam perjuangan kemerdekaan? Kemudian, masjid ini juga pernah menjadi tempat rahasia bagi para pejuang kemerdekaan. Dahulu, para pemuda sering melakukan pertemuan rahasia di masjid ini. Mereka mengoordinasikan strategi melawan Belanda dan Jepang, sampai melakukan provokasi agar seluruh elemen masyarakat terlibat untuk memerdekakan Indonesia melalui khutbah. Bahkan, di sekitar area masjid kerap dijadikan tempat untuk latihan para pejuang bangsa dan menggembleng mental mereka melawan penjajah. Aktivitas ini dilakukan di sekitar area makam di belakang masjid.
-
Kapan Masjid Al Anwar Angke dibangun? Masjid kuno Al Anwar tahun ini genap berusia 263 tahun. Banyak kisah menarik di balik keberadaannya yang masih kokoh berdiri hingga sekarang.
-
Apa yang dititipkan Anies Baswedan kepada majelis hakim MK? Kita titipkan ke majelis hakim kepercayaan untuk menentukan arahnya ke depan. Kami yakin semoga majelis diberikan keberanian, kekuatan untuk memutus yang terbaik untuk Indonesia kedepan
-
Kapan Pangeran Antasari wafat? Saat menjadi Sultan Banjar, Pangeran Antasari terus melanjutkan perjuangannya melawan Belanda. Di tengah perlawanan tersebut, Pangeran Antasari jatuh sakit terserang penyakit cacar dan paru-paru hingga akhirnya wafat pada 11 Oktober 1862.
-
Kapan Annisa Kaila mulai berakting? Ia telah memulai kariernya di dunia hiburan sejak masih berusia 8 tahun.
-
Apa peran kakek Anies Baswedan di masa perjuangan kemerdekaan? Kakek Anies dulu juga dikenal sebagai seorang tokoh nasionalis dan jurnalis pejuang kemerdekaan.
Anyakrawati nama aslinya adalah Raden Mas Jolang. Ia merupakan anak dari Panembahan Senopati dari permaisuri bernama Waskita Jawi, putri dari Ki Penjawi.
Saat kecil hingga tumbuh dewasa, ia punya hubungan dekat dengan ayahnya. Tak heran hobinya juga juga mewarisi hobi ayahnya yakni memanah dan berburu.
Pengangkatan Anyakrawati sebagai penerus tahta Mataram dilaksanakan saat Panembahan Senopati masih hidup.
Sebelum menerima tahta ia harus menghadapi ujian yang cukup berat, yaitu menghadapi pemberontakan Adipati Pragola.
Tugas untuk menghadapi Adipati Pragola membuatnya nyaris terbunuh dalam suatu pertempuran.
Adipati Pragola sendiri merupakan adik dari Waskita Jawi, dengan kata lain ia adalah paman dari Anyakrawati yang saat itu masih bernama Raden Mas Jolang.
Adipati Pragola melakukan pemberontakan karena sakit hati dengan Panembahan Senopati karena ia mengambil Retno Dumilah (putri dari pemimpin Madiun) sebagai permaisuri kedua. Adipati Pragola merasa takut kedudukan kakaknya sebagai permaisuri pertama terancam.
Namun Panembahan Senopati justru mengirim Raden Mas Jolang untuk menghadapi Adipati Pragola. Kedua pasukan bertemu di dekat Prambanan. Awalnya Adipati Pragola menolak untuk melawan keponakannya sendiri.
Ia meminta Panembahan Senopati sendiri yang menghadapinya.
Namun Raden Mas Jolang menolak. Hal ini membuat Adipati Pragola memukulkan gagang tombak hingga mengenai pelipis keponakannya hingga berdarah.
Pasukan Mataram berhasil dipukul mundur oleh Adipati Pragola. Akhirnya Panembahan Senopati dan pasukannya sendiri yang harus menghadapi pemberontak itu. Pertempuran terjadi di dekat Sungai Dengkeng dan Panembahan Senopati berhasil meredam pemberontakan itu.
- Rukun Nikah dalam Islam, Lengkap Beserta Syarat-syarat Sahnya
- Pedihnya Hukuman Pengkhianat Mataram Islam, Jasad Dimutilasi lalu Makamnya jadi Anak Tangga Agar Diinjak-injak
- Arti Astagfirullah dan Keutamaan Mengucapkannya, Perlu Diamalkan
- Doa Selesai Adzan Lengkap Beserta Artinya, Pahami Pula Adab Serta Keutamaan Membacanya
Saat diangkat menjadi raja, Raden Mas Jolang memperoleh gelar nama Sunan Prabu Anyakrawati. Semasa bertahta ia berhasil meredam berbagai pemberontakan.
Pemberontakan pertama adalah dari Pangeran Puger. Sebagai putra pertama dari Panembahan Senopati, Pangeran Puger merasa sakit hati atas pengangkatan Anyakrawati dan tak mau menghadap ke pertemuan kenegaraan.
Menyadari hal itu, Anyakrawati mengangkat kakaknya sebagai Adipati Demak. Meski demikian Pangeran Puger tetap saja memberontak tahun 1602. Perang saudara tak terhindarkan. Akhirnya pada tahun 1605 Pangeran Puger ditangkap dan dibuang ke Kudus.
Pemberontakan selanjutnya terjadi pada tahun 1607 yang dilakukan Pangeran Jayaraga, adik Anyakrawati yang menjadi Bupati Ponorogo. Pemberontakan ini berhasil diredam dan Pangeran Jayaraga dibuang ke Nusakambangan.
Pada tahun 1610, Anyakrawati melanjutkan usaha ayahnya, yaitu menaklukan Surabaya yang saat itu menjadi musuh terkuat Mataram. Serangan demi serangan dilakukan, namun hingga akhir hayatnya serangan itu hanya mampu melemahkan perekonomian Surabaya, tidak sampai menaklukkan wilayah tersebut.
Pembangunan Mataram pada Masa Anyakrawati
Meskipun masa pemerintahan Anyakrawati hanya berlangsung 12 tahun, namun ia punya peran besar dalam membangun fasilitas kota kerajaan Mataram Islam.
Dilansir dari Kemdikbud.go.id, pada tahun 1603 M ia memerintahkan pembangunan Prabayaksa di Keraton, dua tahun kemudian ia membangun kompleks pertamanan yang dinamakan Taman Danalaya. Taman ini berada di sebelah barat keraton dan dilengkapi dengan kolam.
Pada tahun 1606, ia membangun kompleks pemakaman Kotagede. Selain itu ia juga membuat lumbung di Gading, membuat Krapyak di Beringan, dan menggalakkan usaha pertanian seperti pohon merica, kemukus, dan kelapa.
Mendapat Gelar “Panembahan Seda Ing Krapyak”
Dikutip dari Edunitas.com, Anyakrawati meninggal pada tahun 1613 karena kecelakaan waktu berburu kijang di Hutan Krapyak. Ia kemudian dimakamkan di Astana Kapura Kotagede. Karena meninggal pada saat berburu, ia mendapat gelar “Panembahan Seda Ing Krapyak”.