Kisah Mbah Marsiah, Nenek Berusia 75 Tahun Hidup Sebatang Kara di Kampung Terpencil Tanpa Listrik
Walau hidup serba kekurangan, ia tampak selalu tersenyum
Walau hidup serba kekurangan, ia tampak selalu tersenyum
Kisah Mbah Marsiah, Nenek Berusia 75 Tahun Hidup Sebatang Kara di Kampung Terpencil Tanpa Listrik
Mbah Marsiah merupakan seorang lansia yang hidup sebatang kara. Usianya sudah 75 tahun. Kini ia tinggal di sebuah kampung terpencil di Dusun Kebo Kuning, Desa Karanganyar, Kecamatan Purwonegoro, Banjarnegara.
-
Kenapa kesepian berbahaya bagi lansia? Kesepian di usia tua dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet menemukan bahwa kesepian dapat meningkatkan risiko kematian hingga 26 persen.
-
Kapan biasanya lansia merasa kesepian? Bertambahnya usia bisa menyebabkan beberapa perubahan dalam hidup seseorang. Mulai mandirinya anak dengan hidup sendiri serta kehilangan orang tersayang bisa memunculkan rasa kesepian.
-
Kapan Zahwa Massaid lulus kuliah? Lulus Tahun Lalu Zahwa lulus kuliah pertengahan 2023. Aaliyah dan Reza Artamevia datang dari Indonesia untuk hadiri momen kelulusannya.
-
Di mana Marah Roesli lahir? Marah Roesli atau yang memiliki nama lengkap Marah Roesli bin Abu Bakar lahir di Padang, Sumatera Barat pada 7 Agustus 1899.
-
Kenapa pasukan Marsose dibentuk? Tentara Kolonial Belanda menemui berbagai kesulitan dan kendala dalam menguasai setiap wilayah di Nusantara. Hal ini lantaran masyarakat pribumi memberikan perlawanan sengit demi mempertahankan tanah mereka.Untuk memenangi perlawanan terhadap rakyat pribumi di Aceh, pemerintah Hindia Belanda membentuk sebuah pasukan bernama Korps Marechausee te Voet di Aceh atau yang dikenal dengan Marsose.
-
Kapan KH Mas Mansur lahir? KH Mas Mansur adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang lahir pada 25 Juni 1896 di Surabaya, Jawa Timur.
Dilansir dari kanal YouTube Tedhong Telu, Mbah Marsiah tinggal di sebuah rumah kecil tanpa aliran listrik. Di sana ia hidup sebatang kara. Suami dan tiga orang anaknya sudah meninggal dunia.
Saat kanal YouTube Tedhong Telu mengunjungi desa tempat tinggal Mbah Marsiah, lahan kering kerontang. Musim kemarau yang panjang belum berakhir.
Mbah Marsiah tampak sedang menyapu di halaman rumah. Rumah Mbah Marsiah sendiri masih menggunakan bilik bambu.
Hari itu, Mbah Marsiah tampak lebih sering tersenyum. Ia mengaku sudah tinggal di rumah tersebut selama 5 tahun.
“Ini tanah saya sendiri. Saya beli sedikit. Harganya Rp6 juta,” kata Mbah Marsiah.
Di sana Mbah Marsiah tinggal sendiri. Untuk bertahan hidup, dia bergantung dari bantuan negara. Di rumahnya ia tinggal tanpa aliran listrik.
“Dulunya di sini pernah disaluri listrik. Tapi terus kabelnya lecet, terus konslet. Saya takut kebakaran. Jadi saya minta copot saja listriknya,” ungkapnya.
Sehari-hari Mbah Marsiah makan nasi jagung. Sayurnya daun pepaya. Sementara kondisi kamarnya sungguh memprihatinkan. Karena hanya berdinding bambu, banyak pori-pori dinding yang berlubang. Biasanya Mbah Marsiah menambahkan kain agar angin yang masuk ke dalam kamar itu tidak terlalu banyak.
- Berjuang Demi Bertahan Hidup, Ini Kisah Pilu dari Kampung Miskin di Brebes
- Suku Ini Punya Gaya Hidup Unik di Tengah Hutan Bojonegoro, Ahli Menambang Minyak dan Kuburannya Bernilai Seni Tinggi
- Miris, di Usia Senja Seorang Ibu Puluhan Tahun Hidup Sebatang Kara di Rumah Tanpa Listrik
- Sosok Ini Tinggalkan Kemewahan Hidup Pilih Bertapa di Hutan, Begini Kisah di Balik Keindahan Air Terjun Kakek Bodo Pasuruan
Dapur rumah itu ukurannya kecil. Mbah Marsiah masak masih menggunakan tungku. Persediaan kayu bakar untuk memasak juga ia simpan di dalam dapur itu.
Sebagai camilan tambahan, Mbah Marsiah membuat makanan olahan tradisional bernama “gadung”. Begitulah kehidupan sehari-hari Mbah Marsiah. Tak ada kegiatan lain perempuan itu selain di rumah. Walau hidup serba kekurangan, ia tampak bersyukur dengan selalu memancarkan senyum dalam kondisi apapun.