Melihat Jejak Peninggalan Jembatan Kereta Api Belanda di Wonosobo, Masih Utuh Sampai Sekarang
Jembatan Selokromo merupakan satu bangunan yang masih utuh di jalur kereta api Maos-Wonosobo. Kini fungsinya telah beralih ke jembatan penyeberangan.
Jalur kereta api Serajoedal Stoomtram Maatscappij (SDS) dibangun mengikuti aliran Sungai Serayu mulai dari Maos di Kabupaten Cilacap hingga Wonosobo. Karena banyak melewati sungai, pembangunan jalur ini juga diikuti dengan pembangunan banyak jembatan.
Kini jalur kereta api itu sudah tidak digunakan lagi. Bersamaan dengan itu pula banyak aset-aset seperti bantalan rel, batang rel, hingga bangunan stasiun yang hilang tak bersisa. Begitu pula dengan jembatan-jembatan yang dibangun di atas sungai.
-
Di mana Jembatan Semanggi berada? Jembatan Semanggi dan Cita-cita Soekarno Angkat Jati Diri Negara Merujuk buku “Jakarta: Sejarah 400 Tahun” karya Susan Blackburn, dikatakan bahwa sebenarnya pembangunan Jakarta sudah mulai terasa sejak era kolonial.
-
Kapan Jembatan Semanggi dibangun? Merujuk esi.kemdikbud.go.id, jembatan ini pertama kali dibangun pada 1961 dan dipimpin oleh arsitek Ir. Soetami yang ketika itu menjabat sebagai menteri pekerjaan umum.
-
Kapan Jembatan Parhitean diresmikan? Saat jembatan ini rampung dikerjakan pasca Kemerdekaan, bangunan ini akhirnya diresmikan oleh Wakil Presiden RI, Drs. Mohammad Hatta pada tahun 1950 yang didampingi oleh Gubernur Sumatera, TM Hassan.
-
Apa keunikan Jembatan Simanja? Hanya Selebar Satu Meter Mengutip Instagram @simalungunese, Sabtu (20/1), jembatan ini memiliki pemandangan yang eksotis di sekitarnya.Banyak yang menganggap bahwa jembatan ini sebagai salah satu yang terekstrem di Sumatera Utara bahkan Indonesia. Ini karena lebarnya yang hanya berkisar 1 sampai 1,5 meter dari sisi kiri dan kanan jembatan, dan langsung berbatasan dengan jurang.
-
Apa tujuan utama Soekarno dalam membangun Jembatan Semanggi? Selain untuk menjawab permasalahan lalu lintas, jembatan ini juga dipikirkan betul-betul oleh Soekarno. Ia berpikir, bahwa jembatan ini harus mempresentasikan Jakarta yang besar, megah dan modern melalui kekuatan arsitekturnya.
-
Apa yang menjadi ciri khas Jembatan Parhitean? Jembatan ini memiliki ciri khas yang terletak di bagian sisi jembatan. Terdapat lekukan yang cukup tinggi dan panjang, kemudian dipasangi tiang-tiang untuk menopang lekukan tersebut.
Namun beberapa jembatan masih tampak utuh dan terawat. Hanya saja kini fungsinya beralih jadi jembatan penyeberangan antar kampung. Salah satunya adalah Jembatan Selokromo yang berada di Desa Selokromo, Kecamatan Leksono, Kabupaten Wonosobo. Berikut selengkapnya:
Jembatan Selokromo Tempo Doeloe
Dalam sebuah video yang diunggah akun YouTube Banjoemas History, tampak sebuah kereta api uap melintas di atas Sungai Begaluh di petak antara Stasiun Selokromo hingga Stasiun Gunungtawang. Jembatan ini dibangun di atas Sungai Begaluh yang merupakan anak dari Sungai Serayu yang debit airnya lumayan besar.
Jembatan ini memiliki panjang 37 meter. Jaraknya hanya 250 meter dari Stasiun Selokromo. Banyak sumber foto saat di mana jembatan itu masih digunakan. Salah satunya adalah foto koleksi Tropen Museum yang diambil sekitar tahun 1920-an.
Dalam foto itu, terlihat lokomotif milik SDS dengan nomor seri D buatan Jerman pada tahun 1914. Pada awalnya, lokomotif itu ditugaskan untuk menarik kereta dari Stasiun Banjarnegara hingga Stasiun Selokromo. Namun setelah tahun 1917, lokomotif itu bertugas untuk menarik kereta dari Stasiun Selokromo hingga Stasiun Wonosobo yang merupakan jalur menanjak.
Stasiun Pergantian Lokomotif
Pada masanya, Stasiun Selokromo merupakan Stasiun pergantian lokomotif dari seri C ke seri D yang lebih panjang dan bertenaga. Stasiun itu dibuka pada 1 Mei 1916 bersamaan dengan dibukanya jalur kereta api Banjarnegara-Wonosobo segmen Banjarnegara-Selokromo.
- Melacak Jejak Jembatan Kereta Api yang Hilang di Jogja, Dulu Termasuk Jembatan Penting Penghubung Jalur Jakarta-Surabaya
- Miris Jembatan Kereta Api Ikonik Peninggalan Belanda di Wonosobo Dibongkar, Begini Sejarah Pembangunannya
- Begini Cara Kereta Api Isi Bahan Bakar, Harus Dilakukan Petugas Khusus
- Mana yang Harus Didahulukan antara Kereta Api dan Pemadam Kebakaran? Kejadian di Bandung Ini Jadi Contoh
Stasiun itu ditutup pada tahun 1978 karena prasarana yang dimakan usia dan kalah bersaing dengan kendaraan pribadi dan angkutan umum. Walaupun secara resmi bangunan itu telah beralih kepemilikan oleh KAI, namun bangunan stasiun itu kini disewakan untuk tempat tinggal warga.
Masih Tampak Utuh
Sementara itu nasib Jembatan Selokromo saat ini masih jauh lebih baik dibandingkan jembatan-jembatan tua peninggalan Belanda yang kini sudah tidak digunakan. Kini Jembatan Selokromo digunakan sebagai sarana jembatan penghubung antar kampung untuk kendaraan roda dua dan pejalan kaki.
Tampak di jembatan itu masih terlihat rel dengan bantalan kayu dan besi. Agar bisa dilalui motor, warga memberikan cor semen pada lantai dan pagar pengaman di tiap sisinya.
Walaupun begitu, sebenarnya fondasi dan pilar pada jembatan ini tidak mendapat perawatan baik dari masyarakat setempat maupun pemerintah.
Fondasi Jembatan Tergerus
Di bawah rangka jembatan itu terdapat jaringan pipa berwarna biru milik perusahaan air minum setempat. Sedangkan di salah satu sisi di pinggir jembatan dimanfaatkan sebagai tempat berteduh pada penambang pasir yang melakukan aktivitas penambangan di Sungai Begaluh.
Pada fisik bangunan terdapat banyak sekali tumbuhan-tumbuhan lumut yang sebenarnya bisa membahayakan kekuatan jembatan apabila terus dibiarkan tumbuh. Dikutip dari kanal YouTube Banjoemas History, aktivitas penambangna pasir di sekitar jembatan sebenarnya juga membahayakan, karena bisa membuat tergerusnya fondasi jembatan. Kini jembatan itu hanya memiliki 2 meter. Padahal dulu jembatan itu memiliki kedalaman hingga delapan meter.