Mencicipi Bothok Mercon Kuliner Legendaris di Sragen, Kental Nuansa Jawa
Di Sragen, banyak restoran atau warung kuliner yang menyajikan makanan tradisional khas Jawa. Masing-masing kuliner memiliki cita rasa unik yang sulit dijumpai
Kabupaten Sragen adalah salah satu daerah yang masih banyak melestarikan budaya tradisional Jawa. Salah satunya di sektor pangan atau kuliner. Di Sragen, banyak restoran atau warung kuliner yang menyajikan makanan tradisional khas Jawa. Masing-masing kuliner memiliki cita rasa unik yang sulit dijumpai di daerah lain.
Salah satu kuliner dengan cita rasa unik di Sragen adalah Bothok Mercon Mbah Wiro. Lokasi warung makan ini berada di Jalan Pungkruk Gemolong, Desa Nglombo, Kecamatan Sidoharjo, Sragen. Warung makan ini sudah berdiri sejak tahun 1980. Walaupun sudah berdiri sekian lama, namun makanan yang disajikan tetap konsisten dengan rasa pedasnya.
-
Kapan Sentra Kuliner Ikan Kabupaten Garut diresmikan? Dikutip dari ANTARA, Rabu (28/6) sentra ikan tersebut diketahui baru diresmikan pada Selasa 26 Juni 2023 lalu.
-
Apa saja hidangan khas Jawa yang tersedia di Warung Khas Jawa Batu? Menu-menu makanan khas Jawa yang disajikan diolah dengan resep kuno. Menurut pihak warung, beberapa menu favorit pelanggan ialah Nasi Rawon, Nasi Campur, Nasi Gudeg, Nasi Krengsengan, Semur Lidah dan Sop Buntut.
-
Di mana letak Sentra Kuliner Ikan Kabupaten Garut? Lokasinya berada persis di sebuah bangunan berlantai dua, di Jalan Raya Bandung-Garut, Kecamatan Tarogong Kaler.
-
Makanan khas Jawa apa yang dijual di Pasar Saoenah Markt? Salah seorang warga keturunan Jawa di sana juga menjual berbagai makanan yang familiar ditemukan di Indonesia seperti nasi goreng, ceker, dan makanan lainnya. “Ini juga ada bakmi, telo, nasi putih, gulung-gulung, babat sapi, lumpia, suwiwi ayam, dan sambal-sambal,” kata Bu Ike, penjual kuliner Indonesia di Saoenah Markt.
-
Kenapa Sentra Kuliner Ikan Kabupaten Garut dibangun? Lokasi ini dibangun oleh pemerintah, dan dikelola oleh swasta lalu disewakan kepada pelaku usaha ikan di bawah Dinas Perikanan dan Peternakan Garut.
-
Apa makna dari pepatah Jawa "Kacang ora ninggal lanjaran"? Kebiasaan anak selalu meniru dari orang tuanya.
Dikutip dari Sragenkab.go.id, Bothok Mercon Mbah Wiro memiliki dua menu makanan utama yaitu Bothok Ayam dan Bothok Ikan Patin. Kedua makanan itu diolah dengan sambal yang sangat pedas lalu dikukus dan disajikan dalam bungkusan daun pisang yang membuatnya makin nikmat.
Berikut selengkapnya:
Butuh Banyak Cabai
Kini usaha warung makan itu diteruskan oleh anak Mbah Wiro yaitu Mujiono. Mujiono mengatakan, dalam sehari ia bisa menghabiskan sekitar 12 kilogram cabai untuk membuat bothok mercon. Walaupun butuh cabai banyak, namun harga makanan yang ditawarkan cukup terjangkau yaitu Rp10 ribu per porsi.
Selama menjalankan usahanya, Mujiono mengungkapkan kendala yang sering dihadapinya adalah harga cabai yang naik drastis. Ia berharap agar kenaikan harga cabai dapat segera diturunkan sehingga bothok mercon tetap terjaga kualitas dan rasanya. Selain menu bothok mercon juga tersedia menu lain sperti tempe goreng, telur asin, dan kerupuk.
Kuliner Mbah Rajak
Di Pasar Kota Sragen, terdapat kuliner tradisional Jawa yang cukup legendaris yaitu Warung Mbah Rajak. Warung Mbah Rajak menjual berbagai macam makanan tradisional Jawa, mulai dari kudapan, lauk pauk, hingga makanan berat dengan porsi kecil. Adapun pilihan menu yang menjadi khas Mbah Rajak sendiri yaitu jenang, jadah, tahu tempe bacem dan putih telur dengan kuah opor yang menjadi favorit pembeli.
- Mencicipi Kuliner Legendaris Lontong Balap Cak Sul Lamongan, Menu Sarapan Favorit Warga Lokal
- Merasakan Kesegaran Es Murni, Kuliner Legendaris Magelang yang Punya Banyak Varian
- Mencicipi Lontong Tuyuhan, Kuliner Khas Rembang Simpan Makna Filosofis
- Mencicipi Soto Girin, Kuliner Legendaris Khas Sragen Eksis Sejak 1953
Setiap jajanan dibanderol dengan harga yang cukup terjangkau, yaitu mulai dari Rp 1.000 untuk tahu tempe per biji, dan untuk jenang jadah mulai dari Rp 5.000 per porsi. “Walau harga-harga pada naik, kita naiknya tetap dikit aja. Mengurangi untung, pokoknya ya yang penting tetap jalan aja” ujar Warlan, penerus usaha kuliner yang juga anak dari Mbah Rajak, dikutip dari Sragenkab.go.id.
Terkendala Harga Bahan Pokok yang Tidak Stabil
Setiap harinya, Warlan membuka warung dari pukul 07.00 hingga 15.30 WIB. Namun ia harus memulai produksi masakan sehari mulai pukul 04.00 WIB.
Meski sudah berdagang selama kurang lebih 60 tahun, usaha kuliner Mbah Rajak juga kerap terkendala dengan harga bahan baku yang cenderung tidak stabil. Oleh karena itu, Warlan sering merasa kesulitan untuk belanja bahan baku untuk mempertahankan agar usahanya tetap berjalan.
Dengan kondisi tersebut, Warlan berharap harga bahan baku stabil, sehingga Ia tidak mengkhawatirkan keuntungan yang akan diperoleh. Selain itu, Ia berharap Warung Mbah Rajak dapat dikenal luas oleh masyarakat khususnya di seluruh Indonesia.