Mencicipi Nasi Penggel, Kuliner Legendaris yang Unik dari Kebumen
Salah satu kuliner unik dari Kebumen adalah Nasi Penggel. Kuliner ini disebut “Nasi Penggel” karena bentuknya bulat seperti bola pingpong. Karena ukurannya kecil, biasanya pembeli akan mengambil 8-15 bulatan nasi dalam satu porsi mereka.
Sekilas wilayah Kebumen merupakan wilayah kecil di bagian selatan Jawa Tengah. Wilayah itu diapit oleh Kabupaten Banyumas di sebelah barat, Kabupaten Purworejo di timur, dan Banjarnegara di utara. Sementara sebelah selatan berbatasan langsung dengan Samudra Hindia yang ombaknya ganas.
Namun Kebumen termasuk wilayah dengan potensi wisata yang tinggi, salah satunya adalah kulinernya yang memiliki keragaman. Salah satu kuliner unik dari Kebumen adalah Nasi Penggel.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
Kuliner ini disebut “Nasi Penggel” karena bentuknya bulat seperti bola pingpong. Karena ukurannya kecil, biasanya pembeli akan mengambil 8-15 bulatan nasi dalam satu porsi mereka. Nasi ini biasanya disajikan bersama sayur dan lauk pauk.
Berikut selengkapnya:
Sarapan Pagi Legendaris dari Kebumen
©wikipedia.org
Salah satu penjaja Nasi Penggel di Kebumen adalah Pak Melan. Nasi Penggel milik Pak Melan adalah yang paling legendaris di Kebumen. Tak heran lapak dagangnya selalu ramai. Buka pukul 05.30, pada pukul 08.00 lapaknya sudah habis. Di lapaknya, Pak Melan mempersilakan pembelinya mengambil berapapun bulatan Nasi Penggel yang mereka mau.
Bulatan nasi penggel itu diletakkan di dalam bakul yang ditata berlapis-lapis. Setiap lapisannya akan dipisahkan dengan lembaran daun pisang. Setelah itu, nasi yang diambil pembeli disodorkan pada Pak Melan untuk selanjutnya dituangkan sayur dan lauk pauk.
Sayur dan Lauk Nasi Penggel
©wikipedia.org
Sayur yang dituangkan pada Nasi Penggel sendiri merupakan lodeh santan berbumbu gurih sederhana yang dicampurkan nangka muda, daun singkong, tempe, tahu, dan melinjo.
Sementara lauk Nasi Penggel adalah kulit dan jeroan sapi seperti babat, iso, kikil, tetelan, jantung, ginjal, paru, dan semacamnya. Bagi yang ingin variasi selain daging, bisa juga ditambah dengan tempe mendoan. Suguhan makin lengkap apabila ditemani oleh segelas teh panas.
“Kalau daging sapi nanti harga jadi mahal. Nanti sedikit yang beli. Jadi gini sederhana saja, yang penting bisa dinikmati semua,” kata Pak Melan dikutip dari Jatengprov.go.id.
Resep Terbuka Diajari Siapapun
©jatengprov.go.id
Pak Melan adalah generasi ketiga penjual Nasi Penggel. Dia mewarisi langsung resep asli Nasi Penggel dari kakeknya, Mbah Darnuji, kemudian diturunkan ke ibunya, Biyung Marwiyah.
Dari keturunan Marwiyah, hanya Pak Melan yang cakap membuat Nasi Penggel. Meski warisan keluarga, Pak Melan mengatakan resep itu terbuka diajarkan kepada siapapun yang ingin berjualan Nasi Penggel.
“Dulu simbah jualan Nasi Penggel dengan pikulan keliling Pasar Tumenggungan, Kebumen. Karena sepuh, lalu jualan di Tembana saja yang dekat,” ungkap Melan.
Tidak Berlebihan
©wikipedia.org
Setiap Hari, Pak Melan menghabiskan 15-20 kg beras. Satu pincuk nasi penggel lengkap dengan sayur dan lauk tempe mendoan serta teh hangat dijual dengan harga Rp13 ribu.
Dari jualannya itu, Pak Melan bisa mengantongi pendapatan yang lumayan. Paling tidak baginya uang itu cukup untuk mengepulkan dapur dan menyekolahkan tiga anaknya. Padahal dia hanya buka lima hari dan hanya pagi hari.
“Rejeki itu yang cukup saja. Jangan terlalu ‘ngoyo’. Yang berlebihan itu tidak baik. Saya bisa punya waktu cukup untuk istirahat, cukup dengan keluarga,” ungkap Pak Melan dikutip Merdeka.com dari Jatengprov.go.id pada Selasa (9/8).