Mengenal Batik Ciprat Khas Desa Kemudo Klaten, Dibuat Oleh Warga Difabel
Gradasi warna dengan motif yang indah membuat batik ciprat ini jadi UMKM unggulan di Desa Kemduo
Gradasi warna dengan motif yang indah membuat batik ciprat ini jadi UMKM unggulan di Desa Kemduo
Mengenal Batik Ciprat Khas Desa Kemudo Klaten, Dibuat Oleh Warga Difabel
Desa Kemudo di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, memiliki potensi batik yang belum banyak dikenal.
Jenis yang dibuat adalah batik kontemporer, dengan metode ciprat sehingga menghasilkan warna yang cantik.
Menariknya, batik di sana dibuat oleh warga difabel dengan berbagai pilihan warna dan motif. Ada sekitar 15 warga difabel yang diberdayakan oleh pihak Desa Kemudo melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kemudo Makmur dalam membuat batik.
-
Apa yang ingin dicapai oleh para pelaku UMKM di Kalurahan Pleret dari Program Desa Brilian? Walau sudah mendapat tempat layak untuk berjualan melalui Program Desa Brilian, baik Uma maupun Ngadiono tak ingin program itu berhenti pada pembangunan saja. Mereka ingin agar para UMKM dibina agar menghasilkan produk lebih variatif dan terbebas dari masalah ekonomi.
-
Di mana Desa Kemudo terletak? Desa Kemudo di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, berbagi inspirasi. Wilayah tersebut telah berhasil memupuk perekonomian warganya melalui pengolahan limbah industri yang berdiri di sana.
-
Apa yang diangkat oleh program Desa BRILian di Desa Tunjungan? Desa BRILian yang mengangkat prospek kuliner komoditas hortikultura yakni buah durian di Desa Tunjungan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
-
Apa itu Desa BRILian? Keberhasilan dan inovasi Desa Trawas membuat wilayah ini meraih penghargaan Desa BRILian dari BRI. Adapun Desa BRILian merupakan program pemberdayaan desa BRI yang bertujuan menghasilkan role model dalam pengembangan desa. Semangat kolaborasi dianggap berhasil mengoptimalkan potensi desa sehingga mewujudkan ekonomi berkelanjutan.
-
Dimana Desa Janti yang menjadi contoh desa BRILian ini berada? Desa Janti di Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menjadi contoh desa yang berhasil memberdayakan warga setempat di bidang ekonomi.
-
Di mana Desa Kedungmulyo berada? Salah satu desa yang dilalui deretan Pegunungan Kendeng itu adalah Desa Kedungmulyo yang berada di Kecamatan Sukolilo, Pati.
Kepala Desa Kemudo, Hermawan Kristanto mengatakan bahwa batik ciprat di wilayahnya menjadi salah satu UMKM yang diunggulkan.
“Jadi desa melalui BUMDes dan PKK di Kemudo ini turut membina produk batik ciprat. Kebetulan yang memproduksi ini adalah anak-anak difabel,” kata Hermawan, kepada Merdeka.com baru-baru ini.
Dibuat dengan Cara Diciprat
Batik ciprat yang dibuat kebanyakan bermotif sederhana, dan dibuat oleh 15 warga secara bergantian dengan cara dicipratkan ke satu lembar kain putih.
Untuk prosesnya, mula-mula kain putih dibentangkan di tempat berbahan sambungan pipa hingga datar dan membidang. Kemudian, cairan lilin dipercikkan ke atas kain berukuran 2,10 x 1,15 meter menggunakan alat khusus hingga merata.
Di Kemudo sendiri, cipratannya berbentuk garis memanjang dengan cipratan satu arah sehingga motifnya bisa terlihat maksimal.
“Dibuatnya sederhana sekali, yakni dengan cara dicipratkan ke atas kain lalu diberi motif sesuai kebutuhan,” terangnya.
Diberi Gambar Sesuai Imajinasi Pembuatnya
Untuk motif gambar, sebenarnya batik ciprat Kemudo ini tidak memiliki pakem atau spesifikasi khusus. Objek dibuat sesuai imajinasi dari para pembuatnya di sini.
Beberapa di antaranya adalah mobil, bunga, daun hingga motif mekaran dari bahan cetakan pipa paralon kecil. Tahap pewarnaan ini dilakukan setelah pemberian lilin ciprat, hingga setelahnya diberi lapisan warna.
Terakhir, batik setengah jadi dicelup berkali-kali lalu dijemur di bawah sinar matahari agar mengering.
“Untuk harganya tergantung pewarnaan, semakin sering pewarnaannya maka batik akan semakin tinggi harganya,” tambah Hermawan
Dikerjakan Bersama
Salah satu pembuat yang juga warga Desa Kemudo, Novi mengatakan bahwa proses membatik ini cukup mudah dilakukan.
Bahkan kata dia, dalam pembuatannya hanya memakan waktu selama satu jam dengan satu kali proses pewarnaan.
Pekerjaan membatik ini terasa ringan, karena warga difabel saling membantu satu sama lain dalam proses pembuatan batik ini.
“Produksinya kami mulai dari jam 09.00 WIB sampai setelah dzuhur,” kata Novi.
Setelah jadi, kain langsung dibawa di rumah display yang letaknya tak jauh dari kantor desa. Terdapat aneka produk mulai dari kain utuh, topi sampai baju laki-laki dan perempuan. Namun produk batik di Kemudo kebanyakan dijual di gerai dan tidak menggunakan media sosial.
Dibantu Pengelolaannya Oleh BRI
Usaha batik sendiri turut dibantu pengelolaannya oleh program-program dari BRI. Untuk pembelian non tunai, pembeli bisa bertransaksi menggunakan QRIS yang memudahkan.
Para pelanggan biasanya datang secara individu maupun kelompok. Kain-kain batik yang diproduksi cukup menarik minat para wisatawan yang hadir.
Kemudian BRI juga membantu desa tersebut untuk mewujudkan sebagai Desa BRILian, setelah bersaing dengan kampung-kampung lainnya, Desa Kemudo meraih juara 3 nasional sebagai Desa BRLian.