Mengulik Filosofi Bubur Sengkolo, Menu dalam Tradisi Selametan Jawa
Bubur Sengkolo atau yang lebih dikenal sebagai Bubur Merah Putih bisa dijumpai hampir di seluruh acara selametan dalam tradisi Jawa. Bubur Sengkolo sendiri merupakan ungkapan doa serta penyerahan diri manusia kepada Tuhan.
Bubur Sengkolo atau yang lebih dikenal sebagai Bubur Merah Putih bisa dijumpai hampir di seluruh acara selametan dalam tradisi Jawa. Dihimpun dari berbagai sumber, keberadaan Bubur Sengkolo sendiri merupakan ungkapan doa serta penyerahan diri manusia kepada Tuhan.
Manusia mengharap keberkahan dan keselamatan karena mengetahui keterbatasan dirinya.Tradisi selametan dalam masyarakat Jawa mengalami perubahan seiring dengan berkembangnya zaman.
-
Apa saja makanan tradisional Jawa Timur yang populer? Terdapat beberapa makanan tradisional Jawa Timur yang populer dan menjadi favorit masyarakat. Mulai dari soto Lamongan, rawon, bebek Madura, hingga nasi krawu.
-
Kenapa makanan tradisional Jawa Timur populer? Dengan begitu, pengalaman Anda berkunjung ke berbagai kota di Jawa Timur akan lebih lengkap dan seru.
-
Bagaimana cara membuat sayur asem jawa timur ? Kupas dan potong-potong labu siam, kacang panjang, mentimun krai, dan kangkung.Didihkan air hingga mendidih, kemudian tambahkan potongan labu siam serta krai.Setelah matang secukupnya, tambahkan kacang panjang dan kangkung.Tambahkan juga dedaunan salam serta lengkuas. Masak hingga benar-benar matang.Campurkan irisan bumbu, asam jawa, garam, dan gula, aduk hingga merata. Periksa rasa.Apabila sudah lunak, angkat sayuran asem dari panci.
-
Apa minuman khas Kabupaten Lingga yang dipengaruhi budaya Timur Tengah? Kabupaten Lingga memiliki satu minuman khas yang lahir dari pengaruh budaya orang-orang Islam Timur Tengah yang bernama Air Serbat.
-
Apa jenis tarian yang menjadi bagian dari budaya tradisional di Lampung? Provinsi Lampung memiliki ragam seni dan budaya yang menarik untuk diulas lebih dalam. Salah satu seni dan budaya dalam bidang tari bernama Tari Selapanan.
-
Kenapa rawon dianggap penting dalam budaya Jawa Timur? Masyarakat kerap menyajikannya dalam upacara keagamaan atau perayaan penting, menegaskan bahwa rawon telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya dan tradisi Jawa Timur.
Konon, tradisi selametan sendiri sudah ada jauh sebelum masa Hindu-Budha masuk ke nusantara. Selanjutnya, masuknya agama ke nusantara membawa pengaruh pada pelaksanaan tradisi selametan.
Makna Bubur Sengkolo
2020 Merdeka.com/budayajawa.id
Bubur Sengkolo terbuat dari beras yang dicampur dengan gula aren dan santan. Bubur Sengkolo terdiri dari dua jenis. Pertama, bubur beras yang dicampur gula aren yang kemudian dikenal sebagai bubur merah. Sementara bubur beras lainnya dicampur dengan santan atau yang lebih familiar dikenal sebagai bubur putih.
Dikutip dari Jenang Sengkolo, Manifestasi Kesungguhan Doa (Dini Damayanti, 2019), bubur merah dalam Bubur Sengkolo diibaratkan sebagai indung telur, sementara bubur putih diibaratkan sebagai sperma. Dengan demikian, Bubur Sengkolo memiliki makna sebagai peran kedua orang tua dalam kehidupan seorang anak. Orang tua menjadi perantara seseorang memulai kehidupannya di dunia.
Bubur Sengkolo juga dapat diartikan sebagai perwujudan tulang dan darah, merah dan putih. Keberadaan bubur ini menjadi simbol manusia kembali kepada kesucian dan pengantar doa pada Tuhan yang Maha Esa.
Membuang Kesialan
2020 Merdeka.com/pinterest.com
Secara sederhana, Bubur Sengkolo diyakini masyarakat Jawa sebagai penolak bala atau bisa menghindarkan manusia dari kesialan. Bubur Sengkolo biasanya disajikan dalam acara selametan ketika ada bayi baru lahir, acara pernikahan, musim tanam, musim panen, pendirian rumah, dan lain sebagainya.
Ketika agama islam masuk ke nusantara, nilai-nilai agama kemudian menyusup dalam acara selametan masyarakat Jawa. Bubur Sengkolo menjadi simbol doa kepada Tuhan yang Maha Esa. Bubur Sengkolo yang dibagi-bagikan kepada tetangga dan sanak saudara juga dimaknai sebagai amal sosial.
Kesungguhan Harapan
Shutterstock
Dikutip dari blog.iain-tulungagung.ac.id, masyarakat Jawa percaya apabila dalam pelaksanaannya doa tidak hanya dipanjatkan begitu saja. Ada beragam sesaji yang disiapkan sebagai bentuk kesungguhan doa.
Bubur Sengkolo merupakan salah satu sajian makanan yang paling sering digunakan dalam acara selametan masyarakat Jawa.
Dalam agama islam, Bubur Sengkolo termasuk doa bil isyaroh. Doa yang dalam aplikasinya direalisasikan melalui perlambang. Tujuannya ialah untuk menguatkan doa yang dipanjatkan sehingga kemungkinan terkabul lebih besar.
Dimensi Sosial Doa
2020 Merdeka.com/nu.or.id
Selametan dalam tradisi Jawa yang biasa menyediakan Bubur Sengkolo menjadi bentuk kesungguhan manusia dalam mengharap kebaikan dari Tuhan. Selain itu sekaligus sebagai wujud terciptanya dimensi sosial doa.
Dalam acara selametan, sanak saudara dan para tetangga berkumpul untuk mendoakan hal-hal baik bagi empunya hajat. Kesempatan itu menjadi perekat silaturahmi sekaligus kesempatan untuk berbagi nikmat rezeki yang diperoleh si empunya hajat.