Mengulik Sejarah di Balik Eksotisme Jembatan Kereta Api Sungai Serayu di Banyumas, Tetap Kokoh Meski Pernah Kena Bom Jepang
Jembatan ini diapit oleh kawasan perbukitan yang hijau, ditambah dengan aliran Sungai Serayu yang luas
Jembatan ini diapit oleh kawasan perbukitan yang hijau, ditambah dengan aliran Sungai Serayu yang luas
Foto: YouTube Jejak Siborik
Mengulik Sejarah di Balik Eksotisme Jembatan Kereta Api Sungai Serayu di Banyumas, Tetap Kokoh Meski Pernah Kena Bom Jepang
Jembatan Kereta Api yang membentang di atas Sungai Serayu di Kecamatan Rawalo, Kabupaten Banyumas, merupakan jembatan yang eksotis.
Jembatan ini diapit oleh kawasan perbukitan yang hijau, ditambah dengan aliran Sungai Serayu yang luas memberikan eksotisme yang begitu ikonik. Keindahannya tak pernah berubah dari waktu ke waktu.
-
Di mana Jembatan Semanggi berada? Jembatan Semanggi dan Cita-cita Soekarno Angkat Jati Diri Negara Merujuk buku “Jakarta: Sejarah 400 Tahun” karya Susan Blackburn, dikatakan bahwa sebenarnya pembangunan Jakarta sudah mulai terasa sejak era kolonial.
-
Di mana lokasi wisata arung jeram Sungai Serayu? Tentang Arung Jeram Serayu Mengutip Wikipedia, wisata Arung Jeram Sungai Serayu berada di Jalan Banjarnegara km 15 Desa Randegan, Sigaluh, Kecamatan Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara.
-
Di mana letak hulu dari Sungai Serayu? Hulu sungai ini berada di lereng Gunung Prahu di wilayah Dieng, Wonosobo.
-
Kapan waktu operasional wisata arung jeram Sungai Serayu? Arung Jeram ini buka setiap hari dari pukul 08.00 hingga 16.00.
-
Di mana banjir yang terjadi di Semarang menghambat perjalanan kereta api? Sejumlah titik yang terendam banjir antara lain jalur antara Stasiun Semarang Tawang hingga Stasiun Alas Tuwa, petak antara Stasiun Tawang hingga Stasiun Semarang Poncol, serta petak antara Stasiun Mangkang hingga Stasiun Kaliwungu.
-
Apa yang menjadi ciri khas dari Sungai Serayu yang membuatnya istimewa? Sungai Serayu merupakan aliran utama dalam sistem daerah aliran sungai (DAS) Serayu yang memiliki luas 3.660 km2 (1.410 sq mi) meliputi wilayah Wonosobo, Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas hingga sebagian wilayah utara kabupaten Cilacap.
Sebelum adanya jaringan transportasi darat seperti jalur kereta api dan jalan raya, warga Banyumas dan sekitarnya menjadikan Sungai Serayu sebagai jalur transportasi menggunakan sampan.
Kemudian perusahaan kereta api milik pemerintah Belanda, Staatsspoorwegen, membangun jalur kereta api dari Cilacap ke Kroya. Tujuan dari pembangunan jalur kereta api ini adalah untuk menghubungkan Batavia dan Yogyakarta melalui jalur selatan.
Dilansir dari kanal YouTube Jejak Siborik, pembangunan jalur kereta api itu juga meliputi pembangunan jembatan dan terowongan pada tahun 1914-1915.
Jembatan peninggalan Belanda masih dapat dilihat saat ini dengan konstruksi yang sangat kokoh, padahal pada masa penjajahan Jepang, jembatan itu pernah dibom.
Dampak Pembangunan Jalur Double Track
Pada tahun 2016, dibangun jalur kereta api Double Track yang menghubungkan Kroya hingga Purwokerto. Untuk pembangunan jalur itu, dibangunlah terowongan dan jembatan kereta api yang baru. Salah satu jembatan baru yang dibangun adalah jembatan yang membentang di atas Sungai Serayu.
- Cerita di Balik Peresmian Jembatan Merah Putih di Brebes, Kini Warga Desa Terpencil Tak Lagi Terisolasi
- Sejarah Sei Rampah, Wilayah yang Terkenal Banyak Tanaman Rempah
- Menelusuri Sejarah Jembatan Tertua di Pulau Sumatra, Diresmikan oleh Wapres RI Pertama
- Menguak Sejarah Stasiun Mertoyudan Magelang, Dulunya Stasiun yang Ramai Namun Kini Terbengkalai
Setelah proyek itu rampung pada tahun 2019 dan jembatan yang baru juga rampung dibangun, jembatan kereta api yang lama tidak digunakan lagi.
Dalam proyek tersebut, medan yang banyak sungai dan berbukit menjadi kendala. Apalagi ada tiga terowongan baru yang harus dibangun yaitu Terowongan Kalirajut, Notog, dan Kebasen.
Selain itu ada dua jembatan panjang, yaitu jembatan yang membentang di atas Sungai Serayu dan jembatan yang membentang di atas Sungai Logawa.