Merasakan Segarnya Es Puter Cong Lik, Kuliner Legendaris Semarang Peninggalan Resep Rahasia Orang Belanda
Proses pembuatan kuliner ini masih dilakukan secara tradisional, namun cita rasanya tak kalah dengan es krim modern.
Proses pembuatan kuliner ini masih dilakukan secara tradisional, namun cita rasanya tak kalah dengan es krim modern.
Merasakan Segarnya Es Puter Cong Lik, Kuliner Legendaris Semarang Peninggalan Resep Rahasia Orang Belanda
Kota Semarang punya banyak ragam kuliner yang cukup melegenda, tak hanya bagi warga asli Semarang, namun hingga ke luar kota.
Di bulan Ramadan ini, banyak bermunculan kuliner-kuliner yang cocok sebagai menu berbuka puasa. Salah satunya adalah Es Puter Cong Lik.
-
Siapa Sie Kong Lian? Sie Kong Lian dulunya merupakan pemilik dari rumah tersebut. Menurut catatan keluarga, Sie Kong Lian lahir pada 3 Januari 1878. Pada tahun 1908, tepatnya saat usianya 30 tahun, ia membeli rumah di Jalan Kramat 106 yang kemudian terkenal sebagai Museum Sumpah Pemuda.
-
Di mana letak Curug Leuwi Lieuk? Lokasi Curug Leuwi Lieuk terletak di Jl. Gunungwangun-Jonggol, Kampung Cibereum No.rt 05/04, Cibadak, Sukamakmur.
-
Kenapa Yel Yel Kelompok Lucu penting? Tahukah kalian, yel yel kelompok lucu ini sebenarnya dibuat untuk mendukung dan menciptakan kekompakan tim. Bukan hanya itu saja, yel yel kelompok lucu juga dibuat agar suasana bisa semakin meriah dan menarik.
-
Apa itu kue putu? Kue putu atau puthu merupakan jajanan tradisional Indonesia yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya kuliner Indonesia selama berabad-abad.
-
Kapan Dek Cunda lahir? Lahir prematur pada 5 Februari 2024, Dek Cunda kini tumbuh semakin menggemaskan dan sehat.
-
Kapan Eno Sigit lahir? Retnosari Widowati Harjojudanto, atau Eno, lahir pada 10 April 1974, mendekati setengah abad usianya.
Mengutip situs Good News From Indonesia, kedai Es Puter Conglik beralamat di Jalan Kyai Haji Ahmad Dahlan, Karangkidul, Semarang Tengah. Kedai itu buka pada malam hari.
Menurut sejarahnya, kedai Es Puter Congklik buka pertama kali pada tahun 1982. Pelopornya bernama Sukimin. Ia dulu diberi gelar sebagai “kacung cilik”, karena di saat usianya yang masih belia, ia sudah bisa mencari uang sendiri.
Di kemudian hari, orang lebih suka menyingkat nama gelar itu dengan sebutan “congklik”.
Sementara itu, cara pembuatan dan resep dari es ini merupakan warisan dari salah satu orang Belanda yang pernah ia kenal dulu.
Proses pembuatannya dilakukan secara tradisional dengan menggunakan termos yang diisi dengan adonan es, lalu pada bagian luar termosnya ditempatkan garam krosok agar tetap bisa menghasilkan tekstur es krim yang beku.
Kini, usaha itu telah diwariskan ke generasi kedua yaitu Bu Tri. Sebelumnya, Sukimin menjajakan Es Puter ini di daerah Pecinan dengan menggunakan gerobak kecil.
Mengutip Jatengprov.go.id, kuliner Es Puter Conglik memiliki cita rasa unik yang bikin meleleh di mulut. Rahasia keunikan rasa kuliner ini terletak pada penggunaan bahan asli tanpa adanya perasa tambahan. Ada empat varian rasa yang bisa dipilih yaitu durian, kelapa muda, alpukat, dan cokelat.
- Mencicipi Bothok Mercon Kuliner Legendaris di Sragen, Kental Nuansa Jawa
- Mencicipi Perpaduan Rasa Serabi Kalibeluk, Kuliner Legendaris Khas Batang yang Diramu Secara Tradisional
- Mencicipi Lontong Tuyuhan, Kuliner Khas Rembang Simpan Makna Filosofis
- Merasakan Segarnya Es Sagwan, Kuliner Legendaris Tegal yang Diwariskan Turun-Temurun
Walaupun dibuat dengan cara tradisional, namun rasanya tak kalah dengan es krim kekinian. Dengan pembuatannya yang tradisional, es puter tersebut memberikan tekstur yang agak kasar ketika dikunyah dan memberikan sensasi tersendiri ketika menikmatinya.
Selain itu, porsi mangkuknya lumayan besar. Ditambah dengan pilihan toping yang bisa ditambahkan seperti kolang-kaling raksasa, siwalan, roti, dan agar-agar. Satu porsi nya dibanderol dengan harga Rp20.000-30.000 per porsi tergantung toping dan varian rasa yang diinginkan.