Pakai Penanggalan Jawa Islam, Begini Perayaan Idulfitri di Keraton Yogyakarta
Hari Raya Idulfitri tinggal menghitung hari. Penetapan hari raya itu berpotensi berbeda dari masing-masing lembaga terkait. Terkait dengan hal itu, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat akan merayakan Idulfitri 1444 Hijriyah pada 22 April 2023. Penetapannya diputuskan berdasarkan penanggalan Jawa Islam.
Hari Raya Idulfitri tinggal menghitung hari. Penetapan hari raya itu berpotensi berbeda dari masing-masing lembaga terkait. Apalagi dua lembaga Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah maupun Nahdlatul Ulama punya cara penghitungan berbeda dalam menetapkan Hari Raya Idulfitri. Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat sendiri akan merayakan Idulfitri 1444 Hijriyah pada 22 April 2023.
Penghageng II Kawedanan Rekso Suyoso Keraton Yogyakarta, KRT Kusumonegoro mengatakan bahwa penentuan itu diputuskan berdasarkan penanggalan Jawa Islam. Ia menjelaskan bahwa 22 April 2023 itu bertepatan dengan 1 Syawal Tahun Ehe 1956.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Bagaimana cara membuat Jenang Saren? Mengutip Kemdikbud.go.id, bahan utama yang digunakan untuk membuat jenang saren adalah tepung ketan dan gula jawa.
-
Kenapa Candi Jago dibangun? Sejarah Candi Jago dibangun atas inisiasi Raja Kertanegara untuk menghormati mendiang sang ayah, Raja Sri Jaya Wisnuaedhana (1248-1268).
-
Bagaimana cara membuat kue jipang? Berasnya dimasukkan ke situ,” ungkap pemilik kanal YouTube Brent Sastro sembari menunjuk sebuah alat pemanas yang dihubungkan ke gas elpiji. Di sebelahnya, tampak sebuah wajan berisi air gula yang dicampur minyak sedang dipanaskan.
“Kalender Keraton itu sudah ada aturannya. Untuk puasa di keraton itu mesti 30 hari. Untuk puasa tahun ini berakhir pada 21 April, artinya hari Sabtu bertepatan dengan 1 Syawal Tahun Ehe 1956,” kata Kusumonegoro, dikutip dari ANTARA pada Selasa (18/4). Berikut selengkapnya:
Tradisi Turun-temurun
©2020 liputan6.com
Kusumonegoro mengatakan bahwa Keraton Ngayogyakarta akan menandai pelaksanaan perayaan Idulfitri pada Sabtu (22/4) dengan menyelenggarakan Grebeg Syawal, arak-arakan gunungan, serta acara ngabekten yang merupakan tradisi turun-temurun di lingkungan keraton sejak zaman Panembahan Senopati.
Hajad Dalem Ngabekten yang dilaksanakan dua hari pada Sabtu (22/4) dan Minggu (23/4) itu bersifat tertutup. Ngabekten rencananya akan diikuti oleh kepala daerah kabupaten/kota, sentana dalem atau kerabat, dan abdi dalem keraton.
Bukan Acuan
Walau Keraton menetapkan Idulfitri pada Sabtu (22/4), namun menurut Kusumonegoro tanggal itu tidak digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan salat Idulfitri bagi masyarakat yang tinggal di lingkungan keraton.
Ia menjelaskan, Keraton Yogyakarta tetap mengizinkan penggunaan Alun-Alun Selatan Yogyakarta untuk pelaksanaan salat Ied.
Keraton Yogyakarta mengizinkan penggunaan Alun-Alun Selatan sebagai tempat salat Ied atas permintaan Panitia Hari Besar Kecamatan Keraton yang sedianya akan dilaksanakan pada Jumat 21 April 2023 pukul 06.00.