Peringati Malam Satu Suro, Begini Keseruan Warga Boyolali Adakan Tradisi Sedekah Merapi
Tradisi ini digelar sebagai bentuk doa agar terhindar dari bencana dan selalu diberi hasil alam melimpah.
Tradisi ini digelar sebagai bentuk doa agar terhindar dari bencana dan selalu diberi hasil alam melimpah.
Peringati Malam Satu Suro, Begini Keseruan Warga Boyolali Adakan Tradisi Sedekah Merapi
Ribuan warga lereng Gunung Merapi mengikuti ritual Sedekah Merapi dengan melabuhkan kepala kerbau untuk menyambut malam 1 Suro (kalender Jawa) atau 1 Muharram 1445 Hijriyah di Joglo Merapi 1, Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Boyolali, Jateng.
-
Apa yang dilakukan warga Magelang dalam tradisi Syawalan Gunung? Kegiatan ini rutin digelar sejak tahun 2003. Dalam pelaksanaan acara tersebut, warga dari enam dusun saling bergotong royong, yakni Dusun Wonolelo, Dimik, Karang Slamet Lor dan Kidul, Congkrang, dan Brigasan. Kegiatan itu berlangsung selama dua hari. Pada tahun 2019, acara itu dihadiri sekitar 60 ribu pengunjung.
-
Apa yang dilakukan pada tradisi Memitu? Tradisi ini tak sekedar menampilkan rasa bahagia dan ucapan syukur, namun turut dilaksanakan dengan sejumlah simbol yang dikaitkan dengan makna kebaikan. Beberapa prosesi yang ada dalam Memitu di antaranya memakai kembang melati yang sudah dirajut dan dimandikan dengan air sembari dibacakan kidung maupun doa-doa.
-
Di mana tradisi Bakar Gunung Api dilakukan? Kegiatan bakar gunung api ini biasa dilakukan di depan rumah warga.
-
Kenapa warga Magelang melakukan tradisi Syawalan Gunung? Namun ada kalanya syawalan menjadi momen untuk mengenang kembali cerita-cerita masa lalu, saat para pendahulu leluhur masih hidup dan berjuang demi nasib generasi setelahnya yang lebih baik.
-
Kapan tradisi Syawalan Gunung digelar? Syawalan itu digelar di puncak bukit.
-
Apa saja lokasi ritual Malam 1 Suro di Alas Purwo Banyuwangi? Lokasi Ritual Di Alas Purwo Banyuwangi, ada empat titik yang sering menjadi lokasi ritual Malam 1 Suro, yakni Pantai Pancur, Makam Mbah Dowo, Kucur, dan Goa Istana.
Kegiatan yang diadakan setiap tahun itu bertujuan untuk memohon perlindungan dari segala penyakit dan bencana yang timbul dari dampak Merapi, serta bentuk rasa syukur atas limpahan hasil bumi yang menyejahterakan masyarakat sekitar.
Prosesi upacara tradisional Sedekah Merapi diawali dengan menyediakan satu kepala kerbau yang dibalut kain mori, serta sesajen tumpeng gunung dari nasi jagung yang dibuat menyerupai gunung atau gunungan yang diarak keliling kampung oleh puluhan warga menuju Joglo Merapi 1.
Setelah itu mereka memanjatkan doa bersama-sama agar warga kawasan Merapi diberi perlindungan dari bencana maupun wabah penyakit serta hasil pertanian yang melimpah. Setelah doa bersama selesai, kepala kerbau dan sesaji dibawa oleh sejumlah warga diiringi barisan pembawa penerangan obor menuju puncak Merapi.
Selanjutnya, kepala kerbau tersebut dilabuhkan di Puncak Merapi, tepatnya di lokasi Pasar Bubrah atau empat kilometer dari Joglo Merapi. Namun karena status Gunung Merapi masih siaga maka ritual itu dilaksanakan hanya dua kilometer dari Joglo Merapi.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Boyolali, Budi Prasetyaningsih, mengatakan bahwa upacara Sedekah Merapi perlu dilakukan sebagai bentuk nguri-uri budaya serta menarik wisatawan untuk hadir di daerah itu.
- Mengenal Mangebang Solu Bolon, Tradisi Perkenalan Kapal Angkut Massal di Danau Toba
- Mengenal Tradisi Ujungan di Lebak, Warga "Saling Pukul" untuk Perkuat Persaudaraan
- Uniknya Tradisi Dudus di Serang, Warga dan Pengguna Jalan Disiram Air Kembang untuk Tolak Bala
- Wujud Rasa Syukur, Begini Keseruan Tradisi Rebo Pungkasan di Bantul
Sementara itu Bupati Boyolali M. Said Hidayat mengatakan bahwa kegiatan itu dilakukan dalam rangka pengajaran nilai-nilai budaya, tradisi, dan kearifan lokal untuk terus dilestarikan. Warga Merapi dengan kearifan lokal diajarkan bagaimana harus selalu dekat dengan Tuhan Yang Maha Esa, sesama manusia, dan alam.