Polisi di Demak Buatkan Jembatan Dadakan Atasi Banjir Rob, Bikin Para Siswa Senang
Adanya jembatan palet kayu itu mendapat sambutan meriah dari para pelajar. Mereka pun tak lagi kebasahan saat masuk ruang kelas.
Pada Bulan Oktober ini, banjir rob terus menggenang kawasan jalur pantura khususnya di wilayah Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Bencana ini seolah tak pernah ditemukan solusi permasalahannya dan terus terjadi setiap tahunnya. Banjir rob membuat jalan raya terendam dan menimbulkan kemacetan. Di beberapa titik, ketinggian air mencapai 20-30 cm.
Sementara di Desa Timbulsloko, Demak, ketinggian air ada yang mencapai 1 meter. Banyak infrastruktur yang mengalami kerusakan, seperti jembatan kayu.
-
Siapa yang prihatin dengan banjir rob di Demak? Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Tengah Sudaryono mengaku prihatin dengan banjir rob yang melanda pesisir Demak, Jawa Tengah.
-
Apa yang menjadi dampak dari banjir rob di Demak? Banjir rob telah berdampak pada 23 desa, 157 fasilitas umum, 6.088 hektare lahan pertanian, dan 44.884 jiwa.
-
Kapan banjir di Demak terjadi? Banjir Demak sudah berlangsung hingga satu minggu lamanya. Namun hingga hari ini air belum juga surut.
-
Dimana banjir terjadi di Demak? Warga di Kecamatan Karanganyar, meminta pemerintah segera memperbaiki tanggul Sungai Wulan yang jebol agar banjir bisa segera surut.
-
Kapan banjir Demak terjadi? Banjir besar yang menerjang wilayah Demak terjadi sejak Kamis (8/2).
“Saat pagi, dapur tenggelam, anak-anak harus berangkat sekolah dengan perahu. Ini sangat sulit,” kata Shobirin, salah satu warga Timbulsloko yang terdampat banjir itu.
Berikut selengkapnya:
Jembatan dari Palet Kayu
Banjir rob juga menggenangi SD Negeri Daleman, Desa Gemulak, Kecamatan Sayung, Demak. Tanpa alas kaki, mereka harus berjalan melintasi banjir rob dari depan sekolah hingga ke ruang kelas. Karena banjir tak kunjung surut, para polisi dari Polsek Sayung membawa puluhan palet kayu untuk menjadi jembatan penyeberangan pelajar. Palet kayu disusun seperti jalan sehingga bisa dilewati pelajar tanpa harus basah-basahan saat masuk kelas.
“Harapannya meskipun ada rob yang menggenang di lingkungan SD, tapi adik-adik ini tetap semangat dalam menjalankan aktivitas kegiatan belajar-mengajar,” kata Kapolsek Sayung, AKP Suprapto.
Bikin Pelajar Senang
Adanya jembatan palet kayu itu mendapat sambutan meriah dari para pelajar. Mereka pun tak lagi kebasahan saat masuk ruang kelas. Saat melintas di atas jembatan palet kayu itu, mereka harus berjalan secara perlahan. Hal ini dikarenakan jarak antara kayu cukup lebar sehingga tidak bisa sembarangan melangkah.
- Pelajar SMP di Padang Tewas dengan 6 Tulang Rusuk Patah, LBH: Diduga Disiksa Polisi
- Terungkap, Ini Motif Pelajar di Kemang Jaksel Dikeroyok hingga Tewas
- Tak Mau Diajak Bolos Sekolah hingga Kerap Diejek Temannya, Alasan Pelajar Ini Tuai Pujian Warganet
- Sosok Polisi Nabung di Toko Bangunan Demi Bangun Sekolah Bikin Jenderal Polisi Takjub
“Senang sekali, sangat baik, dan tidak perlu basah-basah lagi. Ini sangat enak sekali,” kata M. Rafi Fajari, salah seorang siswa SD Negeri Daleman, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Selasa (22/10).
Sudah Berlangsung Setahun
Banjir rob terjadi karena kondisi halaman sekolah yang cukup rendah. Sehingga saat musim hujan, atau saat pasang air laut tiba, kondisi sekolah tersebut pasti tergenang. Kondisi itupun sudah terjadi selama setahun terakhir.
“SD Daleman itu halamannya terlalu rendah dibanding dengan lingkungan sekitar. Manakala rob nya sangat tinggi, masuknya sangat deras sekali. Dan kalau sudah masuk, tidak bisa keluar lagi,” kata Wawan, kepala SD Negeri Daleman.
Diharapkan instansi terkait bisa meninjau kondisi sekolah. Apalagi kenyamanan dalam menuntut ilmu sangat penting dan menjadi hak para pelajar.