Salah Satu Peninggalan Wali Songo, Ini Fakta Unik Permainan Cublak-Cublak Suweng
Permainan ini dimainkan dengan diiringi lagu berjudul sama
Permainan ini dimainkan dengan diiringi lagu berjudul sama
Salah Satu Peninggalan Wali Songo, Ini Fakta Unik Permainan Cublak-Cublak Suweng
Cublak-Cublak Suweng merupakan permainan tradisional dari Jawa Tengah. Permainan tersebut adalah salah satu peninggalan dari Wali Songo, yaitu Sunan Giri (1442 M). Pada masanya Sunan Giri berdakwah dengan berbagai cara seperti melalui tembang, gamelan, karya sastra, dan juga permainan.
Sumber Foto: YouTube GNP Music
-
Apa makna dari lirik "Cublak-cublak Suweng"? Makna Lirik Cublak-cublak Suweng dapat diartikan sebagai berikut. Cublak-cublak suweng (tempat anting); Suwenge ting gelenter (antingnya berserakan); Mambu ketundhung gudel (berbau anak kerbau); Pak empong lera lere (bapak ompong menggeleng-gelengkan kepala); Sapa ngguyu ndhelikkake (siapa tertawa dia yang menyembunyikan; Sir sir pong dhele kopong (kedelai kosong tidak ada isinya).
-
Kapan lagu Cublak-cublak Suweng diciptakan? Mengutip Jurnal Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin (Desember 2019), lagu Cublak-cublak Suweng diciptakan oleh Sunan Giri sekitar tahun 1442.
-
Siapa yang menciptakan lagu Cublak-cublak Suweng? Mengutip Jurnal Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin (Desember 2019), lagu Cublak-cublak Suweng diciptakan oleh Sunan Giri sekitar tahun 1442.
-
Di mana letak Curug Cikuluwung? Punya nuansa sejuk lokasi Curug Cikuluwung berada di Kampung Suka Asih, Desa Cibitung Wetan, Kecamatan Pamijahan.
-
Kapan Curug Bibijilan buka? Curug Bibijilan buka setiap hari mulai pukul 08.00 – 16.00 WIB.
-
Apa keunikan Curug Cijengkol? Curugnya “punya anak” Menurut kreator, daya tarik lain dari Curug Cijengkol selain keindahan dan kebersihan airnya, juga memiliki air terjun mini. Ini biasa disebut “anak Curug Cijengkol” yang lokasinya tak begitu jauh dari lokasi utama, dengan air yang tidak terlalu besar.
Dilansir dari Budaya-Indonesia.org, Cublak-Cublak Suweng dimainkan oleh beberapa orang anak. Tetapi idealnya permainan ini dimainkan oleh 6-8 orang. Tujuan dari permainan ini adalah Pak Empo menemukan anting (suweng) yang disembunyikan seseorang.
Pada awal permainan, beberapa orang berkumpul dan mengundi atau menentukan salah satu dari mereka untuk menjadi Pak Empo. Biasanya pengundian dilakukan melalui pingsut atau undian biasa. Setelah ada yang berperan sebagai Pak Empo, mereka dudu melingkar.
Sedangkan Pak Empo berbaring telungkup di tengah-tengah mereka. Masing-masing orang menaruh telapak tangannya menghadap ke atas di punggung Pak Empo.
Salah seorang dari mereka kemudian mengambil kerikil atau benda yang kemudian dianggap sebagai anting. Lalu mereka semua bersama-sama menyanyikan lagu cublak-cublak suweng sambil memutar kerikil dari telapak tangan yang satu ke telapak tangan yang lain. Begitu terus sampai lagu tersebut dinyanyikan beberapa kali.
Sumber Foto: GNP Music
Setelah sampai di bait lagu terakhir (sir-sir pong dele gosong), tangan kanan dan kiri mereka tertutup rapat seperti menggenggam sesuatu. Hal ini untuk mengecoh Pak Empo yang sedang mencari “suwengnya”.
Masing-masing pemain mengacungkan jari telunjuk dan menggesek-gesekkan telunjuk kanan dan kiri persis seperti orang mengiris cabai.
Mereka semua tetap menyanyikan bait terakhir itu secara berulang-ulang sampai Pak Empo menunjuk salah seorang yang dianggap menyembunyikan anting.
Ketika Pak Empo salah menunjuk, maka permainan dimulai dari awal lagi. Dan ketika Pak Empo berhasil menemukan orang yang menyembunyikan antingnya maka orang tersebut berganti peran menjadi Pak Empo. Permainan selesai ketika mereka sepakat menyelesaikannya.
Berikut lirik dan arti lagu Cublak-Cublak Suweng:
Cublak cublak suweng
(Tempat anting)
Suwenge ting gelenter
(Antingnya berserakan)
Mambu ketundhung gudel
(Berbau anak kerbau yang terlepas)
Pak empong lera lere
(Bapak ompong yang menggelengkan kepalanya)
Sapa ngguyu ndelikkake
(Siapa yang tertawa dia yang menyembunyikannya)
Sir sir pong dhele kopong
(Kedelai kosong tidak ada isinya)
Sir sir pong dhele kopong
(Kedelai kosong tidak ada isinya)