Cerita Pilu Siswa di Madura Tak Mampu Beli Seragam, Rela Pakai Celana Kakaknya yang Kebesaran
Banyak dari siswa baru yang berasal dari keluarga ekonomi menengah ke bawah yang tidak mampu membeli seragam baru.
Banyak dari siswa baru yang berasal dari keluarga ekonomi menengah ke bawah.
Cerita Pilu Siswa di Madura Tak Mampu Beli Seragam, Rela Pakai Celana Kakaknya yang Kebesaran
Pada Selasa (23/7), Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur wilayah Kabupaten Bangkalan, Pinky Hidayati, melakukan sidak ke SMA Negeri 4 Bangkalan. Di sana ia mendapati seorang murid baru yang memakai seragam celana yang kebesaran.
-
Siapa yang berhasil menempuh pendidikan tinggi? Bahkan, salah satu anak Joko sudah berhasil menempuh pendidikan tinggi dan lulus menjadi seorang sarjana.
-
Kenapa dosen muda ini menyamar jadi mahasiswa? Ia sengaja menyuruh mahasiswanya keluar agar tidak ketahuan.
-
Kapan anak tersebut tidak bisa mengikuti pelajaran? Dengan ini saya selaku orang tua/wali murid dari : Nama : Kelas : Alamat :NISN : Memberitahukan bahwa anak saya tersebut diatas tidak dapat mengikuti pelajaran seperti biasa pada hari ini, Senin, 09 Januari 2023 dikarenakan sakit. Oleh karena itu, kami memohon pada Bapak/Ibu Guru Wali Kelas XI-B agar memberikan izin.
-
Kenapa para pelajar ini diamankan? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. "Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Mengapa anak malas belajar? Mengatasi anak yang malas belajar memerlukan pemahaman mendalam terhadap faktor-faktor yang memengaruhi motivasi dan keterlibatan mereka dalam proses pembelajaran.
-
Kapan kasus kekerasan antar pelajar meningkat? Data pengaduan yang dilaporkan ke KPAI pada awal 2024 tercatat sudah mencapai 141 kasus
Tampak di mata Pinky, murid baru bernama Jaelani itu memakai celana yang kainnya menumpuk di bagian pinggang, dikencangkan dengan ikat pinggang, dan tidak sesuai dengan ukuran badannya yang kurus.
Saat Pinky menanyakan dari mana seragam itu, Jaelani menceritakan kisah haru di baliknya. Ia mengatakan bahwa celana itu merupakan celana kakaknya, sementara baju seragam yang ia kenakan merupakan seragamnya SMP yang emblem-nya diubah ke SMA. “Ini celana kakak saya. Kebetulan dia punya dua. Satu diberikan pada saya,” ujar Jaelani dikutip dari Liputan6.
Pinky yang tampak kaget dengan pengakuan itu mengapresiasinya dengan acungan jempol. Ia mengaku kagum dengan Jaelani karena tidak minder meski tidak memakai seragam baru. “Tak penting seragam baru atau bekas. Di sekolah yang terpenting adalah menuntut ilmu agar sukses. Bukan tempat bergaya-gaya dengan pakaian,” ujar Pinky.
Selain Jaelani, ada dua hingga tiga siswa lain yang tampak bersekolah memakai setelan hitam putih serta berkerudung logo SMP. “Belum beli. Jadi pakai kerudung SMP dulu dan sekolah membolehkan,” kata Echa Putra Azzahra, salah seorang siswi yang memakai kerudung SMP.
Dalam kesempatan itu, Pinky melakukan sidak ke SMA Negeri 4 Bangkalan karena mendengar kabar bahwa ada sekolah yang mewajibkan siswa baru untuk beli seragam di koperasi sekolah. Namun yang diperoleh Pinky justru sebaliknya. Siswa dibebaskan untuk membeli seragam di mana saja sesuai kemampuan orang tua. Bahkan memakai seragam bekas pun boleh. “Kalau bisa koperasi sekolah menjual seragam sama dengan di luaran atau bahkan lebih murah,” ujar Pinky.
- Sosok Keluarga Bunuh Diri di Malang di Mata Tetangga Dikenal Baik, Secara Ekonomi Cukup
- Ketika Pegiat Wisata di Kutai Timur Belajar ke Desa Bonjeruk, Memahami Sapta Pesona
- Cerita Pemuda Lulusan SMA dari Lampung Taklukan Ibu Kota Modal Jual Mas Kawin
- Cerita Anak Pedagang Cilok Keliling jadi Perwira TNI AD, Bapak Masih Jualan Bawa Gerobak
Berdasarkan data yang diperoleh, ada 120 siswa baru yang mendaftar ke SMA Negeri 4 Bangkalan dan sebagian besar berasal dari ekonomi menengah ke bawah. Melihat hal itu, Kepala Sekolah SMA Negeri 4 membuat kebijakan yang meringankan, yaitu siswa yang membeli seragam sekolah di koperasi boleh mencicil pembayaran. “Karena bukan sekolah favorit, kami sangat butuh siswa. Jangankan buat aturan yang memberatkan, mereka mau sekolah di sini saja kami sudah senang,” ujar Hendrik dikutip dari Liputan6.com.