Dulu Jualan di Pinggir Jalan Sering Rugi saat Dikejar Satpol PP, Depot Nasi Campur di Surabaya Kini Punya 9 Cabang
Depot ini dibangun dengan dedikasi tinggi satu keluarga
Depot ini dibangun dengan dedikasi tinggi satu keluarga
Dulu Jualan di Pinggir Jalan Sering Rugi saat Dikejar Satpol PP, Depot Nasi Campur di Surabaya Kini Punya 9 Cabang
Kota Surabaya dikenal dengan kuliner Nasi Campur. Nyaris di berbagai sudut kota, menu makanan satu ini bisa dijumpai. Salah satu warung legendaris yang menjual menu ini ialah Depot Nasi Campur Pojok Tambak Bayan.
-
Bagaimana nasi jagung di Surabaya berbeda dari nasi jagung di daerah lain? Mengutip kanal YouTube Fokus Indosiar, nasi jagung di Surabaya memiliki ciri khasnya tersendiri. Di kota pahlawan itu, menu tersebut akan disajikan dengan lauk utamanya urap sayur.
-
Kenapa Pecel Semanggi jadi makanan khas Surabaya? Pecel Semanggi tercipta dari kebiasaan warga memanfaatkan tanaman di sekitar rumah untuk dimasak menjadi Semanggi Suroboyo.
-
Bagaimana nasi kuning di Sukabumi menjadi 'banjir'? Tetapi kata banjir di sini merujuk dari banyaknya kuah sayur yang dituang ke dalam satu piring nasi kuning.
-
Apa yang menjadi ciri khas nasi padang? Menu khas nasi padang ada ayam pop, rendang, gulai tunjang, cincang, dendeng batako dan menu lainnya.
-
Apa itu nasi bakar sumsum? Nasi bakar sumsum merupakan salah satu kuliner tradisional yang memiliki cita rasa unik dan khas. Dengan bahan utama berupa nasi yang dibakar bersama isian sumsum tulang sapi dan rempah-rempah pilihan, hidangan ini berhasil menciptakan kombinasi sempurna antara tekstur lembut dari nasi dengan kelezatan sumsum yang gurih.
-
Siapa yang membuat makanan khas Jawa Barat, Nasi Timbel? Kuliner khas Bandung ini adalah nasi panas yang dibungkus dengan daun pisang, lalu ditambah bermacam lauk-pauk dan sambal sebagai pelengkap.
Sejarah
Cikal bakal depot nasi campur ini sudah ada sejak tahun 1967. Saat itu, Nasi Campur Pojok Tambak Bayan merupakan warung kaki lima di sudut Jalan Tambak Bayan, Kota Surabaya.
“Generasi pertama nenek buyut. Dulu awalnya jualan aneka kue basah terus merambah ke nasi campur. Generasi pertama hanya sebentar, sekitar 6-7 tahun. Kemudian diturunkan ke anaknya, lalu ke papa mertua, sekarang dilanjutkan anak-anaknya,” ujar Manajer Operasional Depot Nasi Campur Pojok Tambak Bayan, Herluinus Donny Utamin, dikutip dari YouTube Kisarasa, Jumat (7/6/2024).
“Saat papa saya, generasi kedua, mulai banyak inovasi. Menunya ditambah, ada nasi kuning, dan lainnya,” ungkap Imam Supardi, generasi ketiga Depot Nasi Campur Pojok Tambak Bayan.
Menu Andalan
Sesuai namanya, menu andalan depot ini adalah nasi campur. Sejak pertama kali berjualan di pinggir jalan hingga sudah punya banyak cabang, depot ini masih mempertahankan menu originalnya.
“Nasi campur terdiri dari soon kecap, tahu bali, usik (sejenis kare), dan tahu semur,” jelas Donny.
Punya Banyak Cabang
Saat ini, Depot Nasi Campur Tambak Bayan sudah memiliki sembilan cabang. Sebanyak tujuh cabang ada di Kota Surabaya, sementara dua cabang berada di Jakarta.
Sejak dikelola oleh generasi keempat, depot ini buka setiap hari mulai pukul 05.30 WIB hingga 15.30 WIB.
“Zaman papa mertua malah sudah buka mulai jam 03.30 WIB. Mungkin dulu masih banyak orang jalan pagi, atau orang pulang dugem lapar butuh makan,” seloroh Donny.
Kini, depot nasi campur ini tak hanya terkenal di kalangan warga lokal Surabaya. Banyak wisatawan yang datang demi mencicipi kelezatan nasi campur di sini.
“Saya punya langganan orang Ambon, banyak yang dari luar kota ke sini,” imbuh Donny.
- Mendag Sudah Tahu Lokasi Penjualan Pakaian Impor, Satgas Bakal Sidak dalam Waktu Dekat
- Pesan Tegas Kapolri Sigit buat Pemudik di Terminal Purabaya Surabaya Jatim
- Sidak Gudang Beras Bulog di Jakut, Satgas Pangan Polri Pastikan Harga Turun Sebelum Puasa
- Pasutri asal Tanjung Balai Sumut Edarkan 1,17 Kg Sabu di Surabaya
Titik Terendah
Manajer Operasional Depot Nasi Campur Tambak Bayan mengungkap titik terendah bisnis keluarganya.
“Saat jembatan dekat Jalan Tambak Bayan dibongkar, sepi, bahkan enggak ada pembeli. Saat itu, papa dulu baru ambil kredit rumah, sempat enggak bisa bayar karena ekonomi mandek,” ungkap Imam Supardi.
Selain itu, saat masih berjualan di pinggir jalan, mereka harus kejar-kejaran dengan Satpol PP.
“Kalau ada Satpol PP atau hujan turun kan kukut, enggak bisa jualan,” imbuh Donny.