Kisah Syekh Ibrahim Asmoroqondi, Nyaris Dibunuh Raja Champa tapi Akhirnya Dipilih jadi Menantu
Raja Champa meminta prajuritnya membunuh Syekh Ibrahim Asmoroqondi karena tak suka dengan dakwah Islam yang dilakukannya.
Raja Champa meminta prajuritnya membunuh Syekh Ibrahim Asmoroqondi karena tak suka dengan dakwah Islam yang dilakukannya.
Kisah Syekh Ibrahim Asmoroqondi, Nyaris Dibunuh Raja Champa tapi Akhirnya Dipilih jadi Menantu
Latar Belakang
Pria bernama asli Syekh Ibrahim as-Samarqandi ini disebut Makdum Ibrahim Asmoro atau Maulana Ibrahim Asmoro dalam Babad Tanah Jawi. Lidah orang Jawa kesusahan melafalkan as-Samarqandi, yang kemudian berubah menjadi Asmoroqondi. Syekh Ibrahim Asmoroqondi diperkirakan lahir di Samarkand, Asia Tengah, pada abad ke-14.
-
Apa pengertian tasawuf? Tasawuf adalah dimensi mistik Islam yang berfokus pada pengembangan spiritual batiniah individu. Hal ini sering disebut sebagai jantungnya Islam, karena menekankan pengembangan hubungan yang mendalam dan pribadi dengan Tuhan melalui berbagai praktik spiritual.
-
Kenapa Masjid Nurul Islam Tuo Kayu Jao penting bagi sejarah Islam di Sumatra Barat? Masjid tertua di Sumatra Barat ini menjadi peninggalan dari penyebaran dan peradaban agama Islam.
-
Apa yang menjadi pusat penyebaran Islam di Sidoarjo pada masa silam? Masjid Jami' Al Abror di Jalan Kauman Desa Pekauman merupakan salah satu saksi bisu sejarah berdirinya Kabupaten Sidoarjo. Masjid ini juga merupakan pusat penyebaran Islam di Sidoarjo pada masa silam.
-
Bagaimana Syekh Nurjati menyebarkan agama Islam di Cirebon? Mereka diterima baik oleh penguasa setempat bernama Ki Gendeng Tapa pada tahun 1420, dan diberikan izin untuk mendirikan permukiman di Pesambangan, Giri Amparan Jati (bukit kawasan Gunung Jati). Di sana ia bersama rombongan mulai giat berdakwah, dan mengenalkan Agam Islam secara baik, perlahan dan bijaksana.
-
Kapan Syeikh Ahmad Yassin dibunuh? Tanggal 22 Oktober 2004, saat itu Syeikh Ahmad Yassin baru meninggalkan masjid setelah Salat Subuh. Jet Tempur F-16 Israel sengaja terbang di atas Gaza untuk menyamarkan suara Helikopter Apache yang akan melakukan misi pembunuhan.
-
Bagaimana Imam Syafi'i memandang ilmu? Jika kamu tidak tahan terhadap penatnya belajar, maka kamu akan menanggung bahayanya kebodohan.
Kedatangan di Jawa
Syekh Ibrahim Asmoroqondi diperkirakan datang ke Jawa pada sekitar tahun 1362 Saka/1440 Masehi.
Ia datang bersama dua orang putera dan seorang kemenakan serta sejumlah kerabat. Rombongan keluarga itu akan menghadap Raja Majapahit yang menikahi adik dari istri Syekh Ibrahim Asmoroqondi, yaitu Dewi Darawati. Sebelum ke Jawa, rombongan Syekh Ibrahim Asmoroqondi singgah ke Palembang untuk memperkenalkan agama Islam kepada Adipati Palembang, Arya Damar. Setelah berhasil mengislamkan Adipati Palembang, Arya Damar (yang namanya diganti menjadi Ario Abdullah) dan keluarganya, Syekh Ibrahim Asmoroqondi beserta putera dan kemenakannya melanjutkan perjalanan ke Pulau Jawa.
Selama berdakwah di daerah Gesik, Syekh Ibrahim Asmoroqondi juga menyusun kitab dengan tulisan tangan. Kitab ini dikenal dengan nama Usui Nem Bis yang artinya sejilid kitab berisi enam kitab dengan enam bismillahirrahmanirrahim.
Dakwah
Mengutip Babad Ngampeldenta, Syekh Ibrahim Asmoroqondi adalah penyebar Islam di negeri Champa, tepatnya di Gunung Sukasari. Kedatangannya ke wilayah kerajaan bercorak non muslim itu mendapat banyak tantangan.
Luluhkan Hati Raja
Mengutip laman Disperpusip Provinsi Jatim, seiring berjalannya waktu Raja Champa luluh pada sosok Syekh Ibrahim Asmoroqondi. Raja Champa masuk Islam. Bahkan ia menikahkan Syekh Ibrahim Asmoroqondi dengan putrinya, Dewi Candrawulan.
(Foto: Freepik freepic.diller)
- Said Abdullah Sebut Risma Ibunya Wong Cilik
- Sering Berulah, Geng Remaja di Aceh Besar Ini Disanksi Sebulan Tadarus Alquran di Kantor Polisi
- Sisi Lain Abraham Samad Mantan Ketua KPK, Suka Berantem untuk Bela Teman yang Tidak Salah
- Mengenal Sosok Syekh Jumadil Kubro, Pendakwah Islam Nusantara dari India yang Disebut sebagai Sesepuhnya Wali Songo
Mengutip laman resmi Pemkab Tuban, pernikahan Syekh Ibrahim Asmoroqondi dan Dewi Candrawulan dikaruniai dua orang anak yakni Ali Murtolo (Ali Murtadho) dan Ali Rahmatullah yang kelak menjadi Raja Pandhita dan Sunan Ampel.
Makam
Syekh Ibrahim Asmoroqondi dimakamkan di Gesik, Kabupaten Tuban. Makam ini jadi salah satu lokasi wisata religi andalan di Tuban.