Menilik Kehidupan Tokoh Islam Indonesia Kartosoewirjo di Bojonegoro, Bertemu Guru Rohani yang Berpengaruh Sepanjang Hidupnya
Sosoknya dikenal sebagai tokoh islam sekaligus tokoh politik yang cerdas.
Sosoknya dikenal sebagai tokoh islam sekaligus tokoh politik yang cerdas.
Menilik Kehidupan Tokoh Islam Indonesia Kartosoewirjo di Bojonegoro, Bertemu Guru Rohani yang Berpengaruh Sepanjang Hidupnya
Nama Kartosoewirjo sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Namanya banyak tercatat dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Ia dikenal sebagai tokoh islam sekaligus tokoh politik yang cerdas.
-
Apa latar belakang keluarga Kartosoewirjo? Kartosoewirjo tumbuh dari keluarga yang memiliki latar belakang keagamaan Islam yang kuat.
-
Siapa Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo? Kartosoewirjo merupakan tokoh populer di balik pemberontakan DI/TII pada tahun 1948.
-
Kapan Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir? Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir pada 7 Januari 1905, di Cepu, Jawa Tengah.
-
Bagaimana Raden Ario Soerjo meninggal? Lalu mereka disuruh turun kemudian dibawa ke hutan dan dihabisi nyawanya oleh PKI.
-
Bagaimana reaksi Soekarno saat bertemu Kartika? Bung Karno yang mengetahui kedatangan istri dan putrinya, seketika mengulurkan tangan dan seolah-olah ingin mencapai tangan Kartika.
-
Mengapa Soemiran Karsodiwiryo membangun Padepokan Retjo Sewu? Retjo Sewu dibangun Soemiran Karsodiwirjo sebagai tanda ia pernah berjaya pada masanya. Megingat tahun 1990-an, perusahaan rokoknya menguasai pasar Jawa Timur.
Profil
Pria bernama lengkap Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo ini lahir di Cepu, Blora, pada 7 Januari 1905.
Ayahnya bernama Kartosoewirjo, seorang mantri candu yang saat itu kedudukannya dianggap penting oleh kalangan pribumi. Berkat sosok sang ayah, SM Kartosoewirjo memiliki hak istimewa mengenyam pendidikan modern ala Belanda.
Pada umur 8 tahun, SM Kartosoewirjo masuk ke sekolah Inlandsche School der Tweede Klasse (ISTK). Sekolah ini menjadi sekolah nomor dua bagi kalangan bumiputera.
Kehidupan di Bojonegoro
Lulus dari ISTIK, SM Kartosoewirjo masuk ELS (sekolah dasar dan sekolah lanjutan untuk orang Eropa) di Bojonegoro saat usianya 12 tahun. Orang Indonesia yang berhasil masuk ELS adalah orang yang memiliki kecerdasan tinggi.
Bojonegoro tak hanya tempat ia menempa pengetahuan akademik. Mengutip buku Darul Islam dan S.M. Kartosoewirjo karya Holk H. Deengel (Pustaka Sinar Harapanm 1995), Kartosoewirjo mengenal guru rohaninya yang bernama Notodiharjo, seorang tokoh Islam modern yang mengikuti alur pemikiran Muhammadiyah.Notodiharjo menanamkan pemikiran Islam modern ke dalam alam pemikiran Kartosoewirjo. Pemikiran Notodiharjo ini sangat memengaruhi sikap Kartosoewirjo dalam merespons ajaran-ajaran Islam.
Sepak Terjang
Lulus dari ELS di Bojonegoro pada tahun 1923, Kartosoewirjo melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi Kedokteran Nederlands-Indische Artsenschool. Pada masa ini, ia mengenal HOS Tjokroaminoto.
Ia menjadi murid sekaligus sekretaris pribadi HOS Tjokroaminoto.
Pendek cerita, perjalanan Kartosoewirjo bertemu para gurunya membuat ia tumbuh menjadi orang yang memiliki integritas keIslaman kuat dan kesadaran politik yang tinggi.
Pada tahun 1927, Kartosoewirjo dikeluarkan dari Nederlands-Indische Artsenschool karena dianggap menjadi aktivis politik serta memiliki buku sosialis dan komunis.
Kehidupan Pribadi
Usai dikeluarkan dari pendidikan dokter Jawa di Surabaya, Kartoewirjo aktif berorganisasi dan melawat ke berbagai daerah, salah satunya Garut Jawa Barat. Di sanalah ia bertemu sang pujaan hati.
- Mengenal Sosok Abah Guru Sekumpul, Ulama Karismatik Asal Kalimantan Selatan
- Mengenal Sosok Bupati Blora Arief Rohman, Perjalanan Hidupnya Diabadikan dalam Buku
- Mengenal Abdul Karim Amrullah, Ulama Pendiri Sekolah Islam Modern Pertama di Indonesia
- Potret Pondok Tegalsari Pesantren Tertua di Jawa, Ronggowarsito hingga HOS Tjokroaminoto Pernah Jadi Santri di Sini
Pada April 1929, Kartosoewijro menikahi Dewi Umi Kalsoem (Wiwiek), putri seorang tokoh Sarekat Islam (SI) Garut. Pernikahan keduanya dikaruniai 12 anak.