Merantau Jualan Bakso sejak Remaja hingga Tidur di Musala, Pria Magetan Ini Kini Jadi Petarung Kelas Dunia
Pria Magetan ini hidup susah sejak kecil. Ia merantau sejak SMP untuk jualan bakso dan sering tidur di musala. Kini ia jadi petarung kelas dunia.
Ia memulai karier sebagai petarung karena himpitan ekonomi
Merantau Jualan Bakso sejak Remaja hingga Tidur di Musala, Pria Magetan Ini Kini Jadi Petarung Kelas Dunia
Pria kelahiran Magetan Jawa Timur ini tak menyangka bahwa bertarung akan mengubah kisah hidupnya. Sejak kecil, ia sudah berjuang menghidupi dirinya sendiri di tanah rantau. Pada suatu hari, ia iseng ikut audisi bertarung. Hidupnya lalu berubah total.
(Foto: Instagram @stevewardi)
-
Apa keunikan Pencak Silat Sang Maung Bodas Sukabumi? Di Sukabumi, Jawa Barat, terdapat salah satu aliran pencak silat khas bernama Sang Maung Bodas. Seni ini diketahui dikembangkan di Ponpes Dzikir Al Fath, Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Gunung Puyuh. Usut punya usut, aliran pencak silat ini unik dan berbeda dari kebanyakan seni bela diri tradisional serupa.
-
Apa yang Suwardi budidayakan? Suwardi memulai usaha itu hanya dengan modal Rp300 ribu. Suwardi mengembangkan budidaya belut di Dusun Sabrang Wetan, Desa Wukirsari, Kapanewon Cangkringan, Sleman.
-
Kapan Gayanti Hutami lulus SMA? Momen kelulusan SMA Gayanti bareng ibunya di tahun 2018 tuh epic banget deh.
-
Di mana Supriyadi mendapatkan pelatihan angkat berat? Atlet Profesional Mengutip dari tayangan YouTube PecahTelur, Senin (6/11/2023), Supriyadi tercatat sebagai atlet profesional angkat berat dan jadi salah satu andalan Kabupaten Gunungkidul. Ia bergabung dengan organisasi National Paralympic Committee of Indonesia (Komite Paralimpiade Nasional Indonesia) Kabupaten Gunungkidul.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Kapan Sujadi memulai budidaya kepiting bakau? Sudah 30 tahun lamanya Sujadi, pria asal Desa Ori, Kecamatan Kuwarasan, Kebumen, menjadi pembudi daya ikan air tawar.
Masa Remaja
Lahir di keluarga kurang mampu secara ekonomi, Suwardi hanya mampu menempuh pendidikan hingga jenjang SMP. Ia tak melanjutkan pendidikan tingkat SMA semata-mata karena keterbatasan ekonomi.
(Foto: Instagram @stevewardi)
Lulus SMP, pria bernama Suwardi ini merantau ke Madura. Di sana ia menjadi buruh yang jualan bakso secara keliling. Selama dua tahun di Madura, setiap malam ia menumpang tidur di musala.
(Foto: Instagram @stevewardi)
Ia kemudian pindah merantau ke Kota Surabaya. Di sana ia berjualan es limun dan aneka jajanan di dalam bus. Ia berjualan dengan cara berpindah dari satu bus ke bus lain, dari terminal satu ke terminal lain, hingga pelabuhan.
(Foto: Instagram @stevewardi)
Perkenalan dengan Pencak Silat
Suwardi dalam wawancaranya dengan jurnalis Liputan6 mengatakan, dulu anak-anak di desa tempat tinggalnya di Magetan wajib ikut pencak silat. Atas dasar itulah, ia yang awalnya tidak tertarik belajar pencak silat memutuskan mencoba olahraga ini. Saat itu, ia masih kelas 3 SD. Rupanya setelah ikut latihan pencak silat sekitar 2-3 bulan, Suwardi jatuh cinta.
"Ternyata enggak cuman seni gerak, di situ kita diajarin moral yang bagus gitu," ujarnya.
Nekat Ikut Audisi
Karier Suwardi sebagai petarung MMA bermula pada 2015 silam. Saat itu, ia tahu ada audisi MMA dari media sosial dan nekat daftar.
- Sambil Menangis, Luhut Sampai Tampar Pipi Jenderal Maruli saat Dilantik jadi Kasad
- Turap Penahan Tebing di Taman Margasatwa Ragunan Jebol Akibat Curah Hujan Tinggi
- Jelang Putusan MK, Ratusan Warga Solo Bakar Kemenyan di Depan Rumah Dinas Gibran
- Jabatan Mentereng dengan Empat Bintang di Pundak, Jenderal TNI Santai Sruput 'Starling'
"Tahun 2014 anak saya lahir kembar cewek-cowok, itu kondisi ekonomi aya lagi jatuh-jatuhnya. Nah, tahun 2015 ada audisi lewat sosmed. Saya memberanikan diri (daftar)," ungkap bapak tiga anak itu.
Suwardi datang ke lokasi audisi MMA Indonesia dengan mengayuh sepeda ontel. Sesampainya di lokasi ia kecapekan dan nyaris gagal pada tahap tes kesehatan. Beruntung, hari itu ternyata berpihak padanya.
Ia pun sempat gelisah melihat lawan-lawannya yang tampak sudah profesional. Meski demikian, Suwardi tak gentar karena ingat dirinya harus berjuang untuk meningkatkan perekonomian keluarga kecilnya.
Pada pertandingan pertamanya, Suwardi mengaku lebih takut pada sorotan kamera. Pasalnya, saat itu ia dijuluki petarung kurang gizi karena tubuhnya kurus.
"Syukur alhamdulillah pertandingan pertama saya tuh menang 45 detik," terangnya.
Kini, Suwardi dikenal sebagai salah satu petarung MMA andalan Indonesia. Selama berkarier, ia juga telah menyabet sejumlah penghargaan. Di antaranya, Juara 1 Submission Challenge Bandung, Juara 1 Submission Challenge ISC pada 2014.
Tahun 2016, ia jadi juara di kelas terbang babak final One Pride MMA dalam tempo kurang dari satu menit. Pada 2019, Suwardi menorehkan catatan khusus di MMA Internasional dengan teknik kuncian baru yang diberi nama Wardicana.Hingga kini Suwardi telah bertanding sebanyak 17 kali, di mana ia mengantongi 14 kemenangan, sementara tiga pertadingan lain kalah. Saat ini, Suwardi tengah menunggu pertandingan berikutnya untuk mendapatkan Sabuk Abadi One Pride.
Pria berusia 39 tahun itu mengaku belum ingin pensiun. Apalagi ia baru saja mempertahankan gelar juara di final One Pride ke-72 MMA pada Sabtu 9 September 2023 lalu.