Sejarah Kampung Mualaf Blitar, Dulu Ada Empat Agama Berbeda Warga Hidup Rukun dan Damai
Seiring berjalannya waktu, banyak penduduk non-musilm yang pindah agama Islam
Seiring berjalannya waktu, banyak penduduk non-musilm yang pindah agama Islam
Sejarah Kampung Mualaf Blitar, Dulu Ada Empat Agama Berbeda Warga Hidup Rukun dan Damai
Dusun Sekar Gadung di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, dikenal sebagai kampung mualaf. Dulunya, kampung ini terdiri dari masyarakat yang heterogen. Mengutip Buddha Zine, dulu ada empat agama yang mendiami Dusun Sekar Gadung.
(Foto: freepik)
-
Kapan warga Kampung Adat Lebak Bitung menumbuk padi? Menariknya, padi yang ditumbuk adalah yang disimpan di leuit berusia empat sampai enam tahun dan masih sangat baik untuk dikonsumsi.
-
Bagaimana warga menandu bidan desa itu? Atas inisiatif warga, ia langsung diboyong menuju RSUD Hajjah Andi Depu dengan cara ditandu menggunakan sarung. Kondisi jalan desa yang tak layak membuatnya tidak bisa diantar menggunakan ambulans atau kendaraan lainnya.
-
Mengapa warga di Kampung Bebek dilibatkan dalam budidaya bebek? Tidak hanya anak-anak muda desa yang dilibatkan menjadi tenaga kerja, namun masyarakat juga dilibatkan untuk kerjasama usaha. Dengan demikian masyarakat juga mendapat dampak ekonomi," kata Ipuk.
-
Kenapa Kampung Balekambang bisa jadi cagar budaya? Sementara itu, kawasan Balekambang merupakan area cagar khusus yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
-
Apa yang Gubernur Khofifah temukan di Kampung Coklat Blitar? "Ada yang pernah mencoba?Buah yang masih langka di Jatim ini namanya Black Sapote (kesemak hitam). Buah Langka Asal Mexico yang rasanya seperti puding cokelat. Pagi ini saya baru pertama kali lihat pohonnya dan diizinkan pemiliknya untuk petik beberapa buah," terang Gubernur Jatim Khofifah indar Parawansa, Minggu (25/6/2023). (Foto: Instagram @khofifah.ip).
-
Apa saja yang menjadi kendala bagi warga di kampung tersebut? Selain belum teraliri listrik dengan baik, permukiman Lebak Jeunjing di Desa Mandalasari, Kecamatan Puspahiang ini juga memiliki rute jalan yang terjal dan sulit dilalui kendaraan roda dua maupun empat.
Sejarah
Nama kampung ini merujuk pada keberadaan pabrik kapuk Sekar Gadung milik kolonial Belanda yang tersohor pada zamannya. Dulu, warga di kampung ini terdiri dari pemeluk agama Islam, Kristen Protestan, Katolik, dan Buddha. Mereka semua hidup damai tanpa konflik.
Seiring berjalannya waktu, banyak warga nonmuslim yang beralih memeluk agama Islam. Hal ini membuat Sekar Gadung dijuluki sebagai kampung mualaf.
(Foto: freepik)
Kondisi Umat Buddha
Hingga tahun 2019, umat Buddha di kampung Sekar Gadung tersisa 12 KK (Kepala Keluarga) dengan satu cetiya (rumah ibadah), namanya Cetiya Buddha Bhavana. Umat Buddhis di sini didominasi golongan tua.
Kampung Mualaf
Mengutip jurnal SEGAWATI ITS (Oktober 2023), Dusun Sekar Gadung terkenal dengan sebutan kampung mualaf karena banyak warga nonmuslim yang beralih memeluk agama Islam.
(Foto: freepik rawpixel.com)
Terhitung sejak tahun 1990, warga Dusun Sekar Gadung berangsur-angsur menjadi mualaf. Hingga akhir tahun 2018, terdapat 58 warga non-muslim beralih masuk agama Islam atau berstatus sebagai mualaf.
- Melihat Jejak Sejarah Lamongan Kuno, Kental Akulturasi Budaya Islam dan Hindu-Buddha
- Sejarah Surau Gadang, Warisan Peninggalan Syekh Burhanuddin saat Penyebaran Islam di Sumbar
- Mengenal Tradisi Sarafal Anam, Kesenian Khas Bengkulu yang Kental dengan Nuansa Islam
- Sejarah Ketupat di Momen Lebaran, Menyimpan Makna Mendalam