Sempat Minder Bertemu Teman saat Dorong Gerobak, Sarjana Asal Sidoarjo Kini Jadi Bos Pentol Pegawainya Lebih dari 70 Orang
Meski sempat minder, ia terus berupaya mengembangkan bisnis yang sudah dirintisnya.
Meski sempat minder, ia terus berupaya mengembangkan bisnis yang sudah dirintisnya.
Sempat Minder Bertemu Teman saat Dorong Gerobak, Sarjana Asal Sidoarjo Kini Jadi Bos Pentol Pegawainya Lebih dari 70 Orang
Muhammad Mukhlis, pemuda asal Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, merintis bisnis sejak kuliah. Kini, usahanya semakin besar. Merek dagangnya sudah dikenal nyaris di seluruh daerah Jawa Timur, bahkan hingga kota-kota besar lain di Indonesia.
- Karier Terhenti karena Cedera, Mantan Pesepak Bola Ini Banting Setir Jual Pakaian, Bisnisnya Pernah Nyaris Bangkrut Sisakan Satu Karyawan
- Dulu Teman SMP Kini Jalankan Bisnis Bareng, Pertemanan Wali Kota Madiun dan Miliarder Probolinggo Ini Curi Perhatian
- Karyawan Bobol Gudang Sembako Milik Bosnya, Mentega Senilai Rp200 Juta Raib Dicuri
- Hanya Butuh 2-3 Jam per Hari, Pemuda Sidoarjo Raup Omzet Ratusan Juta per Bulan dari Bisnis Sampingan
Awalnya Buruh
Sebelum memulai bisnis sendiri, Mukhlis merupakan buruh pada sebuah industri pentol di Kabupaten Sidoarjo. Setelah mengetahui potensi bisnis di bidang tersebut, Mukhlis pun memutuskan merintis merek pentol sendiri. Sebagai bentuk penghargaan, ia menggunakan nama bekas bosnya untuk merek pentol bikinannya.
Sempat Minder
Pentol Kabul sudah dirintas Mukhlis sejak masih kuliah. Usai lulus kuliah, Mukhlis ingin bisnisnya semakin berkembang. Dia pun totalitas di bidang ini dan tidak melamar pekerjaan di mana pun.
"Setelah lulus kuliah saya masih dorong gerobak (pentol) dan ketemu teman kuliah, ya sempat minder, tapi tetap saya jalankan (bisnis ini)," ujar Mukhlis, dikutip dari YouTube Liputan6.
Kunci Keberhasilan
Mukhlis menuturkan, bisnisnya bisa berkembang seperti sekarang karena ia terus termotivasi melakukan inovasi.
"Awalnya mimpi ingin punya bisnis sendiri, terus ingin punya 10 cabang, lama-lama nambah," tuturnya.
Lulusan program sarjana Manajemen Universitas Islam Majapahit (UNIM) ini kini memiliki lebih dari 70 pegawai dan ratusan cabang gerai pentol.
"70 itu baru pegawai bagian produksi, belum di pabrik tahu, di bagian penyembelihan ayam," imbuhnya.
Sejak awal merintis bisnis Pentol Kabul, Mukhlis tidak pernah memberhentikan karyawan. Ia memiliki prinsip untuk terus menggenjot pangsa pasar sehingga produksi terus meningkat dan bisa mempekerjakan lebih banyak orang.
Laris Manis
Setiap hari, rata-rata sekitar 700 pembeli datang langsung ke rumah produksi Pentol Kabul milik Mukhlis.
Sementara itu, setiap hari rumah produksi ini menghasilkan 500 ribu biji pentol. Mukhlis membanderol 100 biji pentol seharga Rp35 ribu.