17 Persen tumbuhan khas Aceh terancam punah
Butuh keterlibatan semua pihak untuk memberantas kejahatan perdagangan tumbuhan dan satwa liar yang belakangan terjadi.
Terdapat 17 persen spesies hayati yang ada di dunia berada di hutan Aceh. Ironisnya, sebagian besar spesies hayati ini terancam punah akibat perusakan habitat dan perburuan.
Sekretaris Daerah (Sekda ) Aceh, Dermawan mengatakan, 17 persen spesies hayati yang ada di Aceh terancam punah. Diperburuk lagi dengan perubahan iklim.
"Oleh karena itu, perlu adanya langkah cepat dan tepat untuk perlindungan terhadap tumbuhan dan satwa liar di wilayah kita ini," kata Dermawan, saat upacara peringatan Hari Lingkungan Hidup se-Dunia Tahun 2016, di halaman kantor Gubernur Aceh, Senin (25/7).
Dermawan menuturkan, untuk melakukan pencegahannya tidak hanya cukup dari pihak pemerintah saja. Akan tetapi, butuh keterlibatan semua pihak untuk memberantas kejahatan perdagangan tumbuhan dan satwa liar yang belakangan ini marak terjadi.
Dermawa juga mengajak seluruh lapisan masyarakat di Aceh untuk selalu melakukan pencegahan terhadap perusakan lingkungan. Di samping itu juga, penting melakukan langkah-langkah pencegahan pencemaran air, udara, limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan berbagai pencemaran lingkungan lainnya.
"Upaya konservasi juga perlu kita tingkatkan, sebab dengan konservasi kita turut melestarikan berbagai jenis flora dan fauna yang ada di dalamnya," jelasnya.
Menurut dia, Pemerintah Aceh berkomitmen dalam melakukan pelestarian lingkungan. Ini dibuktikan, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2012-2017, menempatkan pelestarian lingkungan menjadi program prioritas.
Dalam RPJM tersebut, kata Dermawan, Pemerintah Aceh menetapkan empat sasaran utama strategis, yaitu penurunan beban pencemaran, pengendalian kerusakan lingkungan, peningkatan kapasitas pengelolaan Sumber Daya Alam(SDA) dan keempat antisipasi terhadap potensi bencana.
"Poin kedua yang saya sebutkan tadi, yaitu pengendalian kerusakan lingkungan sangat relevan dengan tema hari lingkungan sedunia ini, yaitu penyelamatan ragam hayati bagi kehidupan manusia," imbuhnya.
Melalui peringatan lingkungan hidup sedunia ini, Dermawan mengajak semua pihak untuk secara bersama-sama melestarikan alam dan lingkungan, menjaga hutan dan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya.
"Karena semua ini adalah anugerah yang tak ternilai diberikan Allah SWT," tutupnya.
Baca juga:
Becak di Banda Aceh pakai argo per kilometer, ini tarifnya
Dua pengangguran diciduk sedang asyik pesta sabu di sekolah
Kasus kematian ibu & bayi, dokter di Aceh ditetapkan tersangka
Penggali sumur di Aceh tewas tertimbun longsor
Nasib tragis bocah di Pidie tewas karena ledakan bom sisa konflik
Pasien RSUD Aceh Singkil meninggal 2 jam usai persalinan
-
Siapa Abu Bakar Aceh? Abu Bakar Aceh, seorang tokoh intelektual tersohor asal Aceh yang telah melahirkan banyak karya di bidang keagamaan, filsafat, dan kebudayaan.
-
Apa yang dilakukan di Aceh saat Meugang? Mereka pastinya tidak ketinggalan untuk melaksanakan Meugang bersama keluarga, kerabat, bahkan yatim piatu. Tak hanya itu, hampir seluruh daerah Aceh menggelar tradisi tersebut sehingga sudah mengakar dalam masyarakatnya.
-
Apa saja tempat wisata di Banda Aceh yang terkenal dengan sejarahnya? Banda Aceh menyimpan khazanah budaya, monumen, tempat-tempat bersejarah, dan makam raja-raja seperti makan Sultan Iskandar Muda dan makam Syekh Abdurrauf Syiah Kuala.
-
Kapan cengkih menjadi komoditas unggulan di Aceh? Komoditas cengkih pernah berjaya dan menjadi komoditas unggulan di Aceh pada era 1980-an.
-
Apa yang menjadi beban kerja para buruh di perkebunan karet Aceh Timur? Mereka bisa bekerja lebih dari 12 jam dan sangat memberatkan fisik para buruh. Mereka biasanya menyadap getah selama 5 jam, mengurus pohon karet muda selama 3 jam, dan mengolah lateks menjadi bahan karet yang memakan waktu 5 jam.
-
Apa simbol kebanggaan Provinsi Aceh? Bungong Jeumpa sudah dianggap sebagai simbol kebanggaan dan menjadi identitas Provinsi Aceh.