4 Fakta dahsyatnya letusan Gunung Kelud
Saat meletus awan panas Gunung Kelud menembus hingga puluhan kilometer.
Meletusnya Gunung Kelud di Jawa Timur pada Kamis (13/2), menyisahkan berbagai fakta menarik. Mungkin tidak hanya menarik bahkan hingga mencengangkan.
Selain membuat puluhan ribu warga mengungsi, nyatanya material yang berterbangan akibat letusan gunung ini amat tinggi. Material tersebut berupa batu panas yang diembuskan dari dalam.
Gunung yang menurut sebagian masyarakat Kediri, Jawa Timur, ini terbentuk dari sebuah pengkhianatan cinta seorang putri terhadap dua raja sakti tersebut ketika meletus awan panasnya menembus hingga puluhan kilometer. Bahkan, staf ahli Menteri ESDM Surono mengatakan, Gunung Kelud dikenal selalu memiliki kekuatan letusan yang besar sehingga berbahaya bila berada dalam radius yang berbahaya.
Berikut sejumlah fakta menarik dari letusan Gunung Kelud seperti dirangkum merdeka.com.
-
Kapan Gunung Merapi meletus? Awan panas guguran itu terjadi pukul 20.26 WIB yang mengarah ke barat daya (Kali Bebeng) arah angin ke timur.
-
Kapan Gunung Semeru meletus? Gunung Semeru terus bergejolak dalam beberapa pekan terakhir. Terbaru gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi pada Minggu (31/12) dini hari. Letusannya disertai lontaran abu yang mengarah ke arah selatan dan barat daya.
-
Kapan Gunung Seulawah Agam meletus? Dari segi sejarah erupsinya, tidak diketahui pasti kapan terjadinya letusan tersebut.
-
Kapan Gunung Dempo meletus? Gunung Dempo Pagaralam, Sumatera Selatan, mengalami erupsi dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 2.000 meter di atas puncak, Selasa (25/7) pukul 21.15 WIB.
-
Apa itu Gunungan Ketupat? Salah satu bukti kekompakan warga Dusun Kepuhbener, Desa Kedungrejo, Kecamatan Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk tampak dalam pelaksanaan tradisi Gunungan Ketupat.
-
Apa itu Gunung Kelam? Gunung Kelam membentang dari arah barat ke timur dengan ketinggian 1.002 mdpl dan merupakan sebongkah batu raksasa atau monolit.
Radius awan panas sampai 10 km
Masyarakat diminta untuk tetap menjauhi zona radius 10 km dari Gunung Kelud untuk menghindari dampak erupsi yang bisa mematikan seperti awan panas. Staf ahli Menteri ESDM Surono mengatakan Gunung Kelud dikenal selalu memiliki kekuatan letusan yang besar sehingga berbahaya bila berada dalam radius yang berbahaya.
"Dalam (status) awas tadi malam pukul 21.15 WIB, radius bahayanya agar masyarakat tidak beraktivitas di radius 10 kilometer. Ada hujan kerikil dan abu itu lebat," kata Surono setelah rapat terbatas di Kantor Presiden Jakarta, Jumat (14/2).
Surono menambahkan, dalam 10 kilometer merupakan jarak yang paling bahaya dari awan panas. Selain itu, letusan gunung berapi tidak bisa diprediksi volume letusannya, sehingga semua pihak diharapkan menunggu perkembangan.
"Oleh karena itu, jika Kelud kembali mengeluarkan letusan besar, katakanlah ini berhenti, kami belum cabut rekomendasi agar masyarakat tidak boleh masuk dalam radius 10 kilometer," kata Surono.
Tumpahkan material sampai 17 KM ke atas
Gunung Kelud meletus Kamis (13/2) pada pukul 22.50 WIB. Menurut Staf ahli Menteri ESDM Surono, material batu dilemparkan sejauh 17 km.
"Di ketinggian tertentu anginnya ke arah barat, makanya jam 06.30 WIB dilaporkan Wonosobo sudah ada hujan abu. Di Kabupaten Cilacap jam 07.00 WIB sudah sampai sana," kata Surono.
"Sedangkan bagian bawah, angin ke arah timur, kita sudah berkoordinasi dengan BMKG dan Kementerian Perhubungan, kemudian ada kewajiban kita melapor volcanic centre, bisa juga menjadi warning bagi penerbangan nasional," tambahnya.
Pemerintah meminta masyarakat yang tinggal di kawasan Gunung Kelud tetap mematuhi peringatan bencana yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah, badan penanggulangan bencana dan badan yang bertanggungjawab atas pengawasan gunung berapi untuk menghindari jatuhnya korban jiwa.
"Mulai tadi pagi agak mereda dan saya minta tetap (karena) gunung api, meski ada monitoring waspada tidak boleh turun, pengungsi sabar, jangan buru-buru kembali, waspada tetap ikuti arahan dari PVMBG dan BNPB dan jangan buru-buru pulang," kata Menteri ESDM Jero Wacik.
Abu vulknik sampai Bandung dan Mataram
Erupsi Gunung Kelud di Jawa Timur pada Kamis (13/2) malam ternyata juga dirasakan dampaknya hingga wilayah Ampenan, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Di wilayah Ampenan juga diguyur hujan abu.
"Letusan Gunung Kelud mencapai ketinggian 17 kilometer dan debunya terbawa angin ke beberapa daerah," kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Andi Eka Sakya seperti dikutip dari Antara, Jumat (14/2).
Andi menjelaskan berdasarkan analisis BMKG, debu pada lapisan 1.500 meter terbawa ke arah timur Laut, pada lapisan 5.000 meter ke arah barat laut dan pada 9.000 meter ke arah barat.
Erupsi Gunung Kelud ini melontarkan jutaan meter kubik abu vulkanik dan pasir. Material abu dan pasir tersebut melayang-layang di atmosfer dan menyebar di daerah yang jauh dari Gunung Kelud.
Wilayah barat lebih banyak terjadi hujan abu dan pasir seperti di Pacitan, Ponorogo, Wonogiri, Bantul, Yogyakarta, Sleman, Kulon Progo, Purworejo, Kebumen, Solo, Boyolali, Salatiga, Temanggung dan sebagainya yang terkena abu dan pasir belakangan waktunya.
"Sedangkan di bagian timur hujan abu hingga Malang, Surabaya, Banyuwangi dan Ampenan NTB," terangnya.
Sedangkan di Bandung, seperti halnya terjadi di sekitar Jalan Diponegoro, Bandung. Kendaraan hitam yang terparkir di Museum Geologi Bandung cukup teramati jelas serpihan abunya.
"Saya parkir dari jam 9 tadi pagi, tapi sekarang mau pulang abu-abunya tiba-tiba sudah menempel," ungkap Tri, pemilik mobil kepada merdeka.com, Jumat (14/2).
Saat dikonfirmasi Kasi Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Wilayah Timur Kristianto mengatakan, abu vulkanik yang mulai teramati di Bandung disebabkan karena arah angin.
Ketebalan pasir capai 30 cm
Hujan batu letusan Gunung Kelud pada Kamis (13/2) malam, dirasakan sampai radius 20 km dari puncak Kelud. Sementara, hujan kerikil dilaporkan sampai ke kota-kota terdekat dari Gunung Kelud seperti Kediri, Batu, maupun Blitar. Hujan abu dirasakan sampai Trenggalek.
Wartawan merdeka.com Imam Mubarok, Jumat dini hari (14/2) pukul 2.10 WIB berada di Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, 20 kilometer dari puncak. Menurut dia, ketebalan pasir sudah mencapai 10 cm.
Beberapa anggota kepolisian di Polsek Wates memperkirakan dalam situasi seperti ini, ketebalan pasir dan kerikil di radius 10 kilometer dari puncak bisa mencapai 20-30 cm.
Baca juga:
Wajah raksasa muncul ketika Gunung Kelud erupsi
Tahun 1965, Gunung Kelud juga meletus pada Jumat Wage
Penjelasan ilmiah akan 'hujan petir' ketika Gunung Kelud erupsi
Legenda Gunung Kelud dan kisah pengkhianatan cinta Dewi Kilisuci
Sejarah letusan Gunung Kelud dari masa ke masa