Alami Pendarahan, Balita di Sulsel Diduga jadi Korban Kekerasan Seksual
Pendarahan pada organ vital balita tersebut diduga akibat adanya tindak kekerasan seksual. Kasus tersebut terungkap saat tante korban mendengar tangisan.
Sebuah unggahan menarasikan seorang balita di Jeneponto menjadi korban kekerasan seksual beredar di media sosial. Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Sulawesi Selatan (Sulsel) turun melakukan pendampingan.
Dalam unggahan tersebut, pengunggah menuliskan balita tersebut menjadi korban kekerasan seksual. Tak hanya itu, pengunggah juga menuliskan bahwa ayah dan ibu balita tersebut sudah bercerai.
-
Apa saja bentuk kekerasan seksual yang bisa dialami anak? Bentuk kekerasan seksualnya pun bermacam-macam. Korban dapat mengalami tiga jenis kekerasan yang berbeda yakni melalui dilakukannya kekerasan fisik, secara ucapan (verbal) dan non-verbal.
-
Siapa yang dituduh melakukan tindakan pelecehan seksual terhadap anak kandungnya? Ali Arwin mantan calon legislatif Padang Pariaman dari PBB yang ditangkap polisi akibat melakukan pemerkosaan terhadap anak kandungnya sejak 2020 dan hingga melahirkan.
-
Kapan edukasi seksual penting diberikan kepada anak? Edukasi seksual merupakan topik yang penting dalam pengembangan anak-anak, terutama saat mereka memasuki masa remaja.
-
Kenapa anak mungkin mengalami kecanduan pornografi setelah melihat orangtua berhubungan intim? Dampak yang mungkin dialami anak akibat melihat orangtua berhubungan intim yaitu lebih berisiko kencanduan pornografi.
-
Siapa yang berperan penting dalam mencegah kekerasan seksual pada anak? Peran orang tua sangat besar dalam hal ini, seperti yang diungkapkan oleh Anggota Satgas Perlindungan Anak PP IDAI, Prof. Dr. dr. Meita Dhamayanti, Sp.A(K), M.Kes dalam diskusi daring beberapa waktu lalu dilansir dari Antara. “Peran orang tua sangat besar, jadilah pendengar yang baik, usahakan jadi sahabat anak.
-
Kapan sebaiknya memulai edukasi seksual pada anak? Kasandra mengatakan dalam memberikan pendidikan seksual, sudah bisa dilakukan sejak anak berusia sekitar dua atau tiga tahun. Pada usia ini, anak mulai mengenal dan memahami nama-nama organ tubuh, termasuk alat kelamin.
Kepala P2TP2A Sulsel, Meisy Papayungan sudah menerima laporan dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Jeneponto tentang unggahan tersebut. Dia mengungkapkan, balita tersebut dilaporkan mengalami luka pendarahan pada organ vitalnya.
"Teman-teman dari DP3A Jeneponto sudah menemui keluarga korban di rumah sakit. Kita rujuk ke rumah sakit Unhas karena ada dokter spesialis bedah anak," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (15/3).
Menurut Meisy, pendarahan pada organ vital balita tersebut diduga akibat adanya tindak kekerasan seksual. Kasus tersebut terungkap saat tante korban mendengar tangisan.
"Saat itu bibi korban mendengar tangisannya dan dikira karena sedang kencing. Tetapi, saat akan ganti celana korban, bibinya ini terkejut karena ada darah," bebernya.
Meisy menduga terduga pelaku merupakan kerabat korban. Sebelum korban mengalami pendarahan dijaga oleh sepupunya.
"Tapi itu kita serahkan kepada polisi untuk menyelidiki. Karena sudah ada (saksi) yang diperiksa (polisi)," kata dia.
Sementara Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB (DP3APPKB) Sulsel, Fitriah Zainuddin mengatakan, bahwa korban sudah menjalani visum di Jeneponto.
"UPT PPA Sulsel sudah berkoordinasi dengan Kanit PPA Polres Jeneponto dan P2TP2A Jeneponto. Saat ini korban sudah dirujuk dari RS di Jeneponto untuk mendapatkan penanganan di RS Unhas," katanya.
Fitriah menegaskan pihaknya memberikan pendampingan dan kontrol kesehatan kepada korban selama menjalani perawatan di rumah sakit.
(mdk/noe)