Arkeolog Temukan Petilasan Megah Ratu Penakluk Nusantara, Pagarnya Kaya Ukiran
Situs yang saat ini tengah diekskavasi itu, menemukan kemegahan pada pagar yang mengelilinginya.
Candi Bhre Kahuripan, situs yang diyakini sebagai sebuah petilasan atau tempat persembahan untuk Ratu Kerajaan Majapahit Tribhuwana Tunggadewi ditemukan Desa Klinterejo, Kecamatan Sooko, Mojokerto, Jawa Timur.
- Arkeolog Temukan Makam Pangeran Berusia 2.700 Tahun, Isinya Penuh Harta Karun Unik dan Kereta Perang
- Arkeolog Temukan Pagar dan 3 Tapak Gapura Candi Majapahit, Begini Potretnya
- Arkeolog Temukan Patung Dewa Yunani Berusia 2.300 Tahun di Selokan Kuno, Panjangnya 2 Meter dan Masih Utuh
- Arkeolog Temukan Harta Karun dari Zaman Perunggu yang Sengaja Dikubur, Ada Gelang sampai Mata Tombak Berusia 3.500 Tahun
Situs yang saat ini tengah diekskavasi itu, menemukan kemegahan pada pagar yang mengelilinginya.
Ratu Tribhuwana Tunggadewi sendiri merupakan penguasa ketiga Kerajaan Majapahit dan memerintah pada masa 1328-1350 Masehi.
Ibu dari Raja Hayam Wuruk ini memakai gelar Sri Tribhuwanottunggadewi Maharajasa Jayawisnuwardhani.
Luasan Candi Bhre Kahuripan ini diperkirakan mencapai 190x123 atau 23.370 meter persegi. Di area dalam pagar terdapat candi seluas 14 x 14 meter persegi berbahan batu andesit.
Andesit bukan sembarang batu. Batu andesit merupakan batuan beku vulkanik yang berkarakteristik abu-abu dan berbutir halus. Di tengahnya, terdapat batu yoni.
Ukuran yoni ini cukup besar dengan panjang 191 cm, lebar 184 cm dan tinggi 121 cm yang salah satu sisinya terdapat cerat yang disangga oleh pahatan bermotif naga.
Badan yoni dihiasi dengan pahatan yang sangat kaya, seperti pada bagian pelipit, berhias pola geometris, sulur dan daun-daun lotus.
Salah satu sisi yoni terdapat bingkai kecil berisi pahatan angka Jawa kuno tahun 1294 saka atau 1372 masehi.
Inilah kemegahan situs Bhre Kahuripan. Bukan karena berlapiskan emas permata, namun, kemegahan akan karya seni yang luar biasa majemuk.
Arkeolog Balai Pelestarian dan Kebudayaan (BPK) wilayah IX Jatim dengan Ketua Tim Ekskavasi Situs Bhre Kahuripan Muhammad Ichwan mengatakan, struktur yang ditemukan saat penggalian di sisi timur pada ekskavasi ini menguatkan dugaan jika candi Bhre Kahuripan dikelilingan pagar megah.
"Kami menemukan diduga pagar keliling di sebelah utara sisi timur dari lapangan sepak bola," kata Ichwan.
"Di bagian tengahnya kurang lebih ada tiga bagian yang menonjol yang kami duga sebagai pilar," tambahnya.
Dia menyebut, temuan sisa-sisa struktur pagar dan tiga gapura yang megah membentang dari utara ke selatan sekitar 102 meter. Megahnya bangunan kuno ini nampak dari ketebalan pagar mencapai 130-135 cm. Selain itu, tapak gapura masing-masing berdenah cruciform seluas 26 x 20 meter persegi.
"Pintu depan diduga di lapangan sepak bola itu. Karena tiga tapak yang kami temukan mengindikasikan selayaknya gapura," terang Ichwan.
Indikasi bangunan candi utama dikelilingi pagar dikuat dengan temuan struktur pagar di sisi selatan pada ekskvasi ini juga. Namun, panjang temuan struktur tak sama dengan yang di sisi utara.
Kendati begitu, Ichwan menduga, antara sisi utara dan selatan masih manyambung. Sayangngya, pagar sisi timur belum bisa digali karena berada di bawah jalan aspal.
"Di sisi timur laut kami duga itu adalah sudut dan bentuknya menjorok. Sehingga kami menduga sambungan antara struktur utara dan selatan ada di aspal," ujarnya.
Jika dilihat dari struktur yang ada, tahun tersebut dianggap cocok dengan tahun wafatnya ibunda Raja Hayam Wuruk, Tribhuwanatunggadewi atau Bhre Kahuripan yang termuat dalam Kitab Pararaton.
Dalam kitab ini juga disebutkan lokasi pendharmaan dari Tribhuwanatunggadewi (Bhre Kahuripan) yaitu di Panggih.
"Berdasarkan angka tahun di yoni dan manuskrip-manuskrip, candi ini untuk pendarmaan ibu Hayam Wuruk, Tribuwana Tunggadewi. Pendarmaan untuk meghormati tokoh yang sudah wafat. Namun, fungsi utamanya tetap sebagai bangunan suci," terangnya.
"Ahli geologi sudah mengambil sampel untuk untuk mengetahui penanggalan bangunan, termasuk nanti ada uji karbon. Apakah penanggalan di sini (struktur pagar) sama dengan angka tahun di yoni," pungkas Ichwan.