Arkeolog Takjub dan Penasaran, 330 Makam Berusia 4.000 Tahun Berisi Peti Mati Berbentuk Perahu yang Dikubur Terbalik
Arkeolog Takjub dan Penasaran, 330 Makam dari 2000 SM Berisi Peti Mati Berbentuk Perahu yang Dikubur Terbalik
Pada 1939 seorang arkeolog asal Swedia Bergman Folke menemukan satu set makam kuno di Prvinsi Xinjiang, China, yang dikenal dengan Makam Xiaohe.
-
Dimana arkeolog menemukan makam kuno? Arkeolog di Turki menemukan nekropolis atau makam kuno di lokasi yang tidak terduga yaitu Cappadocia, daerah destinasi wisata terkenal di negara tersebut.
-
Bagaimana para arkeolog menemukan makam kuno itu? Pada tahun 2018, proyek Heritage Quest diluncurkan untuk melibatkan warga dalam mengidentifikasi fitur arkeologi pada citra lidar di Belanda tengah.
-
Di mana para arkeolog menemukan makam kuno? Dalam sebuah artikel yang diterbitkan di jurnal PLOS ONE, kelompok peneliti yang bekerjasama dengan para peneliti dari negara bagian Santa Catarina, Brasil Selatan, dan negara-negara lain (Amerika Serikat, Belgia, dan Prancis), menunjukkan bahwa para pembuat sambaqui di Galheta IV, sebuah situs arkeologi di Laguna (Santa Catarina), tidak digantikan oleh nenek moyang orang Jê Selatan, sebagaimana yang diperkirakan sebelumnya.
-
Dimana para arkeolog menemukan makam kuno itu? Para arkeolog bersama 6.500 relawan menemukan sekitar 1.000 gundukan kuburan kuno di Belanda hanya dalam waktu empat bulan.
-
Apa yang ditemukan di dalam makam kuno tersebut? Arkeolog juga menemukan beragam perkakas rumah tangga tanpa satu pun kerangka manusia dari penduduk Golden Horde.
-
Apa yang ditemukan di makam kuno? Salah satu pemakaman kremasi, yang ditemukan pada pertengahan Agustus tahun ini, sangat menarik, karena para arkeolog menemukan abu manusia yang terbakar yang ditaruh di dalam bejana perunggu asal Romawi.
Arkeolog Takjub dan Penasaran, 330 Makam Berusia 4.000 Tahun Berisi Peti Mati Berbentuk Perahu yang Dikubur Terbalik
Penggalian tersebut menemukan makam dari tahun 2200 SM yang berisi sisa jenazah orang dewasa dan anak-anak serta mumi yang dikubur dalam peti mati berbentuk perahu yang terbuat dari kayu dan dilapisi kulit sapi dan sebagian dilapisi tanah liat.
Dilansir dari Ancient Origins, penemuan ini menjadi penemuan luar biasa pada masa itu, namun 60 tahun setelah penemuan tersebut, makam itu terlupakan hingga ditemukan kembali pada tahun 2000 oleh seorang peneliti China.
Makam tersebut ditemukan kembali oleh kepala institut Arkeologi dan Peninggalan Budaya Xinjiang yang melanjutkan penggalian hingga rampung pada 2005. Penggalian tersebut menemukan 330 makam dalam lapisan yang berbeda.
Makam tersebut berisi orang dewasa dan anak-anak yang dibungkus dengan pakaian wol, serta 15 mumi utuh.
Meskipun separuh makam telah dicuri oleh penjarah makam, ini merupakan penemuan mumi terbanyak di dunia sejauh ini.
Meskipun separuh makam telah dicuri oleh penjarah makam,
ini merupakan penemuan mumi terbanyak di dunia sejauh ini.
Peti mati dari makam-makam yang ditemukan itu terbuat dari kayu yang berbentuk seperti perahu yang dikubur terbalik. Ini mirip dengan konsep perahu Mesir untuk membawa firaun ke negeri 'Dewa'.
Selain jenazah, kuburan tersebut juga berisi pakaian dan perhiasan yang ditaruh dalam keranjang kecil yang terbuat dari jerami.
Peti mati juga dibungkus dengan kulit sapi sehingga keranjang jerami di dalamnya masih terlihat segar meski sudah berusia ribuan tahun.
Selain peti mati dari kayu standar, para arkeolog juga menemukan empat peti mati kayu yang dilapisi tanah liat.
Peti-peti mati ini berbentuk persegi panjang dan ditutupi dengan lapisan tanah liat yang tebal
dan dikelilingi oleh enam sampai delapan tiang kayu.
Enam peti mati yang ditemukan berisi kayu yang berbentuk tubuh manusia, bukan mayat sungguhan. Semua peti mati kayu itu memiliki bentuk yang sama, milik laki-laki dan memiliki tanda 'X' merah. Selain mumi, beberapa peninggalan lain juga ditemukan termasuk topeng kayu dan ukiran lainnya.
Salah satu mumi yang ditemukan, dikenal sebagai Kecantikan Xiaohe yang menjadi terkenal karena keindahan hati dan wajahnya.
Mayat tersebut masih dalam kondisi yang utuh dan memiliki ciri-ciri kulit putih, mata bulat, bulu mata yang sempurna, berambut panjang, dan memiliki ciri-ciri yang cenderung mirip orang Eropa dibandingkan Tionghoa.
Penanggalan di daerah tersebut menunjukkan mumi itu berasal dari sekitar tahun 2000 SM dan tampaknya berasal dari Kaukasia. Namun analisis DNA pada jenazah menunjukkan terdapat campuran populasi dari Timur dan Barat.
Sementara mumi laki-laki ditemukan memiliki kromosom yang biasanya ditemukan di Eropa Utara dan Timur dan DNA ditemukan di Siberia.
Hingga saat ini perdebatan mengenai penduduk dan bahasa paling awal di Xinjiang, yang terletak di Asia Dalam masih terus berlanjut, dengan implikasi yang signifikan terhadap pemahaman sejarah tersebut.
Data genom dari temuan arkeologi di Cekungan Dzungarian dan Cekungan Tarim mengungkap nenek moyang dan praktik budaya yang berbeda.
Bertentangan dengan teori-teori sebelumnya, bukti menunjukkan budaya Cekungan Tarim berevolusi secara lokal, memadukan tradisi penggembala dan pertanian untuk beradaptasi dengan tantangan oasis sungai di Gurun Taklamakan.
Seperti apa budaya masyarakat Xiaohe, dari mana mereka berasal, dan bagaimana mereka bisa punah? Semua pertanyaan itu kini masih menjadi misteri. Sejarah memiliki banyak catatan hilangnya suatu peradaban tanpa penjelasan berarti dan Xioahe adalah salah satu di antaranya.