Buntut kasus raibnya duit Pemkot, polisi periksa Wali Kota Semarang
Polisi tak bisa membeberkan hasil pemeriksaan. Mereka sudah memeriksa sepuluh saksi dalam kasus itu.
Kapolrestabes Semarang Komisaris Besar Djihartono membenarkan polisi telah memeriksa Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, dalam penyidikan kasus raibnya uang kas daerah Pemerintah Kota Semarang sebesar Rp 22 miliar saat disimpan di Bank Tabungan Pensiun Nasional (BTPN).
Selain Hendrar Prihadi, lanjut Djihartono, mereka juga sudah memeriksa mantan Wali Kota Semarang, Sukawi Sutarip.
"Keduanya diperiksa kemarin," kata Djihartono di Semarang, seperti dilansir dari Antara, Kamis (2/4).
Namun, Djihartono enggan menjelaskan rincian hasil pemeriksaan kedua orang itu. Hingga saat ini, lanjut dia, polisi sudah memeriksa sepuluh saksi dalam kasus itu.
"Sudah 10 saksi, termasuk keduanya," tambah Djihartono.
Djihartono berjanji bakal membeberkan perkembangan penanganan kasus itu secepatnya.
Dana kas daerah senilai Rp 22 miliar disimpan di BTPN diketahui hilang saat akan melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU). Pada 2007, Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Pemkot Semarang menyimpan uang di tujuh bank, salah satunya Bank Tabungan Pensiun Nasional (BTPN). Menurut mereka, selama ini laporan pengelolaan uang seperti rekening koran dan sebagainya berjalan lancar.
Sesuai rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan, dana kas daerah selama ini disimpan di layanan giro dipindah ke deposito. Hal itu dilakukan pada November 2014, dengan mendapat bukti tanda terima sertifikat deposito.
Kemudian dalam rekomendasi BPK selanjutnya, dilakukan pembaruan MoU dengan mengundang tujuh perbankan pada 6 Januari 2015. Tetapi salah satu perbankan, yakni BTPN, ternyata tidak hadir dalam kesempatan itu.
"Kami jadi curiga. Makanya, kami lakukan penelusuran ke BTPN dengan menunjukkan sertifikat deposito dan laporan rekening koran yang kami terima secara berkala. Namun, sertifikat itu ternyata tidak diakui," katanya Kepala DPKAD Kota Semarang, Yudi.
Baca juga:
Misteri raibnya duit Rp 22 miliar Pemkot Semarang di BTPN
-
Apa yang dilakukan penerus para jenderal polisi? Penerus Sang Jenderal Putra para Jenderal Polisi ini mengikuti jejak sang ayah.
-
Apa yang dimaksud dengan pangkat polisi? Mengutip dari laman polisi.com, tanda kepangkatan Polri adalah daftar tanda pangkat yang dipakai oleh Kepolisian Negara Indonesia.
-
Kenapa pangkat polisi penting? Selain itu pangkat juga merupakan syarat mutlak yang perlu dimiliki oleh anggota Polri jika hendak mendapatkan amanat untuk mengemban jabatan tertentu.
-
Siapa saja penerus para Jenderal Polisi? Ipda Muhammad Yudisthira Rycko anak Komjen Rycko Amelza Dahniel. Yudisthira lulusan Akpol 51 Adnyana Yuddhaga. Ipda Jevo Batara anak Irjen Napoleon Bonaparte. Jevo polisi muda berparas tampan. Iptu Ryan Rasyid anak Irjen Hendro Pandowo. Ryan baru lulus dari Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK). Ipda Adira Rizky Nugroho anak Irjen (Purn) Yazid Fanani. Adira peraih Adhi Makayasa Dia lulusan Akpol Angkatan ke-53 tahun 2022. Iptu Danny Trisespianto Arief Anak mantan Kapolri Sutarman.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Apa yang dimaksud dengan kesepian? Kesepian adalah perasaan kesepian, terisolasi, dan tidak terhubung dengan orang lain.