Cerita pilu keluarga relakan kepergian 2 bocah korban bom gereja di Surabaya
Dua peti jenazah warna putih diletakkan berjajar di Rumah Duka Abijasa di Jalan Demak, Surabaya. Aneka warna bunga indah berikut kain biru penutup meja menjadi penghias altar.
Dua peti jenazah warna putih diletakkan berjajar di Rumah Duka Abijasa di Jalan Demak, Surabaya. Aneka warna bunga indah berikut kain biru penutup meja menjadi penghias altar.
Tiang salib berdiri tegak di antara foto kakak beradik, Vincencius Evan Hudojo (11) dan Nathanael Ethan Hudojo (8). Nyala lilin di beberapa titik menambah syahdu suasana duka ruang 5 dan 6 rumah duka Abijasa.
-
Kapan Kirab Kebo Bule di Surakarta diadakan? Surakarta memiliki tradisi pada perayaan malam 1 Suro atau bisa disebut malam tahun baru Hijriah.
-
Kapan Pertempuran Surabaya terjadi? Tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan, terutama orang-orang yang terlibat dalam peristiwa Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.
-
Apa makna Festival Lampion di Candi Borobudur? Bukan hanya sebagai penghias langit saja, pelepasan lampion pada Hari Waisak juga memiliki makna dan arti yang mendalam. Meski bisa diikuti oleh masyarakat umum, pemaknaan pelepasan lampion adalah menghilangkan hal-hal negatif pada diri kita serta mewujudkan impian serta harapan setiap umatnya.
-
Dimana bom tersebut dijatuhkan? Video menunjukkan momen sebuah bom berpemandu Rusia menghantam sebuah gedung apartemen di #Kharkiv,
-
Kapan Festival Lampion di Candi Borobudur diadakan? Mengutip untar.ac.id, perayaan Waisak bertepatan pada bulan purnama di Bulan Vaisakha.
-
Kenapa penumpang tersebut bercanda membawa bom? Penumpang yang diduga melakukan guyon tersebut, akhirnya dibawa keluar pesawat oleh polisi militer
Karangan bunga duka cita berdiri berjajar. Tidak henti-hentinya handai taulan berdiri di depan altar memanjatkan doa untuk kedua almarhum, Evan dan Nathan. Keduanya adalah korban bom bunuh diri di Gereja Santa Maria Tidak Bercela di Ngagel, Surabaya.
Kecerian dan tingkah lucunya terenggut oleh egoisme kekejaman para orang dewasa. Evan dan Nathan harus terlebih dulu menghadap Tuhan di usia belia, terpisah dari kedua orangtuanya, Eri dan Weni Angelina.
"Keluarga pastinya emosi awalnya, tapi ya direlakan saja. Awalnya tidak bisa nerima," kata Djo Prajoko (35) kerabat Evan dan Nathan, Jumat (18/5).
dua anak korban bom bunuh diri ©2018 Merdeka.com/Darmadi Sasongko
Djo sendiri adalah paman Evan dan Nathan. Dia lah pengantar dua bocah itu bersama ibunya, dan Evelyn, sepupunya berangkat ke gereja. Tetapi belum jauh beranjak dari menurunkan siswa SD Santa Clara Surabaya itu, bom langsung meledak.
"Mobil berjalan sekitar 10 meter langsung terdengar ledakkan. Saya melihat belakang, saya kira ban meletus, tetapi saya lihat kaca mobil belakang retak. Baru sadar, ini bom. Saya minggirin mobil dan langsung turun," kisahnya.
Djo hampir setiap minggu pagi mengantarkan ke gereja bersama keluarga yang lain. Sama sekali tidak ada perasaan apapun ketika hendak berangkat mengantarkan orang-orang terkasihnya.
"Saya langsung ke halaman gereja, saat itu melihat orang yang tangannya putus. Tubuhnya hancur dan teriakan minta tolong. Aku diminta mama menolong, Evan-Nathan," kisahnya.
Kondisi Evan saat itu tidak sadar, sementara Nathan kakinya masih goyang-goyang dengan sebuah benda tajam menancap di kakinya. Sementara Evelyn masih sadar.
"Saya bawa ke rumah sakit, Evan dan Nathan ke rumah sakit Bedah di Manyar. Saya gendong Nathan, security menggendong evan. Sedangkan Evelyn dan mamanya diantar mobil pick up," kisahnya.
Evan saat itu sudah meninggal saat kejadian, tidak tertolong karena luka di kepala. Sementara Nathan mengalami luka berat di kakinya dan menyusul berpulang saat perawatan di rumah sakit.
Djo mengaku nekat dan memberanikan diri dengan pemandangan berdarah saat itu. Dia harus menolong sepupunya, walau terasa mengerikan.
Sementara Evelyn begitu tiba di rumah sakit, sudah bisa diajak berbicara. Namun tiga jari tangan kanannya harus diamputasi dan hingga kini masih di rumah sakit. Sedangkan mama Evan dan Nathan, Weni, masih harus menjalani operasi untuk mengambil serpihan bom.
Weni yang paling terpukul atas peristiwa itu, karena kehilangan dua anak putra semata wayangnya sekaligus. Weni sempat dihadirkan dengan bantuan peralatan dokter, saat upacara penutupan peti beberapa hari lalu.
"Mamanya paling terakhir dikasih tahu kalau meninggal. Awalnya enggak terima, tapi dikasih tahu oleh Romonya. Kalau kita kesulitan, mungkin tidak didengar," katanya.
Rencananya, jenazah bocah-bocah tidak berdosa itu akan dimakamkan di Sukorejo, Pasuruan, Minggu (20/5).
Baca juga:
Pascarentetan bom, Risma kumpulkan guru agama se-Surabaya bahas tangkal radikalisme
Polisi beri pemahaman Islam pada anak bomber Mapolresta Surabaya
Wali Kota Risma bersujud depan takmir Masjid, ada apa?
Belum ada keluarga ambil jenazah pelaku bom Surabaya
Kunjungi korban ledakan bom, Gus Ipul: Kita tidak boleh kalah dengan teroris