Diduga tewas dianiaya, tubuh bayi 9 bulan di Samarinda penuh luka
Mengenai borok yang terdapat pada lengan, Daniel menjelaskan, itu merupakan luka yang tak mendapatkan penanganan. Kemudian mengenai pembelaan pelaku yang mengatakan korban memiliki alergi, dia juga menepis pernyataan tersebut.
Polisi masih terus mendalami keterangan 2 tersangka kasus penganiayaan, Doni (23) dan Gayatri (25), terhadap bayi usia 9 bulan hingga tewas di Samarinda, Kalimantan Timur. Dokter forensik memastikan, bayi itu mengalami kekerasan hampir di sekujur badannya.
Dokter forensik RSUD AW Sjahranie melakukan visum luar atas jenazah bayi laki-laki berinisial MMP itu, atas permintaan kepolisian. Pasalnya pihak berwenang mencurigai kematian bayi tersebut tak wajar.
-
Dimana kekerasan pada anak dilarang? Banyak negara telah mengesahkan undang-undang yang melarang kekerasan terhadap anak.
-
Apa itu kejang demam pada anak? Kejang demam pada anak atau yang sering disebut penyakit step terjadi akibat adanya kenaikan suhu tubuh alias demam yang tinggi. Pada umumnya, demam tinggi itu disebabkan oleh adanya inveksi virus ataupun bakteri.
-
Apa dampak pelukan bagi anak? Anak yang sering dipeluk atau merasakan sentuhan fisik dari orang tua juga cenderung memiliki hati yang tenang dan dapat menularkan kebahagiaan kepada orang lain ketika mereka dewasa. Hal ini karena mereka tidak terpapar kekerasan dan merasa aman serta dicintai.
-
Apa yang dilakukan anak tersebut kepada ibunya? Korban bernama Sufni (74) warga Jalan Nelayan Kelurahan Sri Meranti Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru. Sedangkan pelaku Hendri (52), dan istrinya N (51). Setelah mendapat video tersebut Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Kompol Bery Juana Putra bersama anak buahnya langsung datang ke rumah pelaku.
-
Kenapa bayi sering cegukan? Cegukan pada bayi umumnya merupakan fenomena alami dan tidak perlu menjadi sumber kekhawatiran yang berlebihan bagi orangtua.
-
Bagaimana cara mencegah anak melakukan tindakan kekerasan? Salah satu hal yang disebut Aslichah penting dalam mencegah lingkaran kekerasan terutama oleh anak dan remaja ini adalah dengan menyadari perasaan dan karakteristik teman terutama ketika bergurau.
"Jadi, jenazah bayi itu kami terima 2 Februari 2018. Datang jam 9 pagi, atas permintaan Polsekta Samarinda Ilir, untuk melakukan pemeriksaan luar terhadap jenazah," kata Dokter Forensik RSUD AW Sjahranie, Daniel Umar saat ditemui merdeka.com, Senin (5/2) siang.
Daniel menerangkan, sekira pukul 10.23 Wita, dirinya dibantu petugas forensik rumah sakit melakukan pemeriksaan luar fisik bayi MMP. Dia menemukan adanya luka di fisik bayi itu, terdiri dari luka lama dan luka baru.
"Ada bekas luka menyembuh, ada juga luka baru. Kondisi ini sudah lama terjadi. Kekerasan jasad bayi itu, sudah sering dan ya, berulang-ulang," ujarnya.
Mengenai borok yang terdapat pada lengan, Daniel menjelaskan, itu merupakan luka yang tak mendapatkan penanganan. Kemudian mengenai pembelaan pelaku yang mengatakan korban memiliki alergi, dia juga menepis pernyataan tersebut.
"Kalau alergi, memang bisa seperti itu, kalau tidak dirawat. Tapi dari fisik bayi ini, kecil kemungkinan itu alergi. Apalagi lihat banyak luka-luka," jelasnya.
Untuk diketahui, kasus itu terbongkar, setelah polisi mendapat kabar, bayi meninggal diduga tidak wajar, Kamis (1/2) malam lalu. Setelah dicek, kondisi bayi itu sangat mengenaskan. Ditemukan banyak luka lebam, luka diduga sundutan rokok, dan juga bekas gigitan. Bahkan, daging lengan kanan bayi malang itu koyak diduga bekas gigitan.
Baca juga:
Tak ada penyesalan, Gayatri dan Doni tertawa usai membunuh bayi
Doni berkeras tak aniaya anak yang masih 9 bulan sampai tewas
Detik-detik bayi 9 bulan meninggal dunia usai dianiaya orangtua
Orangtua penyiksa bayi di Samarinda gigit lengan anaknya karena gemas
Sebelum tewas, bayi 9 bulan terlihat sering diperlakukan kasar ayah