Dikeroyok teman-temannya, bocah SD di Temanggung trauma
Korban kini jika mau berangkat ke sekolah takut dan sering mengalami trauma seperti teriak-teriak saat sedang tidur.
Aksi pengeroyokan yang dilakukan di SD Negeri 1 Pringsurat, Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah yang menimpa korbannya Joan Choirulli Syandy (10) ternyata dilakukan tidak hanya oleh teman sekelas korban yang duduk di kelas IV. Korban juga dikeroyok oleh kakak kelasnya yang duduk di bangku kelas V.
"Anak saya dikeroyok sama teman-temannya. yang pertama adik kelas dan kedua sama kakak kelas. Kejadiannya dalam satu hari," ungkap Wasiyanto (35) ayah korban saat dikonfirmasi wartawan di rumahnya di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah Rabu (15/10).
Wasiyanto kemudian menceritakan bagaimana anaknya disiksa oleh teman sekelas dan kakak kelasnya itu. "Anak saya dipukuli di dalam kelas. Terus habis itu keluar mau melarikan diri dipegang sama kakak-kakak kelasnya. Dipegang, dijambak, dijedug-jedugke (dibentur-benturkan) tembok terus diseret kakinya suruh masuk kelas lagi. Dipukuli sama satu kelasnya itu. Saya kurang tahu kenapa anak saya dipukuli," tuturnya.
Akibat aksi kekerasan itu, Wasiyanto mengaku anaknya mengalami luka memar di sejumlah bagian kepala, tangan, dan kaki. Selain itu, anak sulungnya itu kini jika mau berangkat ke sekolah takut dan sering mengalami trauma seperti misalnya teriak-teriak saat sedang tidur.
"Teman-teman anak saya yang melapor ke saya kalau anak saya sudah dikeroyok sama kakak-kakak kelasnya karena anak saya sebelumnya hanya diam. Beberapa hari kemudian, saya dapat video itu dari teman-temannya sampai kemudian video itu menyebar," ungkapnya.
Wasiyanto bersama istrinya sempat mendatangi sekolah. Namun, bukan permintaan maaf yang disampaikan pihak sekolah justru dirinya dan istrinya dipersalahkan dan dipaksa oleh pihak sekolah untuk berdamai dengan keluarga para pelaku pengeroyokan anaknya. Meski sudah ada perdamaian, namun orang tua korban mengaku tidak puas dengan pihak sekolah dan keluarga pelaku yang dinilainya kurang bertanggungjawab. Malah pihak sekolah hanya beralasan jika yang mengeroyok anaknya itu adalah anak yang mengidap penyakit autis.
"Katanya pihak sekolah anak yang satu kelas mukuli pertama itu punya penyakit autis," bebernya.
Sampai saat ini belum ada keterangan dari pihak SD Negeri Pringsurat 1 Temanggung. Ketika beberapa wartawan berupaya untuk mendatangi sekolah itu untuk meminta klarifikasi, pihak sekolah yang terletak di Jalan Raya Temanggung– Ambarawa itu terlihat sepi. Namun, ada sebuah papan pengumuman yang bertuliskan bahwa pada hari Rabu, 15 Oktober 2014, semua guru SD Negeri Pringsurat 1 sedang mengikuti kegiatan MOPSI Tingkat Kabupaten Temanggung di SMP Negeri 1 Bangsari Parakan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.